Public Lecture with Bambang Brodjonegoro

Tak bisa dipungkiri, terjadi ketimpangan pembangunan di kawasan Indonesia bagian timur. Ketertinggalan ini coba dikejar oleh pemerintahan Joko Widodo. Dari berbagai berita, kita melihat geliat pembangunan infrastruktur di Papua mulai tampak, fokus turisme tak melulu Bali-sentris tapi kini mulai menyebar ke berbagai area di Indonesia yang memang punya banyak potensi wisata. Sesuai dengan agenda prioritas Presiden Joko Widodo yang diberi nama Nawa Cita, ingin membangun Indonesia dari batas terluar untuk menuju Indonesia yang berdaulat secara politik, serta mandiri dalam bidang ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan.

Sejalan dengan berbagai program pembangunan yang cukup agresif dan masif digerakkan, pada hari Senin 12 Maret lalu, bertepatan dengan Labour Day, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional / Kepala Bappenas, Bambang Brodjonegoro memberikan Kuliah Umum di Sidney Myer Asia Center, University of Melbourne. Bertajuk, Building Indonesia from the East: Development Prospect and Challenge, selama satu jam Menteri Bambang membedah satu per satu tantangan yang dihadapi Indonesia, target yang harus dicapai, dan sektor apa saja yang tengah digarap.

Dari pemaparannya, para peserta yang kebanyakan merupakan mahasiswa dan akademisi dapat mencermati bahwa masih ada 10.12% penduduk Indonesia yang berada di bawah garis kemiskinan. Persentase yang “seolah-olah” kecil ini sesungguhnya terbilang besar jika dilihat dari angka sesungguhnya. “Dari persentase ini menunjukkan bahwa masih ada 26 juta penduduk Indonesia yang hidup di bawah garis kemiskinan. Total kemiskinan di Indonesia masih lebih tinggi dari total populasi di Australia,” tambah Bambang. Dan tingkat kemiskinan tertinggi berada di timur Indonesia, tepatnya di Papua Barat, Papua, dan Nusa Tenggara Timur (NTT).

Tampak pula kasus menarik yang terjadi perihal perbandingan pengangguran antara Indonesia bagian barat dan timur. Pengangguran di timur Indonesia lebih rendah daripada di bagian barat. Namun, kemiskinan masih jadi “hantu” bagi kawasan timur. Artinya, warga di Indonesia bagian timur dibayar jauh lebih rendah.

Beranjak dari berbagai variabel yang tampak, pembangunan di timur Indonesia memang perlu mendapat perhatian khusus. Fokusnya adalah bagaimana meningkatkan produktivitas dan daya saing lokal. Menurut Bambang, pembangunan area strategis perlu dilakukan untuk meningkatkan daya saing lokal.

Lalu bagaimana caranya? Pemerintah tengah membangun tiga zona ekonomi di antaranya; special economic zone, industrial zone, dan national tourism strategic area. Artinya, pembangunan infrastruktur diperlukan. Sebut saja, pembangunan jalan tol, pelabuhan, bandara, dan fasilitas publik lainnya yang membutuhkan keterlibatan swasta.

Di sektor national tourism strategic area, Bambang menambahkan bahwa kini pemerintah Indonesia tengah memperkenalkan 10 New Bali, seperti Danau Toba (Sumatera Utara), Kepulauan Belitung, Pulau Seribu (DKI Jakarta), Tanjung Lesung (Jawa Barat), Borobudur (Jawa Tengah), Gunung Bromo (Jawa Timur), Mandalika (Lombok), Labuan Bajo (Flores), Wakatobi (Sulawesi Tenggara), dan Morotai (Maluku). Selain itu Indonesia juga mulai hijrah ke value added economy ketimbang hanya mengekspor material mentah. Indonesia saat ini mulai menengok ke pemrosesan produk tambang.

