Master Hong Jun Lu adalah sosok praktisi ajaran Budha yang terkemuka. Namanya tidak hanya berdengung bagi sesama penganut ajaran yang sama, tetapi juga di kalangan masyarakat dunia. Selama kurang lebih 20 tahun beliau telah mengabdikan hidupnya untuk menggalakkan budaya Tiongkok, menyebarkan pengajaran agama Budha dan juga mendukung perdamaian dunia. Usahanya yang tanpa henti membuahkan hasil yang tak terkira nilainya dan seringkali memperoleh penghargaan secara internasional. Seperti apa sih keseharian seorang Master Lu yang juga dijuluki sang Boddhisatva ini? Mari kita telusuri bersama.
Master Lu memegang peranan penting dalam upaya mempererat tali persahabatan antar Australia dan negeri Tiongkok. Hal ini dimungkinkan melalui 2OR Australia Oriental Radio yang diketuainya. Sarana komunikasi radio ini berlaku sebagai medan pertukaran intelektual dalam beragam bidang. Berbagai bidang tersebut mencakup, namun tidak terbatas pada, perekonomian, perdagangan, kebudayaan, perihal seni, politik, pendidikan dan lain-lain. Stasiun radio ini adalah stasiun berbahasa Mandarin pertama dan satu-satunya yang ada di Australia.
Kesuksesannya juga telah menarik perhatian kalangan pemerintahan Australia dan negeri Tiongkok tanpa terkecuali. Bahkan mantan Perdana Menteri Australia, Julia Gillard, pernah menjambangi studio siaran radio 2OR.

Melalui perhimpunan Guan Yin Citta Dharma Door yang didirikannya, Master Lu membimbing para pengikutnya dengan ilmu metafisika yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Metafisika, yang merupakan salah satu cabang teori filsafat, menelusuri pemahaman mengenai penyebab segala suatu yang memungkinkan satu perihal itu menjadi ada atau nyata. Master Lu memberikan pengertian pada para pengikutnya, bahwa segala permasalahan duniawi yang kita hadapi, apapun itu, pasti dapat dipecahkan. Master Lu mengajarkan aneka cara yang dapat ditempuh secara efektif untuk menyelesaikan bermacam masalah umum yang menyangkut kesehatan, karir, maupun perihal hubungan dengan sesama.
Ajaran Guan Yin Citta menghimbau pengikutnya untuk menerapkan tiga buah hal yang dijuluki ‘golden practices’, dalam kehidupan mereka sehari-hari. Hal-hal tersebut mencakup mengucap naskah ajaran Budha, berupa sutra dan mantra, secara rutin dan bersungguh-sungguh; menerapkan pembebasan kehidupan, terutama bagi makhluk yang ditakdirkan pada pengorbanan; dan hal terakhir yang tidak kalah pentingnya, berikrar untuk memberikan pertolongan pada sesama.
Master Lu menerapkan hal-hal tersebut tanpa pengecualian dan juga tanpa mengharapkan imbalan apapun. Alhasil, perhimpunan ini telah mencapai 10 juta orang anggota dalam waktu yang cukup singkat. Pengajaran Master Lu yang bertumpu pada kebaikan dan belas kasihan terhadap sesama ini diakui oleh masyarakat dunia di kancah internasional. Upaya mulia dalam hal perdamaian dunia membawa Master Lu menjadi pembicara utama dalam World Peace Summit di Kongres Amerika Serikat pada tahun 2014. Di ajang ini jualah, ia dianugerahi penghargaan World Ambassador for Peace Award.
Ceramah Terbuka di Plenary Hall Melbourne Convention and Exhibition Centre (MCEC)
Akhir pekan yang lalu, tepatnya 20 November 2016, Master Lu mengadakan ceramah terbuka bagi khalayak umum. Acara yang diadakan di Plenary Hall Melbourne Convention and Exhibition Centre (MCEC) tersebut dipenuhi oleh setidaknya seribu orang pengunjung yang dengan antusias mendengarkan pengajaran Master Lu.
Ruangan seminar yang nyaris penuh itu kerapkali dihiasi gemuruh tepuk tangan setelah mendengar dengan cermat penjelasan bijak Master Lu.
Dengan kemampuan spiritual yang dimilikinya, Master Lu dapat meneropong ke dalam kehidupan masa lampau, masa kini dan masa depan seseorang, cukup dengan mengetahui tahun kelahiran dan shio orang tersebut. Kemampuannya itu terlihat ketika acara memasuki sesi tanya jawab. Hanya dibutuhkan beberapa saat setelah kedua buah informasi diperoleh, sebelum Master Lu melontarkan hal spesifik yang menyangkut orang tersebut. Diiringi anggukan halus sang penanya seraya menyetujui omongan Master Lu.
Master Lu juga terbukti adalah seorang yang humoris, kerapkali beliau melontarkan guyonan ketika menjawab pertanyaan penonton di sesi tanya jawab ini. Contohnya, ketika seorang pemudi menanyakan saran untuk hal percintaannya. Master Lu menyarankan agar sang pemudi menjalin hubungan dengan seorang pria yang juga seorang penganut ajaran Guan Yin Citta. Tambahnya lagi, sang pemudi cukup memilih dari para pemuda yang hadir pada petang tersebut. Ucapan Master Lu ini pun disambut dengan tepuk tangan dan tawa meriah para penonton.
**Wawancara Eksklusif dengan Master Lu**
Ditemani seorang penerjemah, BUSET berkesempatan memperoleh wawancara eksklusif dengan Master Lu sebagai berikut.
BUSET:
Terima kasih banyak untuk kesempatan ini, Master Lu. Bagaimana perasaan Master Lu memberikan seminar terbuka pada kesempatan kali ini di Melbourne?
Master Lu:
Saya sangat senang bisa datang ke kota Melbourne, terutama karena terdapat cabang kami di sini. Dengan adanya perhimpunan amal agama Buddha, saya dapat membantu sesama dengan menyebarkan ajaran mengenai belas kasih dan menghimbau agar kita semua dapat terus berbuat baik dan menolong satu sama lain. Juga tidak kalah pentingnya, pesan-pesan anti kekerasan. Melihat banyaknya peminat yang datang menghadiri acara kami hari ini di Melbourne, saya merasa sangat senang dan puas sekali. Termasuk majalah BUSET.
BUSET:
Banyak sekali masyarakat Indonesia yang juga menganut ajaran Guan Yin Citta. Apakah harapan dan pesan-pesan yang dapat Master Lu berikan pada para praktisi ajaran Guan Yin Citta ini?
Master Lu:
Dari masyarakat Indonesia, kami memahami bahwa mereka adalah orang-orang yang sangat ramah dan penuh kebaikan. Saya pernah mengunjungi pulau Batam dan juga DKI Jakarta, dan itulah kesan yang saya peroleh dari sekitar kurang lebih 10,000 pengikut kami dari Indonesia. Saya berharap kami dapat membantu mereka semua untuk menjalankan ajaran Budha dengan baik, dimulai dari pengucapan Sutras dan Mantras. Hingga mereka dapat memperoleh berkah Guan Yin Boddhisatva agar mereka memiliki prospek karir dan kesehatan tubuh yang lebih baik lagi. Juga agar mereka dapat berprestasi dalam studi dan pekerjaannya, agar kualitas kehidupan mereka di Australia juga meningkat.
Sangat umum kiranya, kehidupan di jaman modern ini penuh dengan berbagai tekanan dan stress dari pelbagai penjuru. Hal ini menyebabkan tidak sedikit umat yang mengalami gangguan mental. Penerapan ajaran Guan Yin Citta berupa Sutra dan Mantra akan sangat berguna agar para praktisi menerima berkah dan perlindungan sang Boddhisatva. Ini akan membantu mereka untuk mencapai keseimbangan dalam keadaan pikiran.
BUSET:
Banyak sekali penghargaan yang telah dianugerahkan pada anda, Master Lu, salah satunya Justice of the Peace. Upaya apa saja yang telah Master Lu upayakan untuk memperoleh penghormatan seperti demikian, dan bagaimana perasaan Master Lu setelah menerima semuanya itu?
Master Lu:
Sangat penting untuk diingat yaitu membantu sesama, itulah tujuan utama dari gelar Justice of the Peace. Beberapa gelar lain yang telah diberikan pada saya ada Dato dari Malaysia dan Duta Besar dari Pendidikan Perdamaian (Ambassador of Peace Education) dari Persatuan Bangsa-Bangsa. Inti dari semua gelar ini adalah untuk menggalakkan perdamaian dunia, sebab dengan adanya perdamaian dunia, kita memperoleh kesempatan untuk menyelesaikan segala masalah di dunia, apapun itu. Kita bisa mempraktekkan rasa belas kasih dan kebijaksanaan kita untuk menyingkirkan rasa cemas dan kesedihan. Jika kita bisa mencapai kebebasan pikiran, itu lah arti kebebasan yang sesungguhnya, menurut ajaran agama Budha. Harus diingat kesehatan mental dan rohani itu sangat penting, karena tanpa itu akan sulit untuk mencapai kesehatan jasmani.
BUSET:
Terima kasih sekali lagi untuk waktunya, Master Lu. Sebagai penutup, apakah ada pesan dan kesan yang mau Master Lu sampaikan?
Master Lu:
Saya harap majalah BUSET bisa berjalan dengan baik dan maju terus ya. Juga saya harapkan, semoga bisa berkembang lagi ke Sydney, karena di sana juga banyak anggota komite kami yang berkewarganegaraan Indonesia. Jadi nanti kalau ada kesempatan, saya ingin sekali mendukung pengembangan majalah BUSET di Sydney agar komunitas Indonesia di sana dapat berkumpul lebih erat lagi.
Ishie