Is Clubhouse good for my wellbeing?

Zaman sekarang, siapa sih yang nggak familiar sama Clubhouse? Social-networking App keluaran Amerika Serikat yang lagi naik daun akhir-akhir ini. Aplikasi berbasis audio chat ini memberi ruang bagi para netizen untuk sekedar ngobrol santai atau diskusi: mulai dari hustle culture ke wellness, entertainment ke knowledge, and everything in between.  

Dibalik keunggulan Clubhouse yang sudah tidak jarang dibicarakan oleh para pengguna dan pengamatnya, perlu untuk kita sering-sering bertanya, ‘apakah aplikasi ini baik untuk kesejahteraan mental saya?’.

The problem with FOMO marketing strategy

Fear of Missing Out (FOMO) adalah suatu persepsi dimana kita menilai bahwa orang lain lebih bersenang-senang daripada diri kita sendiri. Seseorang dengan persepsi ini biasanya memiliki keinginan untuk terus update dengan apa yang sedang hits dan menjadi tren disekitarnya.

Clubhouse memanfaatkan hal ini dengan fitur ekslusivitasnya. Di aplikasi ini, seseorang yang tidak memiliki iPhone dan tidak diundang oleh pengguna Clubhouse yang lain tidak dapat merasakan pengalaman social networking ini. Dengan kata lain, aplikasi ini mengecualikan orang-orang tertentu dan meningkatkan tingkat FOMO di masyarakat. Saat Clubhouse lagi ramai-ramainya dibincangkan di media sosial, netizen seperti berlomba-lomba mencari undangan masuk Clubhouse dan tidak lupa mengunggahnya di Instagram saat akhirnya berhasil masuk ke aplikasi networking ini.

Meskipun strategi pemasaran ini tampaknya berhasil menarik orang masuk kedalam arena Clubhouse, pengguna harus lebih waspada terhadap dampaknya pada kesehatan mental.

You may risk your self-esteem

Di Clubhouse, sama seperti di media sosial lainnya, tidak jarang orang membandingkan diri dengan orang lain. Sifat aplikasi ini yang memberi ruang untuk berbagi dan mengutarakan pendapat dapat membuat seseorang membandingkan diri dengan orang lain yang menurutnya lebih baik, sederajat, atau lebih rendah dari dirinya. Betul, di satu sisi perbandingan sosial ini dapat memotivasi diri untuk berkembang lebih baik lagi. Tapi di sisi lain, ada juga yang jadi minder dan merasa kurang dari orang-orang yang ditemui di Clubhouse. Ketika self-esteem menurun dan diri merasa kurang baik dari orang lain, seseorang bisa merasa tidak berdaya, cemas, inferior, dan iri yang mana perasaan-perasaan ini memberi asupan negatif pada kesehatan mental kita.

It may support the idea of hustle culture to an extreme level

Membandingkan diri dengan orang-orang hebat di Clubhouse dan menjadi termotivasi untuk terus berkembang, berkarya, dan bekerja merupakan hal yang baik sampai budaya kerja ini dibawa ke level yang ekstrim. Budaya kerja atau hustle culture yang berlebihan akan jadi kontraproduktif dan mengarah pada burnout yang sama buruknya untuk kesejahteraan mental seseorang. Terlebih, semakin orang terpaku dengan pekerjaannya semata, semakin dia meremehkan pentingnya kesehatan mental sampai akhirnya tubuh bertindak dan memberi tanda untuk mengambil jeda dan beristirahat diantara pekerjaannya.

It may increase the sense of loneliness

Clubhouse dapat memperluas komunitas dan membuat seseorang lebih terhubung dengan satu sama lain melalui fiturnya yang menyediakan ruang untuk berbagi cerita yang serupa dan berekspresi tanpa aturan yang sulit dan rumit. Namun, bagi mereka yang FOMO dan tidak bisa menggunakan aplikasi ini, perasaan iri hati dan emosi negatif dapat timbul karena merasa tidak jadi bagian dari komunitas ini. Sama seperti media sosial lain pada umumnya, perbandingan sosial yang dapat terus menerus dilakukan justru malah membuat individu semakin jauh dan tidak terhubung dengan yang lain.

So, is Clubhouse the app for you? Tentu dampak negatif ini dapat dihindari dan ditanggulangi jika kamu adalah pengguna media sosial yang bijak. Namun pertanyaannya, sudahkah kamu bijak menggunakan media sosial selama ini?

3 tips to get the most out of Clubhouse (any social networking app, technically)

  • Ketahui apa yang kamu cari di aplikasi ini, jangan hanya mengikuti hype atau tren zaman sekarang
  • Batasi penggunaan Clubhouse
  • Renungkan pengalamanmu menggunakan aplikasi Clubhouse, apakah menggunakan aplikasi ini lebih banyak membawa dampak positif atau negative padaku?

Discover

Sponsor

spot_imgspot_img

Latest

Kesenian di Panggung Melbourne Singgung Isu Gender | MSO x Didik Nini Thowok

Dari sendu hingga dramatis suara instrumen gesek yang dimainkan oleh Melbourne Symphony Orchestra (MSO) hari Selasa, 8 Oktober 2019 bermain di telinga pendengar di Auditorium Iwaki, gedung...

10 Ide Kencan Romantis Untuk Valentine 2020

Bingung mau bawa pacar/tunangan/pasangan kalian kemana untuk Valentine's Day? Yuk, cek dating ideas berikut ini yang dijamin bakal buat Valentine's Daymu tahun ini ekstra...

Kedai Satay on King Street

Terletak di pusat kota Melbourne, tepatnya di 186 King Street, Kedai Satay merupakan pilihan yang tepat dan mudah jika ingin menikmati sedapnya masakan Indonesia...

“Street | Life” GAIRAH SENI YOGYAKARTA DAN MELBOURNE

Multicultural Arts Victoria baru-baru ini menyelenggarakan sebuah eksibisi “Street | Life” yang berlokasi di galeri Space@Collins, Collins street, jantung Kota Melbourne. Pameran seni ini...

DWP KJRI Melbourne: Menjaga Kesehatan di Masa Pandemi Covid-19

Kenyataan bahwa pandemi Covid-19 belum berakhir membuat berbagai negara harus menyesuaikan diri termasuk Indonesia dan Australia. Keadaan menyesuaikan diri yang sering disebut-sebut sebagai ‘New Normal’...