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional / Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro

Di bidang kesehatan, Bambang menggarisbawahi ancaman kasus stunting yang masih mendera Indonesia. Stunting merupakan masalah kurangnya asupan gizi dalam waktu lama. Stunting terjadi mulai dari dalam kandungan dan mulai terlihat saat anak berusia dua tahun. Indonesia ada di urutan kelima jumlah anak dengan kondisi stunting. Provinsi di Indonesia dengan persentase stunting terbesar banyak ditemukan di timur Indonesia. Bahkan Bambang juga menyebutkan bahwa kasus ini juga masih ditemukan di Bogor, area yang sangat dekat dengan ibukota negara. Anak dengan kondisi stunting dalam jangka panjang akan sulit untuk produktif dan mengoptimalkan potensinya, karena itulah sektor perencanaan pembangunan nasional menekankan masalah gizi kronis yang terkait erat dengan kemiskinan.

Masih di sektor kesehatan, Bambang Brodjonegoro juga berharap bisa mempercepat pembangunan jaringan broadband di Indonesia timur. Konektivitas menjadi krusial terutama di kawasan pedalaman Papua yang seringkali masih mengalami kesulitan akses terhadap rumah sakit hingga dokter. Menurut Bambang, dengan pembangunan broadband, diarapkan kemudian bisa menerapkan telemedicine di area-area sulit. Telemedicine memang telah diperkenalkan di berbagai tempat di dunia, termasuk di Australia. Nantinya, misalnya saja, dokter lokal di Papua yang hendak mengoperasi pasien bisa berkomunikasi dengan dokter-dokter ahli di kota besar seperti Jakarta atau Makassar. Walau diakui masih ditemukan banyak kendala, tapi telemedicine bisa menjadi alternatif yang diperlukan. Tak hanya itu, untuk menghubungkan Papua yang punya medan sulit, pemerintah tak hanya membangun jalan tapi juga fokus pada pembangunan bandara-bandara kecil. Keterhubungan lewat udara terbilang paling mungkin dan mudah untuk “menaklukkan” area Papua.

Tentu pekerjaan rumah pemerintah yang diemban sangat besar. Apalagi “usia” pemerintahan Jokowi periode ini tinggal sebentar. Tapi berbagai upaya pemerintah dalam mengejar ketertinggalan pembangunan di area timur Indonesia perlu terus terjaga dan didukung. Indonesia terbentang luas dari barat ke timur, dari selatan ke utara. Sudah seharusnya pembangunan dilakukan menyeluruh hingga ke pelosok Indonesia.

 

 

 

Apa Kata Mereka

 

Sri Dean

Pak Bambang itu selalu bagus dalam menyampaikan pemaparan, selalu sistematis, jelas dan mudah dipahami. Kita jadi semakin mengerti secara umum bahwa pembangunan di daerah timur memang selalu tertinggal. Itu mungkin memang peninggalan dari pemerintahan-pemerintahan sebelumnya. Pembangunan infrastruktur dan konektivitas semoga bisa dicapai. Tapi yang saya ragukan itu soal bantuan langsung, kita sering dengar adanya bantuan langsung ke berbagai daerah. Bukan hanya rawan disalahgunakan, tapi kurang membekali masyarakat, jadi setelah bantuan diberikan, sudah selesai. Tapi tentu program-program lainnya dari pemerintah sekarang ini mudah-mudahan bisa membantu memperkecil ketimpangan yang terjadi.

 

Aloysius Donny P.

Informasinya padat dan komperhensif. Kita jadi bisa melihat berbagai isu yang dialami Indonesia dari segala aspek. Saya sangat tertarik dengan fokus kementrian perencanaan pembangunan Indonesia terhadap kasus stunting dan juga soal pembangunan titik-titik turisme baru.

 

Ummunisa Hidayati

Bagus banget. Saya sempat bekerja di sebuah area pedesaan di NTT, jadi kasus-kasus yang diangkat Pak Bambang sangat dekat dan familiar. Memang seharusnya kuliah umum yang menghadirkan jajaran kementrian sering dibuat, sehingga kita terpapar dengan apa yang terjadi di Indonesia dan kita mendapat perspektif dari pemerintah. Kita jadi tahu kondisi di lapangan, benturan apa yang terjadi, dan apa saja kritiknya dan apa yang perlu diperbaiki. Sekarang yang kita pelajari kan teori, tapi kita tidak tahu prakteknya di lapangan. Dan ketika kita tahu prakteknya di lapangan pun kita jadi tahu kritik, benturannya gimana, dan kita tahu di mana yang harus diperbaiki.

 

 

 

Deste