Empat perusahaan suku cadang otomotif asal Indonesia turut mewakili tanah air di pameran otomotif aftermarket terbesar di Australia, Australian Auto Aftermarket Expo (AAAE) 2022. Pameran yang khusus untuk suku cadang otomotif, aksesoris, dan alat-alat keperluan otomotif yang berhubungan dengan perbaikan dan peremajaan kendaraan bermotor itu diadakan selama 3 hari dari tanggal 7 hingga 9 April di Melbourne Exhibition and Convention Centre (MECC). Pameran bergengsi bertaraf mancanegara ini turut dihadiri oleh Sandiaga Salahuddin Uno, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI yang berkunjung ke booth Indonesia guna meninjau produk-produk otomotif buatan dalam negeri.

Dengan difasilitasi oleh Atase Perdagangan RI di Canberra dan Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Sydney, ke-empat perusahaan ini hadir untuk memperkenalkan aneka produk-produk velg dan pegas. Adapun perusahaan-perusahaan tersebut adalah PT Indoprima Gemilang dan PT. Indospring Tbk yang merupakan bagian dari Indoprima Group dan Pako Group yang merupakan bagian dari PT Astra Otoparts Tbk dan Triputra Group.
Incar pasar otomotif Australia
Atase Perdagangan RI Agung Wicaksono mengungkapkan bahwa ini merupakan kali kedua Indonesia berpartisipasi di AAAE dimana sebelumnya adalah di tahun 2019 silam.

“Kita melihat bahwa kita punya peluang untuk mengisi permintaan pasar di Australia untuk produk-produk suku cadang, aksesoris, dan berbagai macam produk atau komponen pendukung lainnya untuk kendaraan bermotor. Event ini adalah event terbesar di Australia, untuk produk-produk suku cadang, aksesoris, dan komponen pendukung lainnya untuk kendaraan bermotor. Di sini tempat business-to-business berkumpul. Dan ini akan menjadi peluang bagi exhibitors untuk bertemu dengan potential buyers maupun mitra-mitra dagangnya,” jelas Agung. Perwakilan dari Kementerian Perdagangan RI di Australia itu juga mendorong para exhibitors untuk mempergunakan fasilitas dan program event dengan sebaik-baiknya seperti workshop dan networking event agar mereka dapat melihat peta perkembangan industri otomotif kedepannya dan mendapat relasi dan mitra-mitra sesama industri yang baru.
“Kami tidak melihat pasar Australia ini sebagai satu pasar, melainkan jendela untuk ke pasar global,” tekan Agung lagi akan pentingnya bagi pelaku indsutri otomotif Indonesia untuk mencapture pasar Australia.
Sentimen Agung ini digemakan oleh Yeremia Haryanto, head of marketing division dari Pako Group, salah satu produsen velg mobil terbesar di tanah air.

“Kita sudah mulai fokus ke industri aftermarket mulai dari 2015, dan sekarang sudah mulai mengembangkan ekspor. Kalau untuk velg, kita juga bikin untuk velg ATPM, jadi kalau di Indonesia Daihatsu, Toyota itu dari kita. Kemudian untuk ATPMnya, untuk OEMnya kita sudah ekspor ke Jepang untuk Lexus dan ekspor ke Malaysia. Kita juga mendengar di Australia cukup banyak peminatnya untuk mobil-mobil double cabin yang besar-besar seperti ini, jadi saya rasa ini merupakan pangsa pasar yang cukup bagus juga,” ujar pria asal Yogyakarta itu. Yeremia berharap dengan partisipasi Pako Group di AAAE 2022 ini, perusahaannya dapat berkesempatan memasuki pasar suku cadang Australia.
Optimis dengan daya saing produk buatan Indonesia
Di sisi lain, Indoprima Group sudah memiliki bagian di pasar Australia dengan mensuplai pegas ke ARB, produsen dan distributor aksesori kendaraan 4WD (4 wheel-drive). Di AAAE 2022 ini, PT Indoprima Gemilang yang di bawah Indoprima Group turut berpartisipasi untuk memperkenalkan produk-produk perusahaan mereka seperti brake pad, facing, dan lain sebagainya.

