Sudah dua belas tahun BUSET beredar di tanah Kangguru ini. Tiap bulan tanpa bolong, BUSET selalu hadir dengan berita liputan terbaru, dan sejumlah informasi yang segar.

Selama lebih dari satu dekade ini sudah banyak nama yang berkontribusi dibalik setiap penerbitan BUSET. Tanpa melupakan mereka, spesial untuk mengisi edisi HUT ke-12 ini, BUSET ingin memperkenalkan wajah-wajah yang saat ini berjasa dalam menghadirkan tulisan-tulisan menarik sekaligus mempromosikan Indonesia di hadapan bangsa-bangsa asing lainnya.

 

 

Isabell Hie
Associate Editor & jurnalis

Hi all, namaku Isabell. Aku bergabung dengan BUSET sejak September 2016 sebagai jurnalis kontributor. Senang banget deh rasanya bisa gabung dengan tim BUSET. Selain bisa menyalurkan minat dalam menulis, aku juga jadi lebih aware dengan berbagai kegiatan komunitas di Melbourne, terutama komunitas Indonesia tentunya. Tidak hanya itu saja, melalui BUSET aku juga bertemu dan ngobrol dengan orang-orang yang berbeda-beda, jadi dari situ aku bisa belajar dari pengalaman mereka.

Kenapa memilih untuk bergabung dengan BUSET?

Bertemu George Calombaris dari MasterChef saat menghadiri undangan pertandingan bola Melbourne Victory

Kalau ditanya kenapa memilih untuk bergabung BUSET, karena memang majalah ini bukan sembarang tabloid yah. Selain itu the crew is very welcoming dan sangat-sangat supportive. Dari awal kita dibimbing saat meliput acara dan juga penulisan artikel, kalau merasa bingung ya tinggal tanya gak perlu pake sungkan. Malu ditanya, sesat di jalan, ya kan?

Tantangan selama di BUSET?

Mungkin lebih ke arah frustrating. Salah satu tantangannya adalah kalau lagi nyari orang (penonton acara, dan sebagainya) untuk ‘Apa Kata Mereka’ dan kebetulan banyak yang pada ga mau. Itu gemes banget rasanya.

Mewakili BUSET sebagai Community Ambassador Sudirman Cup

Liputan favorit

Aku paling senang meliput acara pentas kebudayaan Indonesia seperti gamelan dan tari-tarian tradisional Indonesia. Rasanya bertambah istimewa untuk menonton pertunjukan-pertunjukan tersebut di negeri orang. Ditambah lagi banyaknya orang Australia yang begitu mencintai kebudayaan kita. Kurang bangga apalagi?

Paling susah kalau ditanya liputan favorit, karena semua acara berbeda-beda dan punya keunikan masing-masing. Misalnya, sewaktu Indonesian Film Festival berlangsung di bulan April kemarin, aku berkesempatan untuk bertemu Tio Pakusadewo, Mira Lesmana, Julie Estelle, Fachri Albar dan Richard Oh. Seru banget kan? Oh ada satu hal lagi, di acara ini aku baru tahu kalau Richard Oh itu ayah temanku pas jaman SMA!

Apa saja yang sudah didapat dari BUSET?

Dengan Tio Pakusadewo

Selain kualitas tulisanku jadi semakin baik, aku juga merasa aku jadi orang yang lebih asertif dan percaya dengan kemampuan aku sendiri. Karena dalam tim BUSET kami memperoleh beragam opportunities yang belum tentu bisa didapatkan di tempat kerja lain. Aku juga jadi kenal dengan banyak orang yang tentunya aku juga jadi tambah luas pertemanannya.

Harapanku untuk BUSET Magazine di usianya yang ke-12 ini, agar BUSET terus berkarya dan makin asyik lagi tentunya. Lalu aku juga berharap semua kru BUSET bisa makin kompak ke depannya! Hidup BUSET!

 

 

Alifia Wahyuningsih
Jurnalis

Ini adalah ulang tahun BUSET yang kedua yang aku rayain bareng-bareng. So grateful to become part of BUSET sampai saat ini. No regrets sudah memilih majalah ini untuk jadi ajang tempat penyaluran bakat menulisku dari kecil.

Sejak pindah ke Australia 2015 silam, aku aware akan adanya BUSET di tempat salah satu travel agent Indonesia. Cita-cita untuk bekerja untuk sebuah majalah akhirnya kesampaian dengan kehadiran aku sejak 2016 di BUSET ini!

