Pada tanggal 20 Maret lalu, Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan posisi Amerika sebagai negara terhebat di seluruh dunia secara ekonomi. Negara liberal ini dikatakan akan mendominasi dunia melalui perang nuklir yang telah dipersiapkan Presiden Donald Trump untuk tahun 2021. Menjawab hal ini Presiden RI Joko Widodo bersama Kaisar Jepang Naruhito berencana untuk mewujudkan mimpi dalam slogan, ‘The Future is Asia’. Hari ini kita akan membahas apabila segala pernyataan di atas telah berhasil menipu Anda. April’s Fool!

Akuilah bahwa meskipun kru BUSET kami baru saja mengarang semua yang tertulis di atas, beberapa dari sahabat BUSET ada yang berpikir bahwa hal itu benar-benar telah terjadi. Mungkin beberapa dari kalian ada yang sudah menduga bahwa paragraf di atas merupakan sebuah kebohongan, tetapi konten-konten media lainnya yang tidaklah benar mampu mengelabui kalian. Misinformasi atau dalam istilah lain disebut sebagai berita hoax telah menjadi salah satu tantangan terbesar ketika berbicara mengenai tren media sekarang.

Media adalah mata dan telinga publik dan semakin jauh kita berjalan menuju masa depan semakin banyak orang yang bergabung ke dalam kingcup media ini. Media dicita-citakan untuk menjadi platform yang menjunjung tinggi kejujuran, keadilan sosial, dan menjadi tempat dimana semua orang didekatkan untuk saling menghormati. Namun sejak arus globalisasi menghipnotis rakyat dunia untuk menjadi semakin individualistis, beberapa perusahaan media memilih untuk memfokuskan pekerjaan mereka pada seberapa besar pendapatan yang akan mereka terima melalui bisnis yang mereka jalani ini.

Tetapi tak perlu takut! BUSET hadir untuk membantu kalian dalam memilah berita mana yang palsu dan yang tidak melalui tiga langkah berikut :

  1. Siapa dan kapan yang membuat artikel tersebut

Hal pertama yang perlu diverifikasi dari sebuah berita adalah individu atau organisasi yang menulisnya. Apakah orang tersebut tercantum di dalam artikel atau bahkan tidak sama sekali. Dengan mengetahui hal ini, kita dapat menetapkan apakah berita tersebut berasal dari sumber terpercaya atau tidak. Apabila artikel tersebut menggunakan artikel-artikel yang diciptakan oleh orang lain, apakah artikel yang dipakai juga ditulis oleh sumber yang terpercaya?

Lalu kapankah berita ini ditulis? Apakah berita yang berasal dari tahun 1999 masih berlaku untuk kejadian-kejadian yang terjadi pada tahun ini? Tentu tidak, karena sepanjang masa berjalan pola kehidupan manusia pun berubah.

  • Konten atau pesan yang disampaikan

Cara kedua yang dapat menentukan apakah berita yang Anda baca adalah palsu atau tidak adalah dengan melihat pesan yang dikomunikasikan. Dapatkah Anda menemukan konten yang sama di banyak artikel lain? Sudut pandang apa yang sedang diungkapkan dalam keseluruhan artikel? Bagaimanakah pesan tersebut diformatkan?

Apakah pesan yang disampaikan bersifat objektif atau diarahkan terhadap seseorang atau organisasi tertentu di dalam komunitas lokal bahkan global? Kita harus bersikap kritikal dan harus bisa menilai apabila artikel tersebut memiliki sebuah pola yang bersifat memihak atau menjatuhkan sebuah pihak.

  • Mengapa artikel ini dibuat?

Pertanyaan ini dapat membantu Anda melihat tujuan di balik artikel yang Anda baca tersebut. Apa yang memotivasi sang penulis untuk memposting artikel atau berita tersebut. Apakah berita tersebut sebenarnya bertujuan sebagai sebuah iklan untuk mempromosikan sebuah layanan, organisasi atau bahkan produk yang perusahaan itu jual.

Jadi mulai dari sekarang kita harus memberikan lebih banyak perhatian terhadap detail-detail sebuah bacaan terutama sesuatu bacaan yang panjang. Sebuah hal yang natural bagi seorang manusia untuk terpaku pada bagian awal dari sebuah artikel dan menelannya mentah-mentah tanpa mengolah fakta-fakta yang tertera.

Tetapi untuk menjadi sebuah komunitas yang lebih pandai dalam menghadapi tren media hari ini, lakukanlah semua tips di atas dan mari kita lawan berita palsu!

Bintang