Sekitar 120 warga menghadiri “Malam Doa Bagi Bangsa dan Negara Indonesia” yang tahun ini dilangsungkan di St. John’s Anglican Church, Camberwell

Lagu “Tanah Airku” membuka acara “Malam Doa Bagi Bangsa dan Negara” tahun ini yang digelar rutin setiap tahunnya, satu minggu setelah perayaan Hari Kemerdekaan berlangsung. Beberapa orang yang hadir mengaku selalu tersentuh saat menyanyikan lagu ciptaan Ibu Sud ini. Tampaknya lagu tersebut memang sangat pas untuk acara malam itu, yang dihadiri orang-orang Indonesia yang berdomisili di Victoria dan punya kerinduan untuk mendoakan Tanah Air.

Malam doa yang dihadiri sekitar 150 orang dari berbagai gereja Indonesia yang tersebar di Victoria berjalan khidmat dan tidak bertele-tele. Pukul tujuh, setelah diawali dengan makan malam bersama, acara dibuka dengan pembacaan ayat kitab suci dari 1 Timotius 2: Mengenai Doa Jemaat. Selanjutnya acara bergulir dengan kata sambutan dari Lucky Kalonta selaku salah satu pendiri Badan Kerjasama Umat Kristiani Indonesia di Victoria (BKS), Join Kullit sebagai Ketua, dan Konsul Ekonomi Zaenal Arifin selaku perwakilan dari KJRI, sebelum akhirnya masuk ke acara inti, yakni pembacaan doa oleh beberapa pemuka agama Kristiani dari beberapa gereja.

Pengurus dan Pendiri BKS bersama staf KJRI Melbourne

Pembacaan doa dilakukan secara bergantian oleh Pendeta Hendra Iskandar (Pendiri BKS), Pendeta Ivan Sitompul ( Ensample Church), Romo P. Yon Wiryono (Keluarga Katolik Indonesia), Pastor Sucipto Prakoso (Replique Church), Pendeta Daniel Abraham (Grace of Galilee), The Reverend Kuncoro Rusman (St. John’s Anglican Church Camberwell), Pendeta Made Sutomo (Crossway Baptist Church), Bapak Willy Adam (Pendiri BKS). Diselingi pula dengan lagu puji-pujian. Doa untuk persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia rupanya menjadi poin penting. Selain memanjatkan doa dan harapan untuk Indonesia yang telah menginjak usia 72 tahun, tak lupa para pemuka agama turut mendoakan negeri Australia yang kini juga menjadi rumah bagi mereka yang hadir.

Ketua BKS Join Kullit

“Saya terharu saat mendengar doa-doa yang dipanjatkan, karena itulah harapan-harapan kita seluruh insan Indonesia tanpa terkecuali,” ungkap Join Kullit yang ditemui Tim Buset setelah acara. Menurutnya lagi, ke depannya malam doa semacam ini bisa jadi akan dibuat lebih multikultur. Hari Kemerdekaan tentu tak hanya diperingati melalui berbagai kemeriahan perayaan, tapi juga dapat dimaknai melalui acara doa bersama. Seperti ungkapan Konsul Zaenal Arifin saat memberikan kata sambutan, “kemerdekaan adalah anugerah bagi kita semua.” Hal tersebut patut disyukuri.

 

 

Apa Kata Mereka

Jorie Lengkong

Acaranya sangat meriah dan saya lihat ada beberapa perwakilan gereja yang datang. Saya terharu juga mendengar doa-doa yang dipanjatkan tadi. Walaupun kami jauh dari Tanah Air, kami tetap tidak lupa untuk memperingati Hari Kemerdekaan dan mendoakan yang terbaik untuk negara kita.

 

Esther Jane M. dan Syoullina Deonny G.

Kami dari gereja Ensample Church dan ini pertama kalinya kami ikut acara seperti ini. Ternyata sangat berkesan karena sebenernya kami baru dua minggu di Melbourne. Jadi terharu dan kangen Indonesia apalagi saat menyanyi serta dengar doa-doanya.

 

Siti Emma Dharmawan

Saya baru pertama kali ikut malam doa seperti ini dan saya senang sekali. Apalagi melihat kejadian yang terjadi di Indonesia akhir-akhir ini bikin sedih. Saya lahir di Indonesia 83 tahun lalu dan saya sudah 33 tahun di Melbourne. Dulu rasanya Indonesia masih saling hormat menghormati, sekarang kok berbeda. Maka kita harus berdoa untuk negara kita.

 

 

Deste