Kenapa memilih untuk bergabung dengan BUSET?

Dengan sepak terjang BUSET yang sudah cukup lama, tentu sebagai jurnalis kita pun juga turut bangga dan senang membawa nama BUSET setiap kali sedang meliput suatu acara.

 

Alifia pun berkesempatan menyalurkan bakatnya berpose di depan kamera. Pada foto ini Alifia sedang menjalani sesi pemotretan untuk sampul depan BUSET Edisi Ramadhan Juni 2017

Kesan pesan tentang keluarga BUSET

 

Dinamis. Dulu awal bergabung sempet heran, liputan seperti apa yang nantinya akan diliput. Ternyata tidak disangka-sangka bahwa komunitas orang Indonesia cukup banyak di sini yang membuat BUSET pun kebanjiran job liputan.

Pengalaman buruk selama bergabung dengan BUSET?

Bukan buruk, tapi lebih ke menegangkan dan menyenangkan. Biasanya dapat job liputan komunitas yang mengundang orang-orang terkenal dan sukses membuat kita jadi lebih prepare untuk pertanyaan dan tidak bisa dipungkiri bahwa deg-degan-nya juga setengah mati.

Liputan favorit

Sampai saat ini aku paling suka kalau ngeliput acara yang berhubungan sama fashion ataupun artis Indonesia. Haha, agak umum memang. Tapi jadinya nambahin semangat kalau sudah bertemu dengan orang sukses, dan bisa berbagi cerita juga jadi sumber inspirasi kita untuk terus berkarya. Salah satunya acara Wardah yang baru-baru ini digelar. Karena kesempatan ini, aku bisa ketemu dan wawancara langsung dengan dua sosok desainer terkenal, yakni Dian Pelangi dan Barli Asmara.

Apa saja yang sudah didapat dari BUSET?

Banyak banget! Mulai dari cara menulis yang baik, wawancara yang baik dan benar, dan terlebih bagaimana kita bisa mengatur waktu untuk memenuhi deadline artikel hahah!

Yang pasti, BUSET sudah membawaku untuk bertemu banyak orang-orang influencer baik dari Indonesia maupun dari Australia sendiri, yang mungkin tidak bisa aku dapatkan kesempatan ini kalau tidak bergabung di BUSET.

HAPPY BIRTHDAY BUSET! I wish you nothing but the best. Semoga BUSET senantiasa selalu bisa menjadi majalah terdepan untuk masyarakat Indonesia yang ada di Melbourne atau pun Australia, dalam memberikan berita terhangat, terkini, dan terpercaya. Jaya selalu BUSET!

 

 

Natasya Salim
Jurnalis

Hai, sahabat BUSET! Namaku Natasya, dan sudah genap enam bulan berlalu sejak tulisan pertamaku untuk majalah ini dipublikasikan. Senang sekali karena di antara banyaknya keputusan ngaco yang kuambil di dalam hidup, bergabung dengan majalah BUSET bukanlah salah satunya. Setengah tahun menurutku adalah waktu yang sangat pendek bila harus dibandingkan dengan sekian banyaknya jumlah pengalaman yang telah aku peroleh dari pekerjaan ini.

Kenapa memilih untuk bergabung dengan BUSET?

Because the acronym says it all! Karena majalah BUSET bukanlah sembarang tabloid. Yang membuat aku stay adalah karena banyak sekali pengalaman yang tidak ingin aku lewatkan, and the fact that there are bunch of awesome people behind this mag.

Foto bersama seniman legendaris Indonesia, Tisna Sanjaya dalam liputan Art is a Prayer untuk Asia Topa

Pengalaman buruk selama bergabung dengan BUSET?

 

Pengabadian momen di bawah teriknya matahari bersama Jeprut untuk liputan Tisna Sanjaya

Pengalaman buruk kelihatannya, sih, tidak ada. Kalau pun sebenarnya ada, semuanya itu sifatnya membangun, jadi tidak buruk juga sebenarnya.

 

 

Liputan favorit

Sejauh ini mungkin aku harus bilang liputan Indonesian Film Festival itu paling membekas di hati dan pikiran, ya. Meskipun sebelum mewawancara para artis aku nervous parah sampai gemetaran, tapi setelahnya, aku merasa sangat senang karena punya kesempatan untuk bisa ngobrol dan tukar pikiran dengan seniman-seniman Tanah Air yang karyanya sudah di tingkat internasional.

