Dalam konsep Tionghoa, kebaikan keberhasilan dan kesuksesan hidup seseorang dipengaruhi oleh lima aspek / hal. Kelima aspek tersebut (berdasarkan urutan terpentingnya) ialah:

1.  Ming – Fate or Destiny

2.  Yun – Luck

3. 风水 Feng Shui – Environmental & building Influences

4. 道德 Dao De – Virtue & Character

5. 读书 Du Shu – Education & Effort

一命二运三风水四道德五读书 Yī mìng èr yùn sān fēng shuǐ sì dào dé wǔ dú shū.

Yes yes, saya paham kalau sebagian teman yang membaca ini mengernyitkan jidat seraya bilang: “masa sih aspek pendidikan adanya di urutan paling bontot? Apa ngak salah? Jangan-jangan karena si penulis adalah orang feng shui maka menempatkan aspek feng shui sebagai lebih duluan / penting ketimbang aspek pendidikan!”

Eitsz, jangan gahar dulu bro and sis, konsep atau filosofi atau pemahaman tadi sudah ribuan tahun usianya. Sudah ada jauh sebelum saya lahir. Bahkan sudah eksis sebelum kelahiran para nabi. Jadi please do not shoot the messenger, saya hanya sekedar menjelaskan saja. Kalau mau tahu apa sebenarnya konsep mengenai “nasib” seseorang berdasarkan tradisi Tiongkok ya begitulah!

Menarik sekaligus rumit. Apalagi dalam Bahasa Mandarin sering tidak ada terjemahan yang tepat untuk diterjemahkan ke Bahasa Inggris atau Indonesia. 

Agar teman-teman pembaca bisa lebih mendapatkan ide dan pemahaman yang tepat, maka ijinkan hamba menjelaskan sedikit mengenai makna-maknanya; guna meminimalkan salah pengertian.

Karakter “命” memiliki makna “dekrit” atau “perintah”; dalam karakter kuno Chinese, juga bermakna “sesuatu (hadiah) yang diberikan kepada bawahan. Hal ini tercermin pada kata / terminologi “天命” alias “Mandat dari Langit” yang selalu dipakai untuk legitimasi seorang Raja atau Kaisar. Jadi kalau si Kaisar dikatakan mendapat 天命 maka artinya yang bersangkutan sudah syah di posisinya dan tidak bisa diganggu gugat lagi oleh siapapun. 

Mungkin bagi kita di alam modern akan tidak begitu menerima hal tadi. Tetapi ya begitulah memang manusia. Bukan hanya dalam tradisi Tiongkok, dalam budaya etnis lain pun serupa. Bukankah para Raja atau Sultan selalu dikait-kaitkan mendapatkan “wangsit,” “perlindungan,” atau bahkan adalah “pasangan” dari Penguasa Laut Selatan, dari Penguasa Gunung dan sebagainya. Maaf kan bahasa Uzbekistan saya, bukankah bahkan para Nabi pun selalu dikaitkan dengan dan atau disebutkan memperoleh “wahyu,” “blessing,” “protection,” dan sejenisnya dari Tuhan? Jadi fenomena ini pun secara esensi adalah sama dengan konsep “天命 – Mandate of Heaven” dalam budaya Tionghoa.

Dalam pemakaian umum sehari-hari, karakter “命 ” bisa bermakna:

1. Life

2. Fate, Destiny

3. The ordinances of Heaven

4. Order, Command

5. Assign (a name, title, etc.)

Karakter “运 Yun,” bermakna “mengangkut” atau “membawa” atau “transportasi”; tetapi juga punya arti “siklus dalam hidup atau pada kosmos / semesta atau dalam pergantian musim atau jatuh bangunnya sebuah dinasti. Dalam semua perubahan-perubahan ini maka 运 berkaitan dengan varian waktu, perubahan keberuntungan yang dialami. Dalam pemakaian umum sehari-hari, karakter “运” bisa bermakna:

1. Carry, transport

2. To move, to revolve

3. Use, wield, utilize

4. One’s luck or fortune

Terminologi “命运 ming yun” memiliki arti keterkaitan dan perubahan antara nasib dan keberuntungan dalam kehidupan seseorang dan atau sebuah institusi (dari sekedar sebuah perusahaan, organisasi sampai kerajaan atau pemerintahan).

Makanya tidak heran kan kalau Konfusius mengatakan: “He who does not understand fate is incapable of behaving as a gentleman … . He who does not understand words is incapable of understanding men.” – The Analects, 20.3.

Okay ya, jadi sederhananya begini: 

1. 命 Ming – Fate or Destiny;

2. 运 Yun – Luck; 

3. 风水 Feng Shui – Environmental & building Influences; 

4. 道德 Dao De – Virtue & Character; 

5. 读书 Du Shu – Education & Effort 

adalah semua faktor / aspek yang bikin hidup kita jadi bagaimana (positif ataupun negatif).

Ming & Yun adalah yang selalu saya istilahkan sebagai faktor Tian / Langit. Dao De dan Du Shu adalah yang saya selalu bilang sebagai faktor Ren / Manusia dan Feng Shui ialah yang saya katakan sebagai faktor Di / Bumi. Jadi semuanya sudah tercover dalam Tian – Ren – Di.

Nah karena urutan nomor 1 (satu) nya adalah Ming (terjemahan bebas nya ke bahasa Indonesia ialah “nasib”) maka sering disalah-tafsir dan disalah-gunakan oleh mayoritas orang menjadi yang dalam bahasa Somalia-nya menjadi “Hoki te it, pun su te ji” yang maknanya: “Hoki nomor satu (paling penting), pun su (kepintaran atau pendidikan) nomor dua.” 

Nah karena ini mentah-mentah ditelan abis tanpa mikir lebih panjang (karena udah kebiasaan mampunya analisanya memakai apps / kalkulator ba zi) maka akhirnya banyak memicu orang jadi malas sekolah atau tambah wawasan. Akhirnya yang ada, si hoki tidak kunjung datang dan kalaupun datang tidak sebesar yang dikira serta wawasannya jadi kurang. Akhirnya hidupnya pun biasa-biasa saja atau bahkan blangsak. 

Ini mengapa saya selalu bilang; tidak perlu terlalu terobsesi dan fokus di urusan ba zi, meramal, dan sejenisnya saja. Manusia dan Bumi-nya kudu juga diketahui dan dimaksimalkan. Barulah lebih ada harapan buat mendapatkan kehidupan yang positif. 

Mau 24/7 selama 365 hari selalu diskusi analisa bahas ba zi bersama para malaikat dan dewa/i pun bisa ada hasil apa? Paling-paling yang ada tambah bingung, mulut berbusa dan gigi kering. Hidup ya tetap tidak maju-maju.

道德 Dao De – Virtue & Character, ini adalah yang dalam sehari-hari disebut sebagai kita berbuat kebajikan, kita co ho sim, kita menabur karma baik, dan sejenisnya. Ya, ini tentu sangat dianjurkan sesuai ajaran kepercayaan yang kita anut. Tetapi jangan juga wishful thinking mengira hanya dengan kita melakukan kung tek / kebajikan saja maka otomatis semua hoki akan bererot datang menghampiri kita. Sayang sekali, dunia tidak bekerja seperti ini.

Tentu semakin banyak orang dan semakin sering manusia melakukan Dao De, maka akan semakin kondusif lah dunia dan semakin adem nyaman lah kehidupan manusia. Makanya silakan saja kita senantiasa melakukan Dao De sebanyak-banyaknya. Tapi kita melakukan hal itu bukan karena semata-mata agar hoki. Kita melakukan Dao De untuk perbaikan kualitas kita sebagai manusia yang berusaha untuk mengurangi kenegatifan / kekotoran dalam diri. 

Baik buruk serta hoki dalam hidup kita dipengaruhi banyak aspek; kita melakukan Dao De hanyalah salah satunya saja! Bukan the one and the only yang bikin hidup kita bergelimang hoki!

读书 Du Shu biarpun adanya paling bontot dalam urutan kepentingan, bukan berarti perlu kita abaikan. Kita tetap kudu selalu menambah wawasan, pengetahuan dan jangan bosan pula bisa menerima pengajaran dari orang lain. Dengan makin terbukanya wawasan, makin bertambahnya pengetahuan maka kita pun lebih minim kemungkinan menjadi kodok di bawah batok.

Agar bisa terhindar dari yang Chuang Tzu bilang: “percuma kita ngomongin soal salju kepada serangga yang hidupnya hanya di musim panas. Buang-buang waktu lah kita membicarakan soal rumput laut kepada orang yang seumur-umur hanya tinggal di gunung.” 

Baik si serangga maupun si orang gunung terhambat oleh waktu / musim dan tempat / lokasi. Sehingga membuat mereka jadi istilahnya sosok yang kurang piknik dan kalaupun ada piknik tapi pikniknya kurang jauh dan kurang banyak. Maka ya akhirnya jadi pribadi yang kurang pengetahuan tetapi merasa sudah paling tahu semua hal. Cemana nduk? Bijimana tole?

Begitu pula dalam kehidupan, kadang kita membicarakan sesuatu yang bermanfaat tetapi kepada orang yang wawasannya belum terbuka semaksimalnya, yang tidak berpikir secara positif; maka ya percuma saja kita buang waktu, tenaga, pikiran dan konsentrasi. Mereka tidak akan mudeng, yang ada malah jangan-jangan dianggap lagi menyampaikan sesuatu yang pepesan kosong. Padahal sesungguhnya wawasan dan pengetahuan mereka lah yang kopong bak kue onde! 

Hal ini sudah sering saya alami saat coba menerangkan feng shui ba zi dalam konteks sebagai pengetahuan yang objektif, berlogika dan proporsional.

Bagaimana dengan posisi kepercayaan? Nah dalam konsep tradisi Tiongkok, aspek itu berada di dalam Ming dan Dao De.

Semoga dengan penjelasan sederhana di atas, manteman pembaca sudah lebih mengerti akan konsep “takdir / nasib,” “keberuntungan / hoki” dalam tradisi Tiongkok.

Maka dari itu, kalau kita mau lebih berpotensi untuk mendapatkan kehidupan yang lebih positif maka perlu ingat-ingat “一命二运三风水四道德五读书 Yī mìng èr yùn sān fēng shuǐ sì dào dé wǔ dú shū.” 

Terpenting lagi, bukan sekedar ingat, tetap juga memaksimalkan kelima-limanya. Kalau tidak, ya sekedar berharap saja mendapatkan hidup yang baik / hoki!

Always Blessed and Healthy (physically and mentally) all good friends!

Suhana Lim

Certified Feng Shui Practitioner

www.suhanalimfengshui.com

0422 212 567 / suhanalim@gmail.com