Untuk edisi kali ini, kita akan berbincang-bincang sedikit mengenai Soundsekerta. Mungkin banyak dari kita yang sudah tahu mengenai acara tahunan yang diselenggarakan oleh PPIA Monash ini. Tahun 2016 merupakan edisi yang spesial setelah 10 tahun berlangsung. Ya, satu dekade merupakan waktu yang lama, cukup waktu untuk selalu belajar, meneruskan informasi kepada generasi berikut dan akan terus berlangsung.

Pada kesempatan kali ini, ada bintang tamu spesial, yaitu Kahitna dan Gac. Kahitna sendiri baru saja merayakan 30 tahun nge-band bareng. Siapa sih yang tidak kenal Yovie, otak di balik kesuksesan band ini. Lagu-lagu romantis yang telah menjadi hits membawa kenangan itu kembali.

Di sisi lain, ada grup vokal berbakat GAC yang juga sedang naik daun di Indonesia. Belakangan Gac berhasil memenangkan Indonesian Choice Awards 2016 sebagai group of the year.

Excited? Masih ada bocoran lagi, yakni akan ada kolaborasi dengan teman-teman musisi yang bermain string!

Ngomong-ngomong mengenai para pengisi acara Soundsekerta, saya berkesempatan baik untuk tanya-tanya kepada mereka yang ada di belakang layar. Mari saya perkenalkan dengan Yoki, Rian, dan Adinda.

 

BUSET ICCA - Yoki WindriawanYoki Windriawan, Artist Management
Business Manager Kahitna

 

BUSET ICCA - Rian IdolaRian Idola AKA Mr Idol, Producer/Drummer
DJ/Beat maker Gac

 

Apa tugas kalian? Dan sudah berapa lama mengerjakannya?

Yoki:
“Mencarikan dan membuat program off air dan on air buat talents dari Artist Management YWMF (Yovie Widianto Music Factory) seperti Kahitna, Yovie&Nuno dan 5Romeo. Sejak tahun 2011 sampai sekarang.”

Rian:
Beat making stuffs, lebih kayak production sebelum manggung (untuk lagu yang di re-arrange) dari 2009.”

 

Bagaimana pendapat kalian mengenai kolaborasi di Soundsekerta? Apa pengaruhnya untuk industri musik?

Yoki:
“Konsep yang menarik, ketika musisi (soloist atau band) berkolaborasi dengan orkestra setempat dengan tema yang tidak melupakan nuansa Indonesia. Moga-moga bisa jadi tontonan yang menarik dan berbeda untuk masyarakat Indonesia di Melbourne.”

Rian:
“Wah ini seru banget sih, electronic dan instrument konventional dan sepertinya pertama buat GAC kolaborasi dengan orkestra. Mungkin pengaruhnya buat industri di Indonesia, musisi dan artis jadi berlomba untuk menghasilkan komposisi-komposisi yang menarik agar bisa didengar sampai ke mancanegara dan bisa diundang di Soundsekerta.”

 

Ada pesan buat pembaca BUSET?

Yoki:
“Dukung selalu musik Indonesia.”

Rian:
Do what you believe. Selalu lakuin apa yang kita yakini, waktu yang akan ngasih jawaban kalau kita tekun dan percaya sama yang kita lakukan. Tapi kalau kita sendiri ga percaya sama kemampuan dan apa yang kita lakukan, you better stop hehehe, pasti percuma. Sukses terus buat Soundsekerta, much love!”

 

 

Mari kita dengar juga pendapat Adinda, mewakili teman-teman orkestra di Melbourne.

BUSET ICCA - AdindaAdinda Nindyachandra, Violin 2

 

Apa pendapatmu mengenai Soundsekerta?

“Acara ini mempunyai kemampuan untuk memperkuat hubungan antara para siswa di Melbourne melalui musik.”

 

Menurutmu bagaimana dampak acara ini ke industri musik?

“Berpotensi sebagai platform untuk ‘existing artists’ dan ’emerging artists’ untuk perform dan bisa dikembangkan ke genre musik yang lebih bervariasi.”

 

 

Ok teman-teman, mungkin sekian dulu ngobrol-ngobrol kali ini, saya akan biarkan mereka kembali bekerja keras untuk mempersiapkan konser nanti tanggal 11 September di Melbourne Town Hall. Sampai jumpa!

 

 

Salam kreatif,
Enos