Perhimpunan Pelajar Indonesia di Australia (PPIA) cabang Victoria memiliki “wajah baru” setelah satu tahun dipimpin oleh Billa Aura Jelitha, mahasiswi S2 di RMIT University.
Ibnu, begitulah ia disapa, kini menduduki posisi Presiden PPIA Victoria periode 2019-2020. Melihat rekam jejaknya sebagai ketua organisasi maupun acara dari tahun ke tahun, tidak heran kalau sekarang mahasiswa Biochemistry di Monash University tersebut dapat menduduki jabatan dengan tanggungjawab lebih besar.
BUSET beruntung mendapat kesempatan untuk ngobrol bersama laki-laki kelahiran tahun 1997 yang namanya sudah tidak asing di telinga mahasiswa Indonesia ini. Yuk, simak wawancaranya.
Apa alasanmu untuk bergabung menjadi anggota PPIA?
Dahulu di kala aku baru pertama kali aku datang ke Melbourne, PPIA menurutku merupakan sebuah platform berbentuk komunitas yang memberikan tempat bagi pelajar-pelajar Indonesia untuk memperluas koneksi. Kita sebagai pelajar-pelajar Indonesia di Australia bisa dibilang anak-anak rantau dan termasuk kaum minoritas. Jadi, dengan bergabung menjadi anggota PPIA aku ingin mengenal lebih banyak orang-orang yang merupakan komunitas warga negara Indonesia di Melbourne. Terlebih lagi untuk tetap terus terhubung dengan negara Indonesia dan ikut berkontribusi untuk Indonesia di Australia.
Aku mendaftar menjadi anggota PPIA karena aku ingin belajar untuk berkomunitas dan berorganisasi dengan kaum pelajar Indonesia lainnya. Aku percaya bahwa berorganisasi di luar negeri akan terasa berbeda dengan berorganisasi di Tanah Air seperti OSIS. Aku ingin mengambil kesempatan untuk mendapatkan pengalaman-pengalaman baru yang aku dapat ambil dengan menjadi bagian dari sebuah organisasi Indonesia di luar negeri dan juga sebagai mahasiswa universitas.
Apa yang memotivasi Ibnu untuk menjabat sebagai Presiden PPIA Victoria?
Pertama-tama, aku benar-benar tidak menyangka untuk dipilih menjadi Presiden PPIA Victoria. Terutama karena kedua kandidat lain yang juga sangatlah keren dan sebelum ini merupakan bagian dari PPIA Victoria. Tetapi, aku sangat bersyukur dan berterimakasih telah diberikan kesempatan ini dan akan berusaha sekeras mungkin dan memberikan yang sepenuhnya untuk PPIA Victoria.
Aku memiliki prinsip bahwa selagi aku masih bisa berkontribusi untuk sekitarku, kenapa tidak. Itulah yang mendorong aku untuk mendaftar menjadi Presiden dari PPIA Victoria. Aku merasa gagal jika aku tidak mengambil kesempatan untuk dapat memberikan dampak yang baik bagi orang-orang di sekitarku. Maka dari itu, dengan menjadi Presiden PPIA Victoria, aku bisa berkontribusi besar dalam menyebarkan kebahagiaan dan efek positif ke orang-orang di sekitarku.
Apa strategimu dalam mengatur anggota dari berbagai universitas?
Aku dulu menjabat sebagai Presiden PPIA Monash University. Tentunya menjadi Presiden PPIA Victoria memiliki tugas yang sangatlah berbeda dengan posisiku sebelumnya. Sebelumnya aku menangani dua cabang Monash University, kali ini aku menangani lebih banyak lagi cabang universitas dan menuntun mereka. Strategiku dalam menangani hal ini adalah untuk menerapkan apa yang dahulu terapkan di PPIA Monash University. Aku ingin menjadikan PPIA Victoria sebuah keluarga besar dimana semua pelajar Indonesia dapat bergabung di dalamya.
Rencanaku dalam mengabulkan aspirasiku ini adalah dengan memperkuat sisi internal dari PPIA terlebih dahulu yang adalah anggota komiti-komiti dari setiap ranting maupun PPIA Victoria. Karena dengan kesatuan dan kekeluargaan anggota-anggota internal PPIA, yang merupakan pondasi dari organisasi ini, semakin kokoh akanlah menjadi lebih mudah bagiku untuk mengembangkan sisi eksternalnya yang adalah anggota-anggota PPIA lainnya dan bahkan organisasi-organisasi lainnya.
