Love Mudika ‘Cause Mudika Loves You
9 September 2017, sebuah hotel yang berada pada Exhibition Street dipenuhi lebih dari 100 orang Indonesia dengan beragam busana lampau. Di depan lobi Rydges Hotel terlihat dua orang lelaki bertubuh besar yang terlihat mengawal acara tersebut.
Begitu para tamu menaiki anak tangga yang ada di depan, langsung terdengar irama musik hasil aransemen tahun 50-an. Para tamu langsung disambut oleh panitia yang kemudian menawarkan mereka untuk berfoto sebagai kenang-kenangan, juga mengantar para tamu ke meja masing-masing.
Suasana Bobby McGees memang sangat retro hari itu, sesuai dengan tema selebrasi ulang tahun Muda Mudi Katolik (Mudika) Melbourne yang ke-25 tersebut. Sambil menyantap hidangan 3 course meal, para tamu dapat menikmati suasana tempo dulu dengan berbagai lagu serta tari-tarian tahun 50-an. Retro Night: Let the Good Times Roll, begitulah tema yang diusung Mudika Ball kali ini.
Mudika Ball memang telah diadakan beberapa kali, pertama untuk merayakan ulang tahun Mudika Melbourne yang ke-15 pada tahun 2007, kemudian yang ke-21 pada tahun 2013.
Project Manager Mudika Ball 2017 Eugene Eufrasia Ezra, atau yang lebih akrab disapa Ezra, menjelaskan kalau ada makna di balik terpilihnya tema retro night tersebut. “Sebenarnya mau mengingatkan saja, kalau good times itu bukan di Mudika Ball saja, tetapi along the way dan untuk ke depannya juga.”
Pencapaian Mudika ini juga menjadi bahan refleksi bagi Ezra yang merasa diingatkan kembali untuk terus belajar oleh pengalamannya menjadi Project Manager Mudika Ball ini.
“Karena menurut aku semua [anggota panitia Mudika Ball] luar biasa semangatnya. Spirit mereka itu benar-benar menakjubkan. Melihat spirit mereka yang selalu mau tahu dan belajar, juga membuat aku ingat untuk terus belajar lagi.”
Salah satu pendiri Mudika, Lee Lian Oei juga merasa bahagia juga bangga akan organisasi bentukannya ini. Mudika yang awalnya dibentuk dengan susah payah, kini telah memiliki lebih dari 100 anggota. “Pada awalnya sulit sekali (untuk menggabungkan anak-anak muda), hanya ada om-om dan tante-tante yang mau menarik anak-anak muda. Hingga akhirnya kami berhasil meminta kira-kira 10 orang anak muda untuk bergabung,” tutur Lee Lian.
Tak terasa waktu telah berlarut hingga tiba saatnya untuk meninggalkan acara. Tak pelak, semua hadirin merasa puas dan pulang dengan bahagia.
***
Apa Kata Mereka?
Eugene Eufrasia Ezra
(Project Manager Mudika Ball 2017)
Untuk anak-anak Mudika, aku harap mereka tahu kalau kemanapun mereka pergi, mereka tahu Mudika itu akan selalu ada buat mereka, selalu jadi rumah buat mereka, mereka bisa pulang kapanpun yang mereka mau.
Untuk yang belum bergabung dengan Mudika, come to Mudika, karena kita open buat teman-teman semuanya. And love Mudika, cause Mudika loves you. Itu tagline kita, itu tradisi kita. Kita saling memberi – berilah karena kamu akan menerima. Thank you.
Filati Regina
(Panitia Mudika Melbourne)
Cukup unik sih, biasanya kan kalau acara-acara kayak begini pakai tema-temanya formal, yang kita dress up-nya dress up Oscar gitu kan. Kebetulan untuk komite yang sekarang mengusung tema retro, ya cukup fun sih, jadi kita seru-seru dress up dengan tema retro gitu.
Semoga Mudika bisa lebih maju, bisa mengundang lagi lebih banyak anak-anak muda Katolik di Melbourne, supaya bisa lebih besar lagi terus mengadakan acara yang lebih bervariasi lagi, yang bisa lebih mewadahi kreativitas anak-anak Katolik Melbourne juga. Karena Mudika itu bukan sebagai kumpulan anak-anak Katolik saja, tapi juga sebagai wadah untuk kita sebagai anak muda Katolik di Melbourne itu untuk mengekspresikan talent kita, skill kita, mengekspresikan diri kita.
Felix
(Tamu Mudika Ball 2017)
Lumayan seru. Tapi kayaknya soundnya kurang sih, soundnya kurang bagus untuk acara kayak gini.
25 angka yang bagus, sudah lama juga, lama banget. Supaya terus berkembang, tambah gede, terutama keluarga Katolik di Melbourne.
Cindy
(Anggota Mudika Melbourne)
Seru sih, makanannya enak. Ya baguslah, bisa celebrate bareng-bareng untuk ulang tahun Mudika yang ke-25. Terus bisa ketemu ketua-ketua yang sebelumnya juga, bisa sosialisasi sama om tante yang biasa kita ga pernah ketemu juga.
Tetap menjadi berkat untuk orang banyak, tetap jadi terang buat orang-orang Katolik di sini. Buat jadi rumah buat orang-orang Katolik disini.
Ray
(Drummer Mudika Ball 2017)
Ini pengalaman yang, kalau menurut saya, menarik banget. Temanya kan 50s ya, retro night, ini menunjukkan juga bagaimana selera musik Mudika yang ternyata old fashion juga. Tapi buat saya personally, itu menjadi tantangan tersendiri. Karena saya diharuskan mencari aransemen 50s. Sebenarnya nggak banyak lagu sekarang yang enak dibikin 50s. Tapi fortunately kita bisa, dan ini benar-benar amazing experience buat saya.
Mudika ini sudah 25 tahun, jadi secara organisasi dia sudah matang dan bisa dijadikan contoh untuk organisasi-organisasi Kristen-Katolik lainnya yang ada di Melbourne. Jadi buat saya ya, just keep it going. Tingkatkan terus performance-nya. Ini sudah bagus mereka, secara organisasi sudah bagus banget. Tetap kompak saja.
Lee Lian Oei
(Pendiri Mudika)
Saya mengharapkan Mudika masih tetap selalu berusaha membawa teman-temannya dan terutama mereka yang baru datang di Australia untuk lebih bergabung dan juga lebih mendekat kepada Tuhan. Karena saya yakin dan percaya hanya dengan bantuan Tuhan segala usaha mereka di Australia akan berhasil. Jadi kami berusaha memberikan kasih Tuhan kepada teman-teman di sekitar kami.
JLie