HALAL BIHALAL PERWIRA

Idul fitri yang dirasakan seluruh umat Islam di dunia tentu tidak cukup dirayakan sehari penuh saja. Termasuk Indonesia, yang memiliki tradisi mengunjungi sanak saudara yang tidak ada habisnya. Tentu sehari penuh saja tidak cukup untuk melakukan itu semua. Hal ini pun dilakukan pula oleh salah satu komunitas Indonesia-Melbourne yakni PERWIRA (Perhimpunan Warga Indonesia di Victoria). Awal Juli lalu, bertempat di East Burwood Hall, PERWIRA mengajak masyarakat Indonesia untuk berkumpul bersama dan bersilaturahmi pasca lebaran yang bertajuk ‘Halal Bihalal PERWIRA Eid Mubarak’. Acara yang dimulai dari pukul 6 sore hingga 9 malam ini pun berhasil mencuri perhatian banyak warga Indonesia yang membuat suasana semakin ramai dan semarak.

Ditemui usai acara, Ketua PERWIRA periode 2017-2019, Nika Suwarsih mengutarakan kebahagiaannya atas kelangsungan acara yang berjalan lancar. “Alhamdulillah, acaranya berjalan dengan lancar. Ini semua tidak luput dari bantuan dan dukungan dari teman-teman sekalian,” ujarnya.

Nika mengakui bahwa persiapan dilakukan selama kurang lebih 1 bulan lamanya. Dimulai dari pembagian tugas antara sesama panitia, daftar undangan, hingga isi acara. Tujuan dari halal bihalal tidak lain dan tidak bukan untuk bersilaturahmi antar sesama masyarakat Indonesia yang ada di Melbourne. “Selain itu kami pun ingin sekalian mempromosikan budaya Indonesia kepada beberapa tamu yang bukan berasal dari Indonesia,” tambah Nika. Hal ini dapat dilihat dari beberapa pengisi acara, mulai dari para penyanyi, penari, dan pemain alat musik, semua menggunakan pakaian dari berbagai adat istiadat.

Selain hiburan yang telah disiapkan oleh panitia, tak lupa makanan khas Indonesia pun juga disiapkan untuk melengkapi acara halal bihalal tersebut.

Nika berharap kedepannya PERWIRA dapat memberikan acara yang lebih berkualitas, dan lebih bervariasi lagi dalam hal kegiatannya. Dan tak lupa, Nika mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah mendukung halal bihalal tersebut. “Terimakasih kepada media, terutama BUSET yang sudah hadir dan meliput acara ini. Juga kepada semua teman-teman yang sudah mau meluangkan waktunya dan hadir pada malam hari ini. Dan kami memohon maaf jika memang ada terjadinya kesalahan dan kekurangan,” tutup Nika.

 

Apa Kata Mereka

 

Oma Florence Susanto & Opa Paul Tresno, Alumni PERWIRA

Acaranya sangat bagus. Suasana kekeluargaannya sangat terasa. Kami sangat salut kepada panitianya yang bekerja sama dan bergotong royong semuanya untuk mempersiapkan acara ini dengan baik. Kedepannya kami berharap acara ini bisa menjadi lebih bagus lagi. Semoga PERWIRA tetap menjaga rasa persatuan dan kekeluargaannya terhadap sesama, dan menghargai perbedaan diantara kita.

 

Mutia Simatupang, Chef

Ini kali pertama aku mengunjungi acara Indonesia pasca kepindahan aku dari Sydney. Jujur acaranya sangat ramai. Kehangatan, kekeluargaan dan persatuannya sangat terasa. Saya sangat senang malam ini bisa hadir diantara teman-teman semua saat ini. Semoga acara ini diadakan lagi tahun depan, dan diperpanjang waktu acaranya.

 

Windu Kuntoro, Jurnalis

Menurut saya, tahun ini acara Halal Bihalal yang teramai. Bisa dibilang panitia berhasil dalam mengumpulkan pendatang lebih banyak dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Semoga kedepannya PERWIRA bisa memperluas koneksinya dan mengundang pihak yang di luar Indonesia. Jadi acara kita bisa bercampur dengan negara lain, dengan harapan mereka pun dapat hadir dengan membawa komunitas mereka pula. Dan semoga persatuan tetap dijaga pula, dan tidak ada indikasi perbedaan dalam hal politik, ras maupun agama. Jadi, atapnya tetap PERWIRA, tapi kita bisa saling berkumpul dengan menghargai perbedaan yang ada diantara kita.

 

 

 

Alifia

 

 

Rayakan Kemenangan Bersama IKAWIRIA

 

Tak ketinggalan, setelah satu bulan penuh menjalankan ibadah puasa, IKAWIRIA (Ikatan Warga Indonesia di Victoria) mengadakan Halal Bihalal pada 2 Juli yang lalu. Ruang aula Eley Community Centre di Blackburn South didaulat menjadi tempat perayaan tahunan tersebut.

