BONA TAON 2017

Ratusan orang memadati aula Brunswick Town Hall pada hari Sabtu terakhir Februari silam untuk menghadiri acara tahunan organisasi masyarakat Sumatera Utara di Melbourne, yaitu Bona Taon.

Bona Taon, yang secara harafiah memiliki arti “buka tahun” ini, merupakan acara tradisi kumpul bersama bagi masyarakat Batak untuk menyambut tahun baru, sekaligus melepas rindu pada keluarga atau saudara sekampung halaman.

Di Melbourne, rangkaian acara dibuka dengan sesi ibadah dan pembawaan renungan singkat oleh Pendeta Ivan Sitompul, yang kemudian disusul dengan penyampaian kata sambutan dari Ketua Umum Bona Taon 2017, Antonius Tobing, dan perwakilan KJRI, Konsul Pensosbud O’Conroy Doloksaribu.

Ketua Bona Taon 2017 Antonius Tobing
Ketua Bona Taon 2017 Antonius Tobing

Tak lama setelah perut para tamu dikenyangkan oleh hidangan khas masyarakat Batak, mereka dihibur oleh penampilan angklung dari Dharma Wanita Persatuan (DWP) KJRI Melbourne, juga tari-tarian dan persembahan lagu daerah Sumatera Utara, yang serta merta mendapat sambutan meriah dari para penonton.

Selain adanya penampilan angklung, yang juga membedakan acara tahun ini dengan tahun-tahun sebelumnya adalah status organisasi penyelenggara, Bona Pasogit Victoria (BPV), yang akhirnya sudah resmi terdaftar sebagai salah satu organisasi kedaerahan Indonesia di Melbourne. Hal ini tentunya membawa kebahagiaan tersendiri bagi para anggota.

Antonius Tobing merasa senang karena pemerintah kota Melbourne mau menerima organisasi warga Batak, yang umurnya sudah belasan tahun ini, dengan tangan terbuka. Menurut Anton, keputusan pemerintah kota ini dijalankan sebagai bentuk apresiasi terhadap multikulturalisme di kota Melbourne.

Anton lanjut menjelaskan bahwa ternyata ada beberapa keuntungan yang diperoleh BPV karena sudah resmi terdaftar sebagai organisasi kedaerahan di kota ini, salah satunya meliputi hak pemakaian fasilitas umum pemerintah. “Dengan terdaftarnya organisasi Bona Pasogit Victoria di Consumer Affairs Victoria (CAV), artinya kita memiliki hak untuk memakai fasilitas-fasilitas yang dimiliki oleh city council, “ ujarnya.

Sajian tarian tradisional Sumatera Utara yang sangat menghibur
Sajian tarian tradisional Sumatera Utara yang sangat menghibur

“Dan saya melihat hubungan ini sebagai hubungan timbal balik, karena pada saat yang bersamaan, keberadaan organisasi kami juga membuat nilai diversity (keberagaman) di kota ini menjadi semakin nyata,” tambahnya bangga.

Promosi Bona Taon melalui majalah, radio, restoran, hingga media sosial Facebook yang dinilai cukup kuat, telah menghadirkan setidaknya 200 orang tamu. Jumlah ini tidak disangka telah melebihi ekspektasi para panitia penyelenggara.

Melalui peristiwa ini, Anton berharap agar kedepannya, komite Bona Pasogit Victoria lebih percaya diri dalam membuat acara agar tidak tanggung-tanggung.

Persembahan angklung oleh DWP KJRI Melbourne
Persembahan angklung oleh DWP KJRI Melbourne

“Harapan saya adalah agar kita lebih optimis dan tidak takut bila ingin membuat acara yang besar, karena dari pengalaman ini, kita sudah belajar bahwa acara ini pasti akan disukai orang.”

Acara yang berlangsung selama empat jam ini kemudian ditutup dengan sesi menari bersama seluruh anggota organisasi Bona Pasogit Victoria, diikuti para tamu hadirin yang ingin bergabung dalam keceriaan mereka. Gerakan tarian diiringi lagu “Sinanggar Tulo” serta kumpulan lagu daerah Sumatera Utara lainnya.

Tentunya Bona Pasogit tidak menutup diri hanya untuk masyarakat Batak. “Semoga melalui acara ini, mereka yang baru tiba di Australia dan belum bergabung dalam komunitas Indonesia mana pun bisa mendapatkan bantuan dari kami, minimal dalam hal informasi. Dan apabila telah mendapatkan teman baru dari acara ini, biarlah hubungan pertemanan tidak hanya sampai di sini, tapi agar selalu keep in touch atau follow up satu sama lain,” tutup Anton.

Pdt. Ivan Sitompul memimpin ibadah ucapan syukur atas tahun yang baru
Pdt. Ivan Sitompul memimpin ibadah ucapan syukur atas tahun yang baru
Hidangan khas Batak menuai banyak penggemar
Hidangan khas Batak menuai banyak penggemar
Aula Brunswick Town Hall dipadati setidaknya 200 pengunjung
Aula Brunswick Town Hall dipadati setidaknya 200 pengunjung
Seorang tamu, Iisje Bakar Tobing menyelipkan uang pada jemari para penari yang merupakan tradisi Tari Tortor adat Batak
Seorang tamu, Iisje Bakar Tobing menyelipkan uang pada jemari para penari yang merupakan tradisi Tari Tortor adat Batak

  

APA KATA MEREKA * 

Lisbet, Damian, dan Caleb Smith
Lisbet, Damian, dan Caleb Smith

DAMIAN SMITH, 46

I think it’s great that Indonesians from the same or common tribes get together to celebrate their culture with their children, especially the children who were born here in Australia to see this culture. And, also, especially because God is incorporated in this community.

