Warna-warni pakaian dan pernak-pernik kebaya meramaikan sebuah ruangan di Crest on Barkly Hotel, St. Kilda, Melbourne pada awal Agustus silam. Pakaian ini dikenakan oleh perempuan-perempuan Indonesia yang menghadiri acara dari organisasi KICI atau Komunitas Ibu Cerdas Indonesia.

Sesuai tertulis dalam sebuah spanduk putih yang tergantung rapi di depan ruangan tempat acara terselenggara, sesi makan siang tersebut bertajuk “Indonesian Women’s Special Luncheon”.

Yana Forgione dipercaya menduduki posisi Ketua KICI Melbourne

Yana Forgione, Ketua KICI Melbourne yang resmi dilantik tanggal 14 Januari 2017, mengawali acara yang berlangsung selama empat jam tersebut dengan kata sambutan hangat.

Ia mengatakan bahwa acara makan siang sekaligus penggalangan dana ini diadakan untuk memperkenalkan organisasi KICI beserta kontribusinya kepada masyarakat Indonesia maupun Australia yang berdomisili di Melbourne.

“KICI hadir sebagai salah satu organisasi masyarakat di Melbourne. Banyak orang sudah dengar KICI, namun, mereka belum banyak tahu apa itu KICI,” ucap Yana.

“Nah, momen ini adalah saat dimana kami dari KICI Melbourne memperkenalkan dan membuka diri kami, bahwa kami adalah salah satu organisasi masyarakat yang sah terdaftar di KJRI Melbourne.”

Pendiri KICI Indonesia Ratih Sanggarwati

Acara yang memakan waktu persiapan tujuh bulan ini juga turut memperkenalkan Ratih Sanggarwati, pendiri KICI Indonesia, dan dihadiri oleh dua tokoh perempuan Indonesia di Melbourne, Konsul Jendral Republik Indonesia untuk Victoria dan Tasmania, Spica Tutuhatunewa beserta Ketua Dharma Wanita Persatuan (DWP) KJRI Melbourne, Sherry Abdi.

Penampilan Tari Janggrung dari Semarang oleh Sanggar Lestari menyusul pelantunan lagu kebangsaan Indonesia dan mars KICI yang diikuti oleh sambutan hangat Konjen Spica beserta Ratih Sanggarwati pada kesempatan tersebut.

Persembahan tarian dari Sanggar Lestari

Pembawaan lagu dari Fadia and The Band dan pembagian doorprize bagi para tamu juga turut memeriahkan acara. Usai terhibur oleh penampilan selagi menikmati hidangan makan siang, para tamu terlihat antusias menawar dalam sesi lelang delapan buah dress dan produk lainnya berupa koper, tas batik dan sepatu.

Panggung juga dihibur oleh penampilan Fadia and the band

Menurut Spica, keberadaan organisasi bagi kaum ibu merupakan sebuah hal yang sangat positif.

“KICI ini spesial karena ini adalah kelompok komunitas ibu cerdas Indonesia, yang memang pesertanya ibu-ibu. Saya sih selalu senang dengan organisasi perempuan. Karena kita perlu menunjukkan perempuan Indonesia itu aktif, berkontribusi dalam berbagai hal,” ungkapnya dalam wawancara bersama BUSET di tengah keseruan acara.

“Jadi ini salah satu hal yang menyenangkan. Terus karena hadir di acara ini saya lihat memang senangnya adalah ketika komunitas Indonesia berkumpul, kebanggaan menggunakan pakaian daerah itu kelihatan, jadi itu sesuatu yang memang beda dan darinya kita semua ikut melestarikan pakaian daerah Indonesia.”

Dalam wawancara bersama BUSET Magazine, ia bercerita tentang bagaimana ide untuk mengadakan acara yang memakan waktu tujuh bulan persiapan ini muncul dari bincang santai di tahun 2018 dengan Ratih Sanggarwati, pendiri organisasi sejak 16 Juni 2016 tersebut.

“Awalnya ini adalah dari bincang santai kami di tahun 2018 ketika Ibu Ratih mengunjungi Melbourne di sebuah kafe. Ada beberapa tema yang saat itu tercetus seperti acara galang dana, acara hiburan dengan penyanyi dari Indonesia, dan lain-lain.”

TANAMKAN KEBIASAAN MENOLONG

Menolong tanpa pamrih adalah sebuah ilmu yang ingin diajarkan Ratih kepada para ibu Indonesia. Ini menjadi alasan di balik berdirinya KICI.

“Melalui KICI saya ingin mengajarkan kepada ibu-ibu untuk menolong tanpa harus kenal. Kebiasaan para ibu adalah menolong kalau kenal saja, kalau tidak kenal, ‘it’s not my business’,” kata Ratih.

“Tidak. Menolong itu tanggung jawab semuanya. So, kita tidak perlu kenal, if somebody really needs help, you should help.”

Langkah tersebut ditempuh salah satunya dengan pengumpulan dana di antara anggota setiap bulannya. 

