Semua orang memiliki impian, tetapi hanya beberapa yang bisa mewujudkan mimpi tersebut menjadi kenyataan. Seperti halnya Luis Leeds, seorang pemuda yang berhasil menjadi pembalap profesional, persis seperti apa yang didambakannya.

PROFIL - LUIS LEEDSPada usianya yang masih belia, yakni 15 tahun, pria kelahiran Melbourne dari ibu seorang Indonesia ini telah mengikuti berbagai kejuaraan balap ternama seperti CAMS Australian Formula 4 Championship, National Australian Formula Ford Series, German and Mexican F4 Championship. Kesemuanya merupakan arena pertandingan bagi pembalap-pembalap muda terbaik dunia.

Bahkan Luis mendapatkan bintang terang bagi karirnya ketika terpilih untuk menandatangani kesepakatan bersama Red Bull Junior Team di akhir tahun 2015 silam. Sekarang ia mewakili Arden International Motorsport dalam mengikuti MSA Formula series di Inggris.

Luis William Mahendra Leeds adalah putra dari pasangan Dean Leeds dan wanita yang cukup dikenal di kalangan komunitas Indonesia sebagai pakarnya tarian tradisional di Melbourne, Maria Leeds. Remaja belia ini dilahirkan di Ibu Kota Victoria pada 6 Maret 2000. Dirinya merupakan kakak bagi kedua saudara kandungnya, Amelia Ashley Jade Maharani Leeds (13) dan Jonathan Geoffrey Mahardika Soekarno Leeds (8).

Amelia, Luis dan Jonathan
Amelia, Luis dan Jonathan

Memang dari kecil Luis sudah tidak asing dengan arena balap mobil. Pasalnya, sang ayah memiliki pekerjaan yang memiliki hubungan sangat dekat dengan pertandingan Formula 1 (F1). Namun awal ketertarikan Luis dengan dunia balap mobil dimulai empat tahun silam ketika sedang duduk di bangku sekolah Penleigh & Essendon Grammar School. “I decided that I really wanted to become a race car driver when I was around 12 years old, just after my first go kart race,” ujar pria yang baru saja merayakan ulang tahunnya ke-16 itu. Ia lalu membayangkan bagaimana bahagianya seorang pembalap F1 apabila dapat meraih kesuksesan dan kemenangan dalam setiap pertandingan. “I also loved the thrill and excitement from racing, it made me feel so alive! After my first race victory in go-karts I got extremely happy and I was addicted to doing the best I could every week,” paparnya polos.

Pemuda dengan tinggi badan 1.76 meter itu kemudian mulai mengikuti kompetisi di klub-klub go-kart. Pada tahun 2013 ia lolos menjadi salah satu peserta di Las Vegas SuperNationals yang nota bene merupakan salah satu ajang balapan go-kart ternama di dunia. Tak disangka, Luis berhasil mencapai garis finish di posisi ke-enam melawan bibit-bibit unggul lainnya yang berasal dari mancanegara. “I then made the transition to cars at a very young age. In 2015, I raced my first full year in cars competing in both the Australian Formula Ford and Formula 4 Championships. I also raced in the support class for the Formula 1 and won the race in Mexico,” tutur sang juara.

Luis pun mendambakan untuk bisa menjadi juara dunia di pertandingan bergengsi Formula 1. 

Luis bersama sang bunda, Maria Leeds
Luis bersama sang bunda, Maria Leeds

Selain bertanding di berbagai kompetisi dan mengejar mimpi demi menjadi pembalap kawakan, Luis mengaku kegiatan sehari-harinya sama dengan remaja-remaja lain seusianya. “I love listening to music. I also love spending time with friends. I can never stay inside, I have to be outside in the sun, either training or being with my friends. I also enjoy water sports. I love all sports,” katanya ramah.

Tak bisa dipungkiri, profesi seorang pembalap datang dengan resiko bahaya yang cukup tinggi. Kendati demikian, Luis bersyukur dirinya mendapatkan dukungan penuh dari seisi keluarganya, tak terkecuali sang bunda. “My mother has always inspired me no matter what I am doing in life, she has taught me to put my heart and soul into everything I do. My mum always teaches me to respect and be kind to everyone. My mum is my role model,” ujarnya mengakhiri wawancara dengan BUSET.

 

Sasha
Foto: dok. pribadi