Apa saja yang sudah didapat dari BUSET?

Wawancara dengan Tio Pakusadewo untuk liputan IFF

Beragam pengalaman yang menambah keterampilan, seperti berbicara dengan banyak orang dari lain background. Pekerjaan di BUSET juga sudah membuatku menjadi lebih terbiasa dalam menulis, memilih angle, mengolah informasi, dan mengambil gambar. Selain itu, aku merasa jaringanku semakin luas, dan life lessons-ku semakin banyak pula.

Pertama-tama, aku mau bilang happy birthday, majalah BUSET! Selanjutnya aku harus mengucapkan terima kasih kepada para editor, Roy, Vini, dan Isabell for the never ending support dan bimbingannya 🙂

Harapanku adalah agar majalah ini senantiasa menjadi blessing bagi lebih banyak orang, semakin sukses, dan juga agar selalu menjadi tabloid yang berkualitas dan dinanti-nantikan pembaca.

 

 

Sasha Luhulima
Jurnalis

Greetings everyone, namaku Sasha. Aku bergabung dengan BUSET sejak Mei 2014 sebagai jurnalis kontributor. Awal gabung dengan tim BUSET aku sedikit gugup karena belum tahu what to expect. tetapi untungnya BUSET menerima aku dengan tangan terbuka dan soon enough aku sudah menjadi bagian dari crew.

Selain mendapatkan pengalaman baru dalam menulis, aku yang baru saja pindah ke Melbourne dua tahun sebelumnya dan lebih sering menghabiskan waktu di rumah bersama suami dan bayi aku, duniaku pelan-pelan menjadi lebih luas melalui BUSET dengan pergi liputan ke acara-acara komunitas Indonesia, dan tentunya bisa mengenal lebih banyak orang-orang Indonesia di Melbourne. Hingga kini, BUSET is the reason I got out of my shell and allowed me to be a part of something great.

Mewawancarai Richard Kyle usai menonton premiere film ‘The Professionals’

Kenapa memilih untuk bergabung dengan BUSET?

Awalnya memilih BUSET karena di antara majalah-majalah lain yang aku ambil, BUSET yang paling terlihat ‘berwarna’. Isinya nggak cuma yang serius-serius saja, tapi juga banyak yang fun dan menarik. Setelah jadi anggota BUSET pun tambah grateful lagi karena anggota-anggotanya, termasuk leader-nya, Roy dan Vini itu selain super friendly tapi juga tegas dalam membimbing kita untuk jadi lebih baik dalam menulis artikel dan menjaga conduct kita saat membawa nama BUSET kemana-mana.

Pengalaman buruk selama bekerja dengan BUSET?

 

Bekerja sambil bawa anak pun tidak masalah. Usai wawancara, foto dulu bersama Chico Jericho

Aku pernah sekali pergi liputan untuk sebuah acara konser charity. Pas di tengah acara, lampu dimatiin dan karena aku foto pakai iphone, aku pakai flash, eh tapi panitia bilang nggak boleh pakai flash, jadi ujung-ujungnya aku nggak bisa foto. Setelah itu aku memutuskan duduk di salah satu bangku untuk penonton karena banyak banget yang kosong. Eh nggak lama salah satu panitia datengin aku dan bilang kalau bangku hanya untuk penonton yang sudah bayar untuk masuk konser dan aku nggak boleh duduk sama sekali selama acara berjalan (8-11PM), padahal BUSET termasuk media partner. Akhirnya aku harus nelpon salah satu kru BUSET untuk datang dan bantuin aku foto, sambil aku colong-colongan duduk di lantai deh.

 

Liputan favorit

Any Nobar! Aku paling senang apa-apa yang berhubungan dengan film, jadi liputan favoritku itu kalau pas lagi nonton bareng film bioskop, belum lagi bisa ketemu sama artis-nya dan film Indonesia bisa ditayangin di Australia itu udah cukup membuat bangga. Satu lagi yang paling berkesan buat aku itu pas aku bisa nonton band k-pop favorit aku BIGBANG di Jakarta, senang banget dapat leader BUSET yang selain ngasi tugas, juga bisa mendukung dalam hal-hal yang kita suka.

