Perjalanan kali ini kami mengunjungi Kuala Lumpur dan Hong Kong. Kami sudah sering mendengar banyak hal menarik dari kedua kota ini, namun baru kali ini kami benar-benar berkesempatan untuk mengunjungi kota yang terkenal dengan surga belanjanya ini.

Kami menggunakan KAINUS untuk mengatur perjalanan kami. Ini telah ke sekian kalinya kami menggunakan Kainus. Kami terkesan dengan komitmen Kainus yang salah satunya adalah dengan memilihkan maskapai yang menyediakan makanan halal sehingga kami bisa lebih menikmati perjalanan yang terbilang cukup lama antara Melbourne – Kuala Lumpur – Hong Kong.

Perjalanan ke Kuala Lumpur pada dasarnya adalah perjalanan ‘testing the water’ karena kami akan kembali lagi dalam beberapa bulan untuk kepentingan pendidikan. Posisi hotel yang berada ditengah kota, dan adanya jembatan ber-AC yang menghubungkan pusat-pusat perbelanjaan memang membuat kesan metropolitan Kuala Lumpur semakin terasa. Setelah cukup mengamati kota dan segala kemeriahan metropolitannya, kami menuju Genting Highlands untuk menikmati segarnya pegunungan.

Namun sepertinya bayangan kami tentang segarnya pegunungan berbeda dengan bayangan pengelola. Genting Highlands ternyata adalah fasilitas one-stop entertainment. Restoran, hotel, amusement parks, movies, shopping arcade, bahkan kasino semua dalam satu tempat. Pengunjung tidak perlu lagi untuk jalan jauh untuk menikmati banyak fasilitas di hotel yang berlabel hotel terbesar didunia ini. Selain itu, yang tidak terlupakan adalah pemandangan dari jendela yang sangat mengagumkan. Jika tertarik untuk datang, saya sarankan untuk booking hotel online, selain jauh lebih murah, juga akan lebih mudah saat check in.

Setelah Genting Highlands, kami menuju tempat utama, Hong Kong. Saya menghadiri 21st Century Learning Conference, sementara suami mengatur kepentingan akomodasi dan transportasi. Menurut saya, Hongkong itu tempat dimana orang sangat menghargai living space. Menghargainya dengan harga yang cukup mahal untuk kantong mahasiswa seperti kami. Selain harga hotel yang mahal, ukuran kamarnya juga sangat efisien (baca=kecil). Tambahan lagi, perjuangan juga masih berlanjut untuk mendapatkan hidangan halal. Untungnya suami memilihkan hotel yang bersebelahan dengan sebuah masjid sehingga akses pada makanan halal juga lebih mudah.

Namun demikian, kami memiliki pengalaman unik saat harus mencari sebuah restoran halal di tengah kota. Saat kami mencari restoran ini, yang kami bayangkan adalah meja-meja dan orang yang menyantap makanan. Easy, akan mudah ditemukan. Namun kami harus 3 kali melewati jalan yang sama sebelum akhirnya menyadari kalau restoran yang di maksud ada di lantai 11 di sebuah bangunan mungil. Jadi, dibalik hiruk pikuk suasana pulang kerja, restoran ini memandang kesibukan dari atas dengan alunan musik timur tengah yg menghanyutkan dan hidangan yg mengundang selera.

Akhirnya, perjalanan kali ini cukup melelahkan karena banyaknya tempat yang kami kunjungan dengan terbatasnya waktu. Namun kami belajar banyak dari kehidupan masyarakat lokal dan masyarakat internasional yang kami temui. Dan pastinya, kami belum akan berhenti sekarang, karena masih banyak yang harus dipelajari dari dunia dan seisinya. terima kasih Kainus karena membantu kami kembali dalam perjalanan ini.

Yuna Puteri Kadarisman, Master of Education, Monash University