“Kami tidak membebani anggota dengan macam-macam. Hanya share a little bit of your money untuk membantu orang lain dan itu langsung bergulir dengan baik dalam kelompok ini.”

Uang yang terkumpul tidak lain mereka gunakan untuk menolong sesama yang membutuhkan, tanpa pandang besar atau kecilnya masalah. “Gempa bumi yang di Lombok, kita membantu besar sekali, di Palu juga kita membantu besar sekali. Tapi kadang-kadang ada juga kami menolong yang kebakaran,” ungkapnya.

“Terakhir kemarin ada yang kanker tulang dan harus amputasi dia tidak punya uang, kita beri. Kita memberinya hampir 10 juta rupiah dan bisa ke rumah sakit, KICI Palembang yang menolong.”

Yana pun merasa bangga akan kontribusi KICI Melbourne sejauh ini. Meski awalnya hanya membantu peran KICI pusat, kini organisasi tersebut sudah dapat membuat program pengembangan bagi anggota dan mendukung jaringan organisasi lain.

“Kami juga dengan bangga mendukung dewan kanker bersama masjid Westall, mendukung juga Feed the Homeless dari Care Network, membantu donasi dana pemulangan jenazah warga Indonesia yang meninggal di Melbourne, juga membantu orang yang membutuhkan atau kurang beruntung.”

Ratusan perempuan saling perduli satu sama lain

We unite for others,” katanya.

Pada akhirnya, ia berharap agar rasa senang hati para anggota KICI dapat bertumbuh seiring waktu, seiring dengan bertambah banyaknya kontribusi dari organisasi tersebut bagi masyarakat sekitar.

“Harapannya KICI Melbourne bisa lebih banyak anggotanya yang dengan suka hati berada di KICI untuk membantu sesama. Support dari anggota dan simpatisan KICI lah yang membuat KICI Melbourne bisa terus berkiprah dan bermanfaat untuk semua.”

“Kami ingin dan berharap bisa menjadi suatu wadah organisasi yang banyak manfaatnya baik untuk kami didalam maupun semua kalangan di luar KICI.”


APA KATA MEREKA

KADASWATI (PEARLS 095)
Penasehat KICI Mataram

Kita kan di komunitas ibu-ibu cerdas Indonesia, kita datang ke sini untuk menggalang dana, kita membantu orang-orang di sini yang kurang mampu. Tahun lalu kita pernah mengadakan ini juga, kita membeli satu lubang kuburan untuk orang di sini. 

Sangat bagus acara ini, kita menyambung silaturahmi, dari kita tidak mengenal jadi kita bisa mengenal mereka satu sama lain, kita jadi akrab, jadi sesuatu sebuah keluarga buat saya. Sangat bermanfaat.

Saya penasehat dari KICI Mataram. Saya sudah lebih dari dua tahun di KICI. Tapi kemarin kita ulang tahun ke-3. Sangat bagus KICI ini buat saya, buat wanita yang sibuk, kita jadi luas, jadi bisa mengenal kalangan menengah, bawah, atas, jadi semua kita mengenal. Dan sangat positif dan saya suka!

LINA SIAGIAN
Petugas maintenance taman KJRI Melbourne

Senang sekali bertemu dengan semua ibu-ibu di Melbourne, dan sebagian anggota KICI dari pusat, senang sekali acaranya, kita dapat berkumpul bertemu bersama. Mudah-mudahan komunitas KICI semakin maju dan dapat beraktivitas untuk selanjutnya seperti ini.

Saya tertarik bergabung dengan, semoga dengan adanya KICI persatuan ibu-ibu semakin kuat dan mempererat silaturahmi kita.

DIZA ALIA
Bagian Pemasaran dan Public Relations di Decorum Group

Bagus sekali acara ini. Network is high demanding, karena di situ kita bisa kenal dengan banyak orang, feeling confident and I think we should get the event like this more often!

Very positive, semua orang tidak berbicara yang lain, tapi “hi, how are you?”, “dari mana?”, perkenalan. It’s a good network. If I move to the other table, I’d probably get more connections. That’s really good.

Definitely, not just a member, I would like to be involved with KICI. Sharing knowledge, brainstorming, it’s good!

Saya tahu acara ini dari teman ke teman, dia tahu kalau saya suka di event organizer, mengundang saya untuk datang ke sini, dan it’s a good start dan murah. Saya kaget dengan harga $75, dapat tiga courses, itu murah. Belum lagi koneksinya, you can’t get better than that.

Mungkin feedback nya, sekarang ini per table, next time maybe dibuat satu orang memperkenalkan dirinya masing-masing, tapi di break down. Kalau misalnya sehari ada 100 dalam 100 itu dalam waktu bersamaan, tapi kalau di break down, meja satu, meja dua, kemudian diselingi, akan lebih antusias. Saat ini yang diperkenalkan orang-orang top saja. Orang-orang lain masih diam, jadi that’s my feedback.

Nasa