Sebuah tantangan yang sangatlah besar karena dulu sebagai presiden dari salah satu ranting PPIA, lebih ke arah acara-acara sosial dan program-program kecil lainnya. Sekarang, aku harus mencari tahu bagaimana caranya untuk membentuk relasi yang kuat antar ranting PPIA dan membuat PPIA Victoria sebuah induk dan fasilitator bagi ranting-ranting PPIA lainnya. Dalam kata lain, aku ingin merangkul semua ranting PPIA untuk menjadi satu kesatuan organisasi PPIA dan hal itu sendiri merupakan sebuah tantangan yang aku harus juga dapat tangani.
Apa visi misi Ibnu untuk PPIA Victoria di kedepannya?
Aku memiliki visi untuk menciptakan PPIA sebuah organisasi yang memiliki sinergi internal dan eksternal yang baik. Dengan begitu, aku berharap bahwa organisasi PPIA Victoria untuk lebih diakui keberadaannya dan lebih terkespos lagi ke perhatian publik. Aku tidak ingin membuat organisasi ini eksklusif hanya untuk komunitas Indonesia saja. Aku ingin semua orang yang bahkan bukan orang Indonesia untuk dapat menikmati dan berkontribusi dalam program-program dan acara kita. Dengan ini kita dapat meningkatkan exposure identitas kita sebagai organisasi pelajar Indonesia kepada pemerintah Victoria juga. Contohnya dengan menerapkan kembali acara Give It Back, yang merupakan salah satu program dimana kita menunjukkan bahwa kita ikut berkontribusi untuk memberikan kembali kepada Victoria. Terlebih lagi karena acara ini merupakan bentuk kerjasama dengan organisasi-organisasi lainnya. Atau program Culture Day, dimana kita memamerkan dan memperkenalkan masyarakat yang ada di Victoria akan Indonesia. Melalui acara Culture Day kita bisa bekerjasama dengan organisasi lainnya seperti AIYA, dalam meningkatkan exposure dan relasi kita dengan organisasi eksternal.
Misi aku sebagai Presiden PPIA Victoria tidak untuk mengembangkan program kerja baru, tetapi untuk mengoptimalkan dan mengembangkan program kerja yang sudah ada. Aku juga bermisi untuk memberikan lebih perhatian akan hubungan dengan kaum eksternal yang PPIA jalani. Karena kunci dari terkenalnya eksistensi asosiasi pelajar Indonesia ini adalah kerjasama dengan pihak eksternal.
Apa aspirasi untuk Indonesia melalui PPIA Victoria ini?
Aku percaya bahwa generasi-generasi muda Indonesia adalah kunci dari kemakmuran den kesejahteraan Indonesia. Jadi melalui peranku ini juga, aku berharap bahwa pelajar-pelajar Indonesia siap dalam menangani dan mengurus Negara Kesatuan Republik Indonesia. Karena masa depan bangsa ada pada tangan-tangan kita, generasi muda. Para generasi lalu sudah tidak akan sanggup lagi dan kita harus siap untuk memimpin di masa yang akan datang. Terutama bagi anggota-anggota PPIA nantinya untuk mengembangkan keahlian memimpin mereka dari berorganisasi di dalam PPIA.
Kita merantau ke mancanegara bukan hanya untuk menimba ilmu yang diberikan universitas di sini. Tetapi kita sebagai generasi penerus bangsa harus mencari tahu potensi dan bakat kita. Aku juga berharap bahwa kita dapat mempelajari dan menerapkan nilai-nilai positif yang dapat kita pelajari dari masyarakat Australia.
Pengalaman apa yang paling berkesan sebagai Presiden PPIA Monash?
Pengalaman yang paling aku simpan dengan erat adalah kesempatan yang aku dapatkan untuk bertemu dengan teman-teman baru yang sekarang sudah menjadi keluarga keduaku di Melbourne. Selain itu aku belajar mengenai sulitnya dan dibutuhkannya proses untuk mencapai suatu angan yang semua orang inginkan, kesuksesan. Banyak pelajaran hidup yang aku dapatkan dengan menjabat sebagai Presiden PPIA Monash yang menyiapkanku untuk kehidupan profesional di kemudian hari.
Bintang