Lahir 68 tahun yang lalu di Manado, Indonesia, Lucky Kalonta adalah seorang penyiar di tiga radio, produser sekaligus kru Nusantara TV serta Ketua dari Indonesian Club Incorporation. Awal mula Lucky datang ke Australia pada tahun 1972 adalah untuk bekerja dan menimba ilmu di bidang penerbangan, kendati pendidikannya tersebut tidak bisa lanjut sampai selesai karena kekurangan biaya. Lucky kemudian bekerja di banyak perusahaan dengan bidang yang beragam, salah duanya yaitu transportasi di Kereta Api Victoria dan telekomunikasi di Telstra.
Lucky yang kemudian mendapatkan permanent residency tiga tahun setelah kedatangannya berkesempatan untuk mengembangkan hobinya dengan menjadi penyiar di Radio Kita. Kegiatan tersebut sudah dilakukannya kira-kira selama 20 tahun hingga sekarang ini. Selain di Radio Kita (3ZZZ), Lucky juga menjadi penyiar aktif di saluran Southern FM dalam segmen yang diberi nama Good Morning Indonesia. Rupanya bukan itu saja, Lucky pula mengelola program radionya sendiri bersama dengan rekan-rekannya yang diberi nama Love & Hate di saluran 3WBC, program ini diperuntukkan bagi anak muda. Di sini, anak-anak muda diberi kesempatan untuk belajar menjadi penyiar sekaligus menyebarluaskan berita-berita Indonesia ke Australia. Radio ini menggunakan dua bahasa, Indonesia dan Inggris.
Bicara tentang media, suami dari Gerdine Kalonta ini lantas menjajaki dunia pertelevisian bersama sang istri dan kerabat mereka. Program Nusantara TV yang selalu menghias layar kaca masyarakat Victoria lewat Channel 31 disiarkan selama satu jam penuh setiap Minggu pukul 8 pagi. Kecanggihan dunia digital sekarang ini juga membolehkan kita untuk menonton program ini lewat situs www.c31.org.au kapan saja.
Nusantara TV sendiri berdiri 13 tahun yang lalu, peresmiannya berlangsung bersamaan dengan peluncuran BUSET yang notabene juga merupakan bagian dari Indonesian Club inc. di Konsulat Jenderal Republik Indonesia, Melbourne. Semua personil yang terlibat, jelas Lucky, adalah para sukarelawan namun tetap ada sponsor-sponsor yang mau dan setia mendukung. “Orang-orang yang selalu menonton juga sudah merupakan moral support yang besar,” ucapnya saat menjelaskan bagaimana Nusantara TV bisa bertahan sampai sekarang.
Lebih lanjut Lucky mengatakan jika Nusantara TV selalu terbuka bagi siapa saja yang ingin terlibat di bidang media. Selain bisa membantu mempromosikan Indonesia ke Australia, bekerja di Nusantara TV memberikan pengalaman berharga yang tentunya dapat berguna bagi karir di masa depan. Lowongan yang tersedia pun beragam, mulai dari operator kamera hingga editing.
Dalam organisasi Indonesian Club inc. Lucky berperan sebagai salah satu pendiri dan kini menduduki bangku kepresidenan. Secara singkat dirinya menjelaskan jika keberadaan klub ini sudah ada sejak 1975 yang awalnya membawahi bidang olahraga sepak bola. Dalam perkembanganya, Indonesian Club sering mengalami pasang surut, bahkan mati hidup beberapa kali. Hingga suatu saat Lucky diminta untuk membuat sebuah organisasi incooperated alias non-profit guna menjalankan ide penyiaran Nusantara TV. “Jadi kita lanjutkan saja organisasinya [Indonesian Club], tapi bidang bergeraknya berubah menjadi media”.
Visi Indonesian Club inc. sendiri adalah untuk menjembatani hubungan antara Australia dengan Indonesia dengan menyebarkan berita-berita yang berhubungan dengan Indonesia. Percaya dengan pribahasa ‘tak dikenal maka tak disayang’, oleh sebab itu salah satu misi yang diadopsi Indonesian Club inc. adalah untuk meningkatkan hubungan person to person antara Indonesia dan Australia.
Semua aktifitas media yang selalu dilakukan Lucky tak lain adalah untuk mempromosikan Tanah Air tercinta kepada bangsa Australia. “Dimana-mana kalau saya memiliki kesempatan untuk mempromosikan Indonesia, saya akan ambil bagian dan ikut aktif. Jangan diam! Karena kalau kita diam, terutama di Australia, kita dianggap bodoh. Jadi kita harus say something supaya dianggap,” jelas Lucky mantap.
Selain itu Lucky juga selalu menganggap kesempatannya untuk berkecimpung dalam media merupakan tantangan yang bisa membuat hidupnya lebih dinamik. “Jadi kalau ada ide-ide baru kenapa kita tidak coba? Kalau berhasil kan menjadi sukses bersama juga.”
Lucky berharap agar pemerintah dapat melihat usaha promosi tersebut sebagai sesuatu yang menguntungkan bagi Indonesia. Dengan demikian pemerintah mau membantu jika media Indonesia di Benua Kangguru ini memiliki keperluan. Pasalnya usaha untuk membangun kerjasama dengan media swasta di Indonesia selalu gagal. Padahal bantuan yang diharapkan bukanlah berupa uang, melainkan bahan-bahan siaran, seperti video segmen pariwisata dan kuliner dari berbagai daerah di Indonesia. “Orang-orang dalam bidang media yang mengunjungi Australia sering menjanjikan video-video segmen budaya [untuk ditayangkan melalui Nusantara TV]. Tapi pada akhirnya tidak ada yang membalas dan merespon saat dimintai.”
Walau telah menetap cukup lama di Australia bersama dengan sang istri, rupanya Lucky tetap memiliki keinginan untuk kembali ke Indonesia suatu saat kelak. “Karena saya lahir di Manado, saya mau mati di sana,” ujarnya.
Di saat yang bersamaan Lucky juga menyadari sebagai manusia dirinya hanya bisa mengira-ngira jalan yang sudah ditentukan Tuhan. Maka itu jikapun tidak dapat kembali ke Indonesia, ia berharap dirinya bisa menjadi teladan yang baik sebagai orang Indonesia yang tinggal di tanah rantauan. Dengan berpegang pada moto ‘Don’t bring bad habit from home’, Lucky ingin memberitahukan kepada orang-orang luar negeri bahwa orang Indonesia itu baik-baik.
gaby