Nidji merupakan sebuah band papan atas yang telah mengukir karir di dunia musik Indonesia sejak 14 tahun yang lalu. Tak bisa dipungkiri, konsistensi grup beraliran britpop yang digawangi oleh Giring Ganesha (vokalis), Andi Ariel Harsya (gitaris), Muhammad Ramadista Akbar (gitaris ritme), Muhammad Andro Regantoro (bassist), Muhammad Adri Prakasa (drummer) dan Randy Danista (keyboardist) ini patut diacungi jempol karena dapat menghasilkan beragam karya fantastis untuk para penggemar musik Tanah Air.
Niji yang dalam Bahasa Jepang bermakna pelangi, merupakan asal muasal nama dari grup band Nidji. Beragamnya warna pelangi mengibaratkan para personil mereka yang berbeda namun tetap saling melengkapi satu sama lain.

Nidji sukses menghentak industri musik Tanah Air melalui album “Breakthru” di tahun 2006. Single-single andalan seperti Sudah dan Hapus Aku di album tersebut selain berhasil menghasilkan penjualan sebanyak 540 ribu copy, juga mengantar Nidji untuk memboyong dua penghargaan yaitu Favorite Group Band or Duo dan Favorit New Artis di ajang MTV Indonesia Awards 2006.
Di sela-sela kunjungan Nidji ke Melbourne untuk menghibur para penggemarnya di panggung Soundsekerta 2015, BUSET berkesempatan berbincang mengenai prestasi dan karya yang telah Nidji persembahkan serta mencari tahu kesibukan yang sedang dikerjakan oleh grup band yang memiliki penggemar yang berjuluk Nidjiholic tersebut.
“Konsistensi dimana kita dapat secara konstan terus menghasilkan karya seperti writing new stuff and creating new music, lalu kita juga selalu have fun ketika menghibur para penggemar serta kami selalu memaknai setiap kerjaan dengan hal-hal yang positif,” tutur Giring ketika ditanya mengenai rahasia Nidji yang terlihat sangat solid dan terus dapat eksis di kancah musik nasional maupun internasional.
Selain itu, diakui oleh Randy dan kawan-kawan bahwa memang selalu ada perubahan animo dari tren musik Indonesia seperti lagu-lagu dangdut, lagu melayu serta hadirnya boyband dan girlband yang secara silih berganti menawarkan jenis karya yang berbeda. Akan tetapi, ia menjelaskan bahwa Nidji memiliki pasar tersendiri dan telah berhasil melewati fase-fase tersebut. Hal tersebut terjadi karena secara konsisten Nidji dapat terus membuat karya yang tidak mati termakan zaman.
Berbicara mengenai suksesnya lagu Laskar Pelangi, soundtrack utama film “Laskar Pelangi” di tahun 2008 yang semakin mendompleng nama Nidji, Giring dan kawan-kawan sepakat bahwa hasil karya tersebut merupakan suatu berkah dimana dapat diapresiasi serta menginspirasi banyak orang dari berbagai lapisan.
Ketika ditanya mengenai kesuksesan terbesar Nidji, para personil diwakili oleh Giring satu suara berkata bahwa konsistensi Nidji yang dapat bertahan selama 14 tahun di dunia musik Indonesia serta jumlah penampilan yang masih dalam angka 10 hingga 14 kali dalam sebulan sebagai prestasi terbesar mereka.
Meski sudah menghasilkan karya-karya gemilang yang dapat mempertahankan eksistensi lebih dari satu dekade lamanya, Giring dan kawan-kawan mengaku bahwa mereka masih terus berusaha menghasilkan karya inspiratif lainnya. Untuk yang terdekat, ada 2 single terbaru projek kolaborasi dengan legenda musik Indonesia Iwan Fals. Selain itu, rencananya Nidji juga akan merilis album yang ke-5 pada tahun 2016. Patut kita tunggu apa yang akan Nidji persembahkan di tahun-tahun mendatang untuk terus dapat mewarnai kemilau musik Indonesia.
leo
foto: krusli