Perayaan ulang tahun PERWIRA tahun ini berlangsung spesial, tatkala organisasi warga Indonesia di Victoria merayakannya secara online untuk pertama kalinya.
“Sebetulnya ulang tahun ini dadakan,” aku Nika Suwarsih, Presiden PERWIRA. Dikarenakan Victoria masih dalam keadaan lockdown, ulang tahun PERWIRA tahun ini sempat terancam batal. Namun, setelah mempertimbangkan kemungkinan larangan untuk menggelar acara massa yang melibatkan ratusan orang akan terus ada hingga tahun depan, Nika memutuskan untuk menjadikan momen ini sebagai perayaan online perdana mereka.

Alhasil, dalam tempo 2 minggu, PERWIRA berhasil mengumpulkan cukup banyak seniman-seniman di Victoria dan Indonesia untuk memeriahkan acara ulang tahun mereka. Diantaranya adalah grup musik Aneka Ria, grup pujangga Jembatan Poetry Society, Sanggar Sang Penari Indonesia, grup pencak silat Art of Self Defense Akar dan pemusik Decky Nanere. Acara ini turut diramaikan oleh artis tanah air, Adinda Bonita dan David Hoffman.
Acara yang digelar via Zoom dan Facebook Live ini dibuka dengan pembacaan doa dari Gus Nadirsyah Hosen dan pidato dari Spica Tutuhatunewa, Konjen Indonesia untuk Victoria dan Tasmania. Kemudian disambung dengan pidato dari Nika selaku Presiden PERWIRA dan acara pemotongan kue ulang tahun diiringi lagu ulang tahun oleh perwakilan PERWIRA Santi Whiteside dan Sophie Page dari Aneka Ria.

Dengan persembahan lagu ‘Satukanlah Kita’ dan ‘You and I’ karya orisinil dari Decky Nanere dan lagu-lagu dangdut dari Adinda Bonita dan Aneka Ria, acara ulang tahun PERWIRA kian meriah. PERWIRA yang memang merupakan wadah bagi masyarakat Indonesia untuk mempromosikan budaya Indonesia itu juga mengundang beberapa penari seperti Maria Parker dan Altrina Uttley yang mengajak para peserta untuk menari dangdut dan zumba bersama.
Tak hanya bernyanyi dan berjoget bersama, para peserta juga diajak untuk mempraktekkan seni kebatinan ‘mindfulness‘ oleh AOSA yang dipimpin oleh Les Irawan. Di penghujung acara, para pujangga dari Jembatan Poetry satu persatu membacakan puisi-puisi karya pujangga legendaris Chairil Anwar seperti ‘Aku’ dan ‘Dalam Karyamu’. Puisi ‘Topeng’ karya pendiri Jembatan Poetry Society Anton Alimin dan puisi karya Alfons Sroyer berjudul ‘Romansa Malam’ pun turut dibacakan di acara ini.
Acara ditutup dengan quiz tebak lagu dan trivia seputar topik PERWIRA yang disponsori oleh Diana’s Kitchen.
“Saya harap PERWIRA tetap semangat untuk membikin event-event untuk mempromosikan budaya Indonesia yang bermanfaat bagi masyarakat sekitar, baik masyarakat Indonesia maupun Australia,” ujar Nika.
Selamat ulang tahun ke-39 PERWIRA!
Apa Kata Mereka
Leni Martha Efendi – Anggota Aneka Ria

“Waktu aku dengar dari ketua Aneka Ria, Om Putu kalau akan ada acara ini lewat zoom aku pikir ‘seru nih kayanya’ dan pas aku lihat juga lagi libur. Ikutan deh akhirnya. 10 harian sebelum acara, aku beberapa kali telponan sama Om Putu dan anggota Aneka Ria lainnya untuk cek suaranya. Tapi ternyata pas nyanyi, kita ga bisa share screen pas dan apa yang kita nyanyiin sama yang di zoom keluarnya beda. Jadi binggung kan, terus suaranya lagging juga karena tergantung jaringan. Kita akhirnya coba pasang pakai microphone, ribet banget la pas itu dan hampir ga jadi manggung! Cuma Mba Sophie yang pas perform lengkap banget dengan mixer, tablet dan laptop. Kalau aku cuma pakai sound card itupun untuk cari kabel sambungannya harus pinjem kemana-mana. Heboh banget deh, kabel juga kadang nyambung kadang ga. H-2 jam dari acara, suaranya ga keluar dari kabel juga dan kepalaku mau meledak. Tapi jujur, aku baru bisa perform pertama kali di depan banyak orang itu di Melbourne dan itu semua karena Aneka Ria.”
Bela Kusumah – Ketua Jembatan Poetry Society

“Kebetulan Bu Nika mengundang JPS untuk berpartisipasi, sebelumnya selama JPS masih dalam kepimpinan Pak Anton Aliminin kami juga sering turut berpartisipasi di kegiatan-kegiatan PERWIRA. Ini pertama kalinya kami membacakan puisi melalui zooming, lalu saya mengajak selain anggota JPS juga ketua-ketua organisasi masyrakat disini jika mereka ingin ikut membacakan puisi. Ternyata banyak yang merespon dan menarik sekali walau hanya berhadapan lewat screen. Reaksi yang kita terima juga bagus. Saya juga agak surprised karena ternyata ada juga anggota-anggota dari Indonesia yang ikut, seperti Nova yang di Sulawesi. Misi kami adalah untuk menjembatani Indonesia-Australia melalui sastra dan budaya. Setelah pandemi ini, kami akan mengadakan lebih banyak lagi kegiatan pembacaan puisi yang melibatkan orang Australia juga.”