Apa saja yang sudah didapat dari BUSET?

Yang sudah didapat sejak bergabung dengan BUSET itu selain bisa menjadi lebih baik dalam menulis artikel dan menjalani tugas sebagai jurnalis, adalah perasaan kekeluargaan yang aku dapat selama bekerja dengan BUSET. Work meeting lebih berasa kayak family meeting.

Aku juga jadi lebih mengenal komunitas Indonesia di Melbourne, bisa kenalan dan berbagi pengalaman sama orang banyak, maupun itu orang Indonesia atau kebangsaan lainnya.

Harapanku untuk BUSET di HUT-nya yang ke-13 adalah terus Berjaya untuk kedepannya, keep being BUSET, and do what BUSET do best – being the coolest Indonesian Magazine in Australia!

 

 

Jennifer Lie
Jurnalis

Hola, BUSETers! Aku Jennifer, biasa dipanggil dengan Jen atau Jetlie (iya, yang suka main film itu hehe), tapi di BUSET penname-ku jlie. Bergabung dengan tim BUSET baru dari September 2016, rasanya baru sebentar but I feel like I’ve learnt so much.

Kenapa memilih untuk bergabung dengan BUSET?

Hmm… to be honest alasan aku milih BUSET itu simple banget. Waktu aku turut berpartisipasi dalam acara PPIA Victoria Temu Lawak, BUSET termasuk salah satu badan yang mensponsori dan mengiklankan dirinya dalam acara tersebut. Lalu aku iseng-iseng melamar pekerjaan di BUSET untuk cari pengalaman dan wadah untuk menulis. Unexpectedly, aku diterima dan malah belajar banyak sekali dari BUSET. It is true when people says, “tak kenal, maka tak sayang”.

Kesan pesan tentang keluarga BUSET

First of all, pengalaman aku selama di BUSET tuh berwarna banget, karena aku belajar banyak dari ‘kerja’ di BUSET ini. Selain menjadi bagian dari keluarga BUSET, aku juga banyak belajar dari para editor BUSET yang terus mendorong aku dan anak-anak BUSET yang lain untuk terus belajar, terus mencoba, terus mengembangkan bakat serta minat kita. Ga cuma dalam bidang menulis, tapi juga dalam bidang-bidang lain yang menjadi interest atau passion kita.

 

Meeting bulanan BUSET, Jennifer (kedua dari kiri) bersama Alifia, Isabell, Devina, Vini, dan Natanael (searah jarum jam)

Selain itu, aku juga belajar menulis rutin tiap bulannya, mengenai berbagai topik. Mulai dari ngeliput acara-acara anak-anak Indonesia, restoran Indonesia di sini, hingga membuat profil dari orang-orang yang menginspirasi aku.

 

Karena itu, aku mau berterima kasih kepada Roy dan Vini, juga ke Isabell dan Sasha yang sudah menyatukan hasil pikiran kita setiap bulannya, juga ke Fifi, Natanael, Natasya, dan anggota terbaru kita Devina yang sudah jadi komunitas aku di Melbourne ini 😀

Tak lupa juga, aku ingin minta maaf serta berterima kasih yang sebesar-besarnya kepada para BUSETers yang setia membaca majalah BUSET, terutama artikel-artikelku. Aku minta maaf kalau-kalau ada kesalahan. Oh! Kalau sewaktu-waktu ketemu aku, please don’t hesitate to say hi atau kasih kritik dan saran karena aku juga masih belajar 🙂

 Tantangan selama di BUSET?

[Jen menolak menggunakan istilah ‘pengalaman buruk’, Jen memilih kata ‘tantangan’ untuk menghilangkan konotasi negatif J] Tantangan aku dalam menulis untuk BUSET itu lebih ke waktu aku harus dengan rutin menulis dan mencari ide artikel yang dapat dinikmati oleh BUSETers sih. Tapi, tentunya aku dan teman-teman tim BUSET lainnya terus belajar dan berkembang untuk menghasilkan karya-karya tulisan yang lebih baik lagi dan dapat BUSETers semua nikmati. Hopefully, artikel-artikel di BUSET bisa BUSETers nikmati ya.