I think my favorite part of the event, personally is seeing all the different culture backgrounds, the angklung play for instance, get involved. I’ve never seen those before. And it gives me a much better appreciation of the culture. Also, bringing people together in here, from different parts of Victoria and Tasmania, people will all of the sudden make new friends, they pray, also meet a bunch of other people. That’s one of the things I can see so far.  

Positive advice, my feeling is that they will need to probably look at either a bigger venue, or the more organised one, because I think, it’s obvious that the amount of people here are more than they expected. I think this community is growing, so to me it looks like they need probably, expanding. It’s a positive thing that it’s growing. I think it’s great. Other than that, I think they’ve done a great job.

LISBET SORMIN SMITH, 41

Kami tahu acara ini dari undangan di Facebook, melalui community Batak di Victoria dan Tasmania.

Kita kan dari Indonesia, dari suku yang berbeda-beda. Seperti Batak, misalnya, yang sendirinya memiliki enam jenis etnik yang berbeda dan berkomunikasi dalam bahasa yang berbeda pula. Melalui event ini, we get together, karena sekalipun kita di perantauan, tetap harus mempertahankan kesatuan. “Dalihan Na Tolu”, itu adalah lambang kesatuan kita. Saya sebagai orang Batak Toba, sejauh manapun saya berada, saya akan ajarkan anak saya mengenai latar belakang suku ibunya, dengan tujuan agar budaya kita itu tidak hilang, karena budaya memang harus kita jaga.

Dan yang paling utama itu adalah kebersamaan. Tadi yang saya sangat senang dari event ini adalah karena melibatkan pengunjung dan juga Tuhan, melalui ibadah. Karena meskipun kita jauh dari negara kita, tapi kita tetap berpegang pada Tuhan, dan melalui budaya kita harus bisa memuliakan Tuhan.

Bagian favorit saya adalah khotbahnya, yang isinya adalah untuk melibatkan Tuhan dalam segala hal. In the very first event, there was no service nor prayer, just the cultural dancings, so in this event, this is definitely the part that I like. Secondly, lagu-lagu dan penampilannya, tapi yang paling utama buat saya bagian ibadahnya, karena mengingatkan kita akan Tuhan. So, we came not only to have fun, but also to be reminded.

For the next event, mungkin lebih di-organise, lebih banyak orang yang datang. Dan juga mungkin media khusus yang menampung informasi tentang adat Batak dan nilai-nilai kebudayaannya, seperti yang bapak tadi sudah presentasikan, bisa lebih dikembangkan lagi, agar informasi yang ada bisa kita bagikan untuk generasi ke depan, termasuk untuk anak saya, Caleb.

 

ida-simanjuntakIDA SIMANJUNTAK TAMEI, 54

Aku memang sudah familiar dengan acara ini, karena kan tahun lalu aku Ketua Bona Taon. Tapi kali ini aku gak terlibat, karena sibuk, jadi aku berusaha bantu seadanya saja.

Acara ini sebenarnya bagus, ya, karena orang Batak melalui acara ini bisa bertemu satu sama lain, baik dari Tasmania, Warnambool, atau Geelong. Ini adalah satu momen yang bagus untuk get together bagi orang Batak, karena pada dasarnya kalau orang Batak ditarik-tarik satu sama lain bersaudara semua, gitu.

Bagian favoritku adalah waktu makan-makan. Karena kita kan jarang, ya, makan makanan khas kita sendiri, seperti saksang dan arsik. Dan karena bumbu aslinya, contohnya andaliman, kan cuma ada di Batak.

Kalau kritik sih tidak ada, karena kita kan semua masih mau belajar bagaimana yang terbaik dari setiap pengalaman untuk kedepannya. Jadi disarankan agar kita selalu datang lah, ke Bona Taon, supaya anak-anak kita saling tahu darimana kita berasal. Karena kalau kita mau pulang tiap tahun kan mahal. Tapi dengan kita membawa anak-anak ke acara ini, mereka akan mendapatkan suatu memori about their roots.

 

allan-graham-kananALLAN GRAHAM PANGARIBUAN, 21 (kanan)

Saya dari tahun ke tahun memang sudah pernah ikut acara Bona Taon. Khusus untuk acara yang ini, saya tahu dari teman, karena disebarkan melalui Facebook dan mouth to mouth juga.

Saya merasa senang banget, karena makanannya enak. Dan karena saya sendiri orang Batak, bisa melihat tari-tarian Batak itu membuat senang sekali, karena membuat saya ingat rumah di Indonesia.

Bagian favorit saya adalah bisa melihat teman saya tampil menari.

Sebenarnya dari tahun ke tahun, Bona Taon di Melbourne mirip seperti Bona Taon di Indonesia. Menurut saya, acara ini overall cukup baik.

 

Nasa