Akhir September lalu, komunitas Muslim Indonesia atau yang lebih dikenal dengan sebutan IMCV (Indonesian Muslim Community of Victoria) telah mengadakan sebuah forum diskusi yang diberi nama Indonesian Islamic Convention, Muktamar 2016. Forum yang pertama kali hadir di Melbourne ini, mengundang seluruh warga Indonesia yang berada di wilayah Australia dan Selandia Baru untuk hadir dan duduk bersama guna membicarakan isu-isu terkini yang berhubungan dengan komunitas Muslim. Kegiatan yang berlangsung dari tanggal 23-25 September 2016 tersebut terbilang berhasil dalam menarik antusias warga untuk hadir dan berpartisipasi.

03-ngeliput-muktamar-3-dubes-ri-utk-au
Duta Besar Nadjib menyambut baik adanya Muktamar 2016

Bertempat di Bell City Hotel, Preston, rangkaian acara berlangsung lancar dan menarik. Berbagai kalangan hadir, termasuk Duta Besar RI untuk Australia Nadjib Riphat Kesoema didampingi istri, Konsul Jenderal RI untuk Victoria dan Tasmania Dewi Savitri Wahab serta beberapa tamu kehormatan lainnya. Dalam pidato pembukaannya, Dubes Nadjib mengutarakan kebanggaannya terhadap umat Islam yang tinggal di Australia. “Umat Islam Indonesia di Negeri Kangguru ini terbukti mampu menjadi contoh dan teladan yang baik dalam menjalin persaudaraan secara damai dengan komunitas masyarakat dari berbagai latar belakang di Australia, terutama pada saat umat Muslim menjadi sorotan dan kadang dianggap sebagai ancaman oleh sebagian orang yang kontra terhadap Islam”. Beliau juga terus memberi dukungan kepada umat Islam, untuk tidak kenal lelah dalam menunjukkan wajah Islam yang sesungguhnya, yakni umat beragama yang cinta akan kedamaian. Tak ketinggalan, Konjen Dewi turut memberikan dukungannya terhadap Mukatamar 2016 dan berharap seluruh peserta dapat mengambil hikmah positif dari setiap topik diskusi yang dibahas.

Selain perwakilan dari pemerintahan Indonesia, Bruce Atkinson yang merupakan Ketua Victorian Legislative Council pula menyampaikan pidato pembukaan dan pendapatnya mengenai acara tersebut. Ditemui di sela-sela acara,

Ketua Victorian Legislative Council Bruce Atkinson
Ketua Victorian Legislative Council Bruce Atkinson

Mr Bruce mengungkapkan rasa bahagianya. “I think this is a very good initiative. To bring people together to talk about a range of issues, to look at some of the opportunities as well as the challenges,” ujarnya.

Terkait tentang Melbourne yang terkenal dengan masyarakat multikulturalnya, Mr Bruce memaparkan bahwa dengan keberagaman budaya, etnik, ras dan agama ini, hal yang diperlukan adalah tidak hanya mentoleransi akan adanya perbedaan, melainkan merayakan perbedaan tersebut. Dalam pidatonya pun Mr Bruce mengungkapkan hal senada, “your contribution is really important. We can do so many things if we contribute and committed to ensure all of the benefits from the multicultural society. We are not just tolerate, but we celebrate it positively the differences as part of community,” jelas politisi kelahiran Mei 1953 ini.

Kedepannya, Mr Bruce berharap komunitas-komunitas yang tinggal di Melbourne pada khususnya, dan tinggal di Victoria pada umumnya, hidup berdampingan dan tidak memandang sebuah ‘komunitas’ itu adalah terasing, akan tetapi menjadi sebuah kesatuan. “…to dress as they wish, to have entertainment that they wish, enter schools that they wish, worshiping or praying as much as they wish, they are still Australians, no matter what choices that they finally decided,” ujarnya. Terakhir, Mr Bruce mengungkapkan harapannya agar konferensi Muktamar semacam ini dapat lebih disosialisasikan lagi. “I would like to see continuing dialogue. I would like to see not teep-toe-ing on issues, but rather, focusing on how to develop solutions. This is the very first event… but this is the foundation for a further dialogue, for creating more solutions, and looking up for opportunities,” tutup Mr Bruce.

Ketua IMCV Neil Siregar
Ketua IMCV Neil Siregar

Mendapatkan dukungan dari banyak pihak, Neil Siregar selaku Ketua IMCV menjelaskan tujuan diadakannya Mukatamar 2016, yakni “bermaksud untuk mengajak semua khalayak duduk bersama-sama dan membicarakan isu-isu yang sedang berada di sekitar komunitas kita. Karena, kalau tidak adanya inisiatif untuk membuat sebuah forum diskusi dari sekarang, dan saling menunjuk satu sama lain, tidak akan adanya solusi yang tercapai… Orangtua menghadapi masalah dimana anak-anak mereka yang tumbuh dan besar di Australia, jika tidak adanya upaya untuk me-maintain identitas mereka sebagai umat Muslim dan sebagai orang Indonesia, identitas tersebut akan hilang. Maka dari itu, semua permasalahan ini dibicarakan dalam forum ini,” jelas Neil.

Neil pun menggaris-bawahi bahwa sebagai orang Indonesia yang memiliki populasi Muslim terbesar seharusnya kita bisa melakukan sesuatu dalam merubah pandangan orang luar tentang Muslim di dunia. Berbagai aktivitas dan kegiatan telah dilakukan IMCV, salah satunya adalah memberi santunan makanan kepada tunawisma. “Itu cuma salah satu contoh aktivitas yang dapat kita lakukan. Dan alhamdulillah, sejauh ini tanggapannya sangat positif. Dan masih banyak aktivitas lain yang bisa kita lakukan. Kenapa kita bikin konferensi, untuk bisa mengetahui pandangan-pandangan orang dari sudut yang berbeda. Dan harapannya, kita bisa tahu akar masalahnya berawal dari mana, sehingga solusi pun bisa terbentuk,” tambahnya lagi.

Zachariah Matthews
Edukator Zachariah Matthews membawakan topik diskusi Muslim Identity in the West, Building Ummah, dan Building Society

Rangkaian acara yang terbagi dalam empat sesi tersebut mengusung topik-topik yang sangat menarik. Sesi pertama yang bertajuk Muslim Identity in the West dibawakan oleh Zachariah Matthews, seorang edukator Muslim yang berasal dari Sydney. Selanjutnya, sesi kedua disampaikan oleh Abdul Shaheed Drew yang memaparkan tentang Islam and Australia. Sesi 3 dan 4 pun terus bergulir dilanjutkan oleh Zachariah Matthews yang membicarakan perihal Building Ummah, Building Society dan ditutup oleh Moustapha SARAKIBI yang memberikan kuliah berjudul Living in Harmony.

Usai pemaparan materinya di sesi ketiga, Zachariah Matthews, atau yang lebih akrab disapa Dr Zac menuturkan rasa bangganya terhadap Mukatamar 2016. “Alhamdulillah it’s been a good event. Very enjoyable. I think it’s a good start, the topic discussed is a very important topic. One of the objectives for having the conference is to cover contemporary issues that people find it a little bit more challenging,” ujar pria yang lahir di Afrika Selatan ini.

Mengusung tema tentang kepemimpinan, Dr Zac sangat memperhatikan persoalan pemimpin yang baik selama ini. Menurutnya, seorang pemimpin yang baik adalah mereka yang senantiasa selalu rendah hati dan bersedia menjadi ‘pelayan’ bagi umatnya. Daripada menjadi seorang pemimpin yang tinggi hati dan tidak memperhatikan pengikutnya. Ketika ditanyakan perihal antara pemimpin dan agamanya dalam suatu negara, Dr Zac pun mengungkapkan dua hal yang perlu dilihat sebelum memilih. “Is the person qualified for that kind of position? And is religion is important for that position?” Sebelum menutup, Dr Zac pun berharap bahwasanya acara ini dapat terus berlangsung dan menghasilkan upaya-upaya yang positif dalam menanggulangi sebuah masalah. “Hopefully to people who attended this conference, it could give them an opportunity to challenge their thinking, ideas… assess who they are, what they want to do, and if they’re inspired to do a positive thing. And for the organizer, they can build on it for the future, and have some concrete outcomes from this event.”

Setelah forum diskusi yang berlangsung cukup panjang, acara ditutup dengan Gala Dinner. Panitia mengangkat tema “Dine and Donate” dimana para peserta dapat berkenalan satu sama lain sekaligus menggalang dana untuk pembangunan mesjid di Melbourne, yakni ditujukan kepada Mesjid Surau Kita dan Mesjid Baitul Makmur. Tak ketinggalan, Muktamar 2016 pun bekerja sama dengan pihak Dompet Dhuafa dalam mengumpulkan dana bagi para kaum dhuafa yang berada di Indonesia.

 

Alifia

 

Nugraha Padmadisastra
Mahasiswa Swinburne University jurusan Master of Structural Engineering

Saya kebetulan diundang oleh pihak panitia sendiri sebagai perwakilan dari Madrasah Westall, dan menurut saya Muktamar ini sangat menginsipirasi pandangan berpikir mengenai Islam. Hal-hal yang saya pikir pada awalnya tidak terlalu penting, ternyata hal itu justru lebih menginsipirasi saya.

Ada diskusi mengenai Youth Development di Australia yang dimana membuat saya pribadi sadar akan perlunya penyaluran informasi dan komunikasi yang penting antara youth organization di AUstralia dengan organisasi lain yang sudah matang. Saya berharap, topik-topik kedepan bisa dibuat lebih menarik lagi untuk mengundang lebih banyak masa dan peserta. Bahkan kalau bisa, ini juga ditargetkan kepada khalayak yang non-muslim agar mereka kenal akan indahnya dunia Islam.

Farah Az-Zahra
Farah Az-Zahra

Farah Az-Zahra
Mahasiswi Holmesglen Institute of TAFE jurusan Bachelor of Nursing

Kebetulan saya lihat postingan di Facebook mengenari acara ini, dan memang terlihat menarik untuk didatangi. Saya berpikir bahwa acara ini adalah dasar untuk menyatukan Indonesian community yang tersebar di Australia & Selandia Baru. Dan dengan acara ini, terdapat banyak sekali kegiatan dan aktivitas yang bisa kita lakukan sebagai Muslim yang berasal di Indonesia untuk memberi tahu wajah Islam yang sebenarnya, bukan hal-hal yang selama ini ditayangkan di media. Dan ketika saya melihat itu, it is such a wonderful thing to know and it is amazing, masha Allah. Semoga kedepannya Muktamar bisa terus memberikan inspirasi-inspirasi bagi para pesertanya dan dapat meng-cover target audience lebih luas lagi. Sukses selalu!

 

Yanialti Bachtiar Purnomo
Yanialti Bachtiar Purnomo

Yanialti Bachtiar Purnomo
Anggota Komite Mukatamar 2016 dan Pemenang Muslimah of the Year 2016

Alhamdulillah Mukatamar berjalan sesuai dengan yang direncanakan oleh panitia. Bahkan ada beberapa kejutan di last minute, seperti kehadiran Bruce Atkinson yang memberikan pidato yang sangat menyentuh. Sebagai panitia, tujuan akhir dari Muktamar ini adalah merapatkan barisan umat Islam Indonesia yang tinggal di Australia untuk kepentingan syiar agama dan dakwah Islam di Australia. Agar nantinya, seluruh umat Islam Indonesia menjadi satu tubuh dalam menghadapi berbagai isu Islam. Saya berharap kedepannya, Muktamar semakin sukses terus dan kian banyak khalayak yang mendukung acara ini.