“Kita berharap agar kita bisa mendapat kontrak dengan mining company di Australia seperti Rio Tinto dan BSP. Kita juga berharap kita bisa mensupplai railways yang ada di Australia karena kita sudah mempunyai produk untuk railways,” ujar Teddy Limyanto selaku commercial director dari PT Indospring Tbk. Dirinya lantas membeberkan rencana Indoprima Group untuk mendirikan warehouse di Melbourne, pasalnya customer base dari perusahaan suku cadang otomotif asal Jawa Timur tersebut berada di Melbourne.
Teddy meyakini bahwa produk-produk suku cadang asal Indonesia mampu bersaing dengan produk-produk serupa dari Tiongkok di pasar Australia. Menurutnya, dengan kedekatan geografis antara Indonesia dan Australia, biaya pengiriman produk akan lebih rendah, sehingga harga jual produk buatan Indonesia akan lebih kompetitif. Tentunya, dari segi kualitas pun produk Indonesia tidak kalah dari produk buatan negara lain. Khusus untuk Indoprima Group, jaringan distribusi perusahaan tersebut bahkan telah mencapai Original Equipment Manufacturer (OEM) Jepang dan Amerika Serikat, sehingga tentunya akan menambah daya saing produk-produk suku cadang otomotif dalam negeri itu.
Masa depan industri kendaraan elektrik (Electric Vehicle) menjanjikan di bawah IA-CEPA

“IA-CEPA ini sangat relevan terhadap perkembangan industri electric vehicle. Karena di dalam IA-CEPA, Indonesia mendapat preferensi, yang bukan hanya dibebaskan tarif untuk seluruh produk Indonesia, tetapi kita sedang mencoba membangun kolaborasi berdasarkan kapasitas Indonesia-Australia, dimana kita bisa mengaccesspasar global. Keunggulan IA-CEPA jika dibandingkan dengan perjanjian dagang dengan negara tetangga seperti Thailand, kita sudah mendapatkan preferensi untuk electric vehicle sedangkan perjanjian-perjanjian dagang sebelumnya belum membahas soal electric vehicle,” jelas Agung yang sempat menjadi perwakilan Indonesia di Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) itu. Dirinya juga menegaskan bahwa Australia melihat potensi dalam kapasitas produksi Indonesia. Tak hanya Australia, para investor mancanegara termasuk dari Korea pun sudah melirik industri kendaraan elektrik Indonesia dan mulai berinvestasi.
Galakkan ekspor di semua bidang termasuk produk makanan dan minuman
Dengan dibukanya kembali perbatasan Australia, berbagai upaya telah direncanakan untuk membangun kembali ekonomi di kedua negara, terutama di bidang perdagangan antar negara. Agung menjelaskan bahwa di tahun 2022 akan ada berbagai pameran serupa AAAE untuk produk-produk lain seperti produk makanan dan minuman, termasuk biji kopi.

“Untuk kopi biasanya diadakan di Melbourne International Coffee Exhibition dan kita disitu sangat dikenal. Dan disitu mereka bahkan melihat bahwa Indonesia memiliki banyak barista-barista. Ini kita melihat bahwa kita tidak hanya ingin mempromosikan raw materialsnya, kita juga ingin mempromosikan produk-produk dengan value added yang bisa diterima oleh masyarakat internasional. Ada juga pameran-pameran lain seperti pameran furnitur yang akan diadakan di Sydney, tapi untuk sementara yang dapat saya konfirmasi adalah Melbourne International Coffee Exhibition itu,” ungkap Atase Perdagangan RI itu.
Atase Perdagangan di Canberra mencatat semenjak diimplementasikannya perjanjian IA-CEPA, volume perdagangan antara Indonesia-Australia tumbuh sebanyak 70% di tahun 2021, dengan volume perdagangan produk non-migas naik sebanyak 20% meski ditengah-tengah pandemi. Dirinya berharap dalam waktu dekat hubungan dagang ini akan terus membaik dan supply chain antara kedua negara tidak terdisrupsi oleh dampak krisis di Ukraina.
Foto: Luna Salsabilla