Liputan favorit

I would say ketika aku menulis profil orang ya. Karena aku merasa belajar banyak banget dari proses wawancara dan ngobrol-ngobrol dengan berbagai orang yang aku temui. Contoh saja, sewaktu aku mewawancara mas Faiz (Pan Mohamad Faiz), aku belajar jauh lebih banyak dari yang aku tuliskan. Mas Faiz, selain menginspirasi aku, memotivasi, juga menceritakan seporsi dari hidupnya untuk dapat dibaca dan serap oleh aku juga BUSETers.

Selain itu, sewaktu aku mewawancara Pak Noke (Noke Kiroyan) dan Essa (Arnesia Ranggi) juga aku belajar mengenai perjuangan-perjuangan mereka, nilai-nilai kehidupan mereka yang mungkin saja tak akan aku pelajari kalau aku tidak menulis untuk BUSET.

Apa saja yang sudah didapat dari BUSET?

Banyak (pake) banget. Dari yang sudah aku sebutkan di atas saja, BUSET sudah menjadi keluargaku, komunitasku, wadah untuk aku menulis dan berkembang, juga tempat dimana aku bisa bertemu dengan orang-orang yang dapat menginspirasi aku. Lewat BUSET juga aku sedikit mencicipi dunia kerja, tanggung jawabnya, serta terus berinovasi dan mencari ide-ide yang menarik bagi para pembaca BUSET.

I’ve learnt a lot, more than I can share. Semoga ke depannya aku bisa semakin belajar banyak dan bisa membagikan lebih banyak hal lagi kepada para BUSETers.

BUSET!
Udah 13 tahun aja nih
Semoga ke depannya makin baik, makin banyak pembaca
Eits, terus jangan lupa supaya makin berkontribusi buat Indonesia, ya
Tentunya, BUSET memang Bukan Sembarang Tabloid

Happy 13th Birthday, BUSET! Keep growing, keep contributing and hopefully BUSET will continue to satisfy and be a good read for our readers 💙💙💙

 

 

Natanael Yan Setiawan
Jurnalis

Nama saya Natanael Yan Setiawan, saya telah bergabung bersama BUSET sejak Juni 2016 silam. Pekerjaan menjadi jurnalis di Majalah Buset menurut saya adalah salah satu pekerjaan yang sangat dapat dinikmati, dikarenakan kita bisa berbincang bersama banyak orang dan bisa berbagi cerita kepada orang-orang.

Kenapa memilih untuk bergabung dengan BUSET?

Berhadap-hadapan dengan Julie Estelle

Semua berawal dari keinginan menjadi seorang jurnalis, dan hal itu adalah salah satu dalam bucket list saya. Sejak pertama kali datang, saya merasa BUSET adalah majalah Indonesia yang terbaik di Australia oleh karena itu tekat saya semakin kuat untuk bergabung dalam keluarga BUSET Magazine.

Liputan favorit

Menghadiri Virgin Australia Melbourne Fashion Festival

Menurut saya, liputan profil adalah yang paling saya suka, karena saya bisa berbincang langsung dengan narasumber dan mendengarkan kesaksian cerita yang sering kali membuka pikiran saya dan menjadikan pembelajaran yang baru, karena saya percaya setiap manusia memilki cara pemikiran, pandangan, dan pengalaman yang unik dan menarik.

Apa saja yang sudah didapat dari BUSET?

Terinspirasi ketika mewawancarai Menteri Agraria dan Tata Ruang RI Dr Sofyan A Djalil

Kepercayaan diri saya, kualitas menulis, cara mewawancara dan berkomunikasi yang baik dengan orang lain.

Semoga BUSET bisa tetapi menjadi urutan pertama Majalah Indonesia Australia yang bisa terus membantu komunitas-komunitas Indonesia dalam mendapatkan informasi terbaru tentang Indonesia di Australia.

 

 

Amelinda Devina
Jurnalis

Aku mulai bergabung di BUSET sejak April 2017. Bergabung dengan BUSET merupakan salah satu personal achievement aku lho! Pengen banget daridulu bisa berkontribusi di media, bahkan ambil broadcasting as my major waktu S1 tapi belum kesampean juga kerja di media. So, I’m happy to join this team. Perasaan kerja di BUSET itu such a good feeling! Beda banget rasanya ketika datang ke event sebagai diri sendiri sama kalau datang sebagai perwakilan BUSET. That is proud feeling!

Kenapa memilih untuk bergabung dengan BUSET?

Foto bersama dalam acara buka puasa AIDA Victoria yang dihadiri perwakilan agama lainnya

Kalau ditanya kenapa milih BUSET, aku lebih suka menjawab bahwa itu kesempatan sih. Aku ini kebetulan baru pindah ke Australia, dan jujur saja waktu datang, majalah yang aku sering baca itu BUSET. Jadi aku anggap itu sinyal sih antara aku dan BUSET (cieeeh). Tapi setelah bergabung, aku ngerasain semuanya. Ya capeknya mengejar berita. Terus senangnya bisa datang ke acara yang asyik (untungnya semua event asyik dan pengalaman buat aku), tambah teman-teman sesama Indonesia, bahkan aku ngobrol juga dengan banyak orang luar yang tertarik dengan budaya Indonesia.

Liputan favorit

Semua liputan yang aku jalanin itu favorit aku dong! Masing-masing ada sisi menariknya. Kalau harus maksa buat milih yang terfavorit ya aku suka banget event-event yang melibatkan orang luar Indonesia sebagai pembicara atau mungkin panitia. Karena aku jadi tahu kalau di luar Indonesia itu banyak banget yang cinta Indonesia, bahkan mungkin melebihi orang Indonesia sendiri. Kalau aku ga kerja di BUSET, I may not know them.

Harapan untuk BUSET supaya BUSET semakin sukses, semakin kreatif dan semakin menjadi media yang bisa diandalkan terutama teman-teman Indonesia di Melbourne.

 

***

Kevin Rusli (Direktur Sinema Keliling)
Associate Editor, 2013-2016

Happy birthday BUSET!
Semoga BUSET semakin sukses dan jaya terus. Saya sangat bangga bisa involved di BUSET team selama kurang lebih 3 tahun. Special thanks untuk Vini dan Roy sudah menjadi mentor saya selama ini. Cheers for BUSET!

Sedang bertugas mengambil foto untuk Moomba 2014, kala itu seragam BUSET berupa kemeja putih

 

 

Satriya Anggoro (CEO Red Eye Group)
Jurnalis, 2005-2007

Wah Ruarrrrr Biasaaa eksistensi BUSET sudah sampai 12 tahun saja! Sebagai mantan jurnalis dan tukang anter BUSET, gua berdoa dan berharap semoga BUSET bisa terus menjadi sumber informasi  terpercaya dan trendsetter bagi anak-anak rantauan di OZ.
Last but not least, I do believe that Buset is one of the media that will definitely live in the next 100 years.

 

 

Abdul Qowi Bastian (Jurnalis / Dosen)
Jurnalis, 2007-2010

BUSET, udah 12 taun aja! Selamat ulang tahun buat tabloid paling keren dan berguna buat anak-anak Indonesia di Melbourne. Di kala print newspapers memasuki era senjakala, BUSET masih bertahan di segmennya dan enggak ketinggalan ikut digitalisasi media juga. Salut!

Mengenakan seragam BUSET saat liputan acara Jazz Festival PPIA Melbourne University di Hi-fi Swanston Street tahun 2009

BUSET ini tabloid yang menjadi training ground buat gue sebagai jurnalis. Pengalaman yang diberikan oleh segenap kru BUSET sangat membantu kalau mahasiswa tertarik terjun ke jurnalistik karena lo akan bertemu dengan orang banyak, belum lagi seragamnya yang mirip anak Pramuka pasti akan membuat lo stand out di antara kerumunan orang saat ngeliput acara. Apalagi buat anak-anak Indonesia, rasanya kehadiran lo di Melbourne belum lengkap kalau foto lo belum mejeng di BUSET.

 

 

Ronny Po (Entrepreneur)
Designer, 2008-2009

BUSET, Happy 12th anniversary! A proud milestone Roy and Vini! I have learned much and enjoyed my time working with you. With your strong work ethic shining thru, I am sure there will be many more years of great work ahead from BUSET!

Kru BUSET tampil di sampul depan edisi liburan (BUSET Desember 2008)
(dari depan kiri, searah jarum jam): Alyssia Pasha, Ronny Po, Fadya Nugraha, Abdul Qowi Bastian)

 

 

Vina Harsobisono (Market Research Assistant)
Jurnalis, 2011-2013

Happiest 12th birthday to BUSET! It was such an amazing experience for me working with BUSET. Semoga di ulang tahun ke-12 ini BUSET makin jaya, makin informatif, dan selalu jadi favorit orang-orang Indonesia di Aussie