Global Town Hall 2020: Membangun Dunia Pasca COVID-19

Baru-baru ini, Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI), organisasi yang bergerak di bidang kebijakan luar negeri, menggelar konferensi internasional bertemakan “Global Town Hall: Rebuilding From the COVID-19 World.” Konferensi ini mendatangkan para politikus, ahli politik, professor, serta public figure dari seluruh dunia sebagai pembicara. Berikut poin-poin ringkasan dari konferensi ini.

Cooperation and Collaboration

Di pidato pembuka konferensi, Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi mengusung tema “kerjasama dan kolaborasi.” Mengutip pidato Presiden Joko Widodo di Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB): “There is no point of celebrating victory among ruins. There is no point of becoming the largest economic power in the midst of a sinking world.” Retno mencetuskan bahwa dunia saat ini saling berhubungan satu dengan yang lainnya dan akan lebih menguntungkan bagi semua pihak untuk maju bersama dan mengesampingkan kompetisi. Dirinya menyatakan bahwa posisi Indonesia di kancah geopolitik internasional adalah untuk mempertahankan solidaritas, kedamaian, dan stabilitas di daerah Indo-Pacific, khususnya wilayah ASEAN. Retno juga menghimbau agar negara-negara saling bekerjasama dalam upaya penemuan vaksin COVID-19 dan memastikan agar vaksin tersebut kelak dapat diakses dan terjangkau bagi semua negara.

Status Dunia dan COVID-19 Saat Ini

Panel pertama yang mendiskusikan keadaan dunia saat ini dan COVID-19 menyinggung isu-isu seputar tatanan dunia, geopolitik, serta multilateralisme. COVID-19 berperan besar dalam mempercepat perubahan-perubahan dalam segi tatanan dunia (world order) dan pemerintahan global (global governance). Mantan Duta Besar Singapura untuk Amerika Serikat, Chan Heng Chee Professor, memprediksi kemungkinan semakin renggangnya hubungan AS-Tiongkok dikarenakan ketegangan yang diakibatkan oleh pandemi. Sedangkan dalam skala global, COVID-19 memaksa sebagian besar negara untuk menutup diri dan berfokus terhadap kebijakan dalam negeri. Professor Amitav Acharya dari American University dan Ichiro Fujisaki, mantan Duta Besar Jepang untuk Amerika Serikat, berpendapat bahwa COVID-19 telah melemahkan kekuatan diplomatik Tiongkok di mata dunia.

Meski demikian, Menteri Luar Negeri Tiongkok Wang Yi menggemakan tema kolaborasi dan kerjasama secara multilateral dengan negara-negara di wilayah Asia Pasifik dalam memerangi pandemi COVID-19. Professor Wu Xinbo dari Shanghai Fudan University turut menambahkan bahwa pandemi kali ini memberikan Tiongkok suatu pelajaran penting bahwa pemerintahan yang baik lebih penting daripada pertumbuhan ekonomi. Dirinya juga menghimbau negara-negara di daerah Asia Pasifik agar tetap menjaga solidaritas dan turut bekerjasama dalam menangani krisis kesehatan masyarakat ini.

The ‘Great Social Reset’

Dino Patti Djalal, founder dari FPCI dan mantan Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat mengklaim bahwa COVID-19 telah menjadi virus politik yang me-reset berbagai hal, termasuk geopolitik. Menurutnya, kondisi pandemi akan mengurangi persaingan antar negara dan meningkatkan kerjasama antar negara dalam upaya membangun kembali ekonomi yang hancur akibat COVID-19. Selaras dengan pernyataan ini, Menteri Luar Negeri Australia, Marise Payne, mengumumkan bahwa Australia akan turut berperan dalam menciptakan wilayah Indo-Pasifik yang damai, berdaulat, dan tangguh. Guna mengimplementasikan rencana ini, Australia telah mengucurkan dana sebanyak 20 juta dolar kepada ASEAN untuk membantu menanggulangi pandemi. Australia juga berkomitmen di Australia-ASEAN Summit untuk meningkatkan kerjasama ekonomi yang komprehensif, memperbanyak investasi, dan meningkatkan jumlah proyek kerjasama di bidang infrastruktur di daerah ASEAN agar mempercepat proses pemulihan ekonomi.

Mengatasi Resesi Ekonomi Terburuk di Masa Kini

Direktur World Bank, DR Mari Pangestu mengatakan bahwa COVID-19 merupakan krisis multidimensi. Maka untuk mengatasinya, diperlukan solusi yang multidimensi pula. Kuncinya adalah untuk tetap fleksibel dan mudah beradaptasi terhadap keadaan. Dirinya mengingatkan agar negara-negara dalam memikirkan solusi untuk tidak membuat kebijakan yang dapat merugikan diri sendiri dan pihak lain untuk jangka panjang. Penting pula untuk mempertimbangkan krisis lain seperti perubahan iklim dan faktor resiliensi saat merancang solusi.

Richard Samans, Direktur Riset di International Labour Organization menyatakan bahwa krisis pengangguran dan lowongan kerja tidak terjadi di seluruh sektor pekerjaan. Maka dibutuhkan analisa yang akurat dan kucuran modal di industri yang tepat untuk menciptakan lapangan kerja. Dalam menyikapi angka pengangguran yang meningkat akibat pandemi, Jin Liqun, Presiden Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) berpendapat bahwa pendidikan kejuruan (vocational study) memiliki peran penting. Agar generasi muda dapat mengisi kebutuhan pekerja di era artificial intelligence (AI), dibutuhkan pendidikan kejuruan yang tepat pula. Selain AI, Wakil Presiden Asian Development Bank, Ahmed Saeed dan Professor Takatoshi Ito dari Columbia University juga menyebut bidang sustainability dan ekonomi digital sebagai area yang akan berkembang pasca COVID-19.




Discover

Sponsor

spot_imgspot_img

Latest

50 tahun Mengukir Prestasi | Professor Margaret Kartomi

Malam itu di salah satu bangunan terbaru yang dibangun di Monash University, yaitu Jazz Club di Ian Potter Center for Performing Arts, dipenuhi dengan tamu yang berseliweran...

Program Professional Year

Pada artikel sebelumnya kita membahas bahwa lulusan dari Accounting, Engineering dan IT bisa  mendapatkan 5 poin tambahan melalui Program Professional Year. Pada artikel ini...

Menulis Kembali Jejak dan Peran Kaum Tionghoa di Indonesia

Topik mengenai kaum minoritas sering menjadi isu kontroversial di Indonesia, terutama ketika menyinggung kaum minoritas etnis Tionghoa. Mengutip survei dari buku "Contentious Belonging: The...

Keunikan AFL Menjalani Musim Footy di Tahun 2020

Australian Football League (AFL) bukanlah hal yang asing lagi bagi kalian yang tinggal di Australia, terutama Victoria. Mulai dari bulan Maret hingga September, biasanya...

Merayakan Akhir Pekan Sambil Menabuh Gamelan

Sekitar 20 orang memilih menghabiskan akhir pekan mereka di 443-447 St. Georges Rd, Thornbury, yang jadi markas kelompok Gamelan DanAnda. Rupanya di petang 24...