Halal Bihalal diawali dengan kata pembuka oleh Iman Santosa selaku Ketua IKAWIRIA. Selain tentunya menyambut kedatangan semua yang telah meluangkan waktu untuk hadir, Iman pula menekankan pentingnya arti Lebaran yang bukanlah hanya untuk umat Muslim. Hal ini terlihat nyata dalam kebijakan IKAWIRIA mengundang anggota dari berbagai komunitas lain untuk turut bergabung dalam perayaan tersebut. Pada khususnya ia juga mengemukakan rasa terima kasihnya terhadap komunitas negara tetangga Vietnam yang selalu memenuhi undangan acara.

Mewakili pemerintah RI, Konsul Jenderal Dewi Savitri Wahab menambahkan rasa syukurnya untuk dapat hadir di acara sekaligus memohon maaf bila ada sesuatu hal yang tidak berkenan. Selain itu Konjen Dewi menghimbau agar masyarakat Indonesia di Victoria menjadi lebih terbuka lagi dan tidak malu-malu apabila ada kritik maupun saran yang ingin disampaikan, sebab semuanya itu akan diterima dengan lapang demi kemajuan bersama.

Tak kurang dari 100 orang hadir memenuhi aula yang telah dihias sederhana namun sangat mengundang, dengan setiap meja dihiasi bunga-bunga segar. Setelah bagian formal acara usai berlangsung, kemeriahan pun tak lagi sanggup terbendung. Para hadirin saling bercengkrama dan bertukar cerita, sembari bergiliran untuk bersilahturahmi satu dengan lainnya. Barisan yang rapi terbentuk untuk menikmati hidangan yang telah disediakan. Mulai dari sajian hangat hingga makanan penutup yang manis dan juga buah-buahan, semuanya tertata rapi dan sangat lezat rasanya.

(Belakang dari kiri) Ketua Ikawiria Iman Santosa, Ketua Perwira Nika Suwarsih, Dr Cely Goeltom, Meike Tjoeka (Depan dari kiri) Konjen Dewi Wahab, Syahrir Wahab, Nuim Khaiyath

Tidak lengkap memang kalau sebuah perayaan tidak diramaikan dengan pertunjukan di atas panggung. Berbagai nyanyian khas Idul Fitri dan juga ragam tarian marak dipertontonkan. Para hadirin bahkan tidak segan-segan turut bernyanyi dan menari bersama-sama. Konjen Dewi tak ketinggalan menyumbangkan sebuah lagu yang dinyanyikan bersama anggota masyarakat lainnya di atas panggung.

Ditemui menjelang akhir acara, Iman Santosa menyatakan harapan mulianya, “saya ingin sekali agar antar organisasi Indonesia di Melbourne ke depannya dapat bersama-sama merayakan Lebaran, daripada sendiri-sendiri. Menurut saya dengan demikian penggunaan waktu akan lebih efisien, karena bisa bersilahturahmi dengan lebih banyak orang lagi di tempat yang sama. Tapi bukan hanya itu saja, kita juga jadi bisa mengundang lebih banyak lagi anggota dari komunitas lainnya. Kalau bisa seperti itu sih, alangkah baiknya ya.”

Tanpa terasa perayaan kemenangan itupun tiba pada penghujung acara. Namun demikian indahnya kebersamaan seperti tiada berujung, dengan para hadirin yang tersisa tanpa dipinta saling bahu membahu untuk menata aula seperti sedia kala. Melipat kursi dan meja, membuang sampah pada tempatnya, hingga akhirnya lampu-lampu pun dimatikan dan pintu aula dikunci, semua dilakukan dengan senyuman puas. Acara hari itu boleh berakhir, namun indahnya semangat kekeluargaan, rasa kebersamaan dan gemar bergotong royong yang menjadi ciri khas masyarakat Indonesia begitu kental terngiang di aula yang sunyi.

 

 

Apa Kata Mereka

 

Astuti Harris

Selain tamu-tamu Indonesian-Australian, ada juga tamu-tamu Vietnamese-Australian, Chinese-Australian from mainland China, dan European-Australian juga hadir. Saya merasakan Lebaran lunch ini bersuasana kebersamaan dan keramahan yang sangat menyenangkan. Ini pertama kali saya kunjungi Lebaran lunch ini, Ibu Wiwi yang mengundang saya. Dan kesan pertama adalah suasananya yang ramah dan sangat welcoming, dan multikultural juga. Makanan yang disediakan juga enak sekali. Ada ketupat sayur, rendang, dan bermacam-macam makanan pencuci mulut. Komplit deh. Entertainmentnya multikultural juga, ada graceful martial arts dance dari mainland China, dan entertainment dari para musisi dan penarinya semua sangat menghibur tamu-tamu, sampai ada banyak yang ikut nari-nari di depan panggung.

 

John Gulzari

Anggota komunitas Hazara Afghan ini diundang secara langsung oleh Ketua IKAWIRIA, Iman Santosa, ketika mereka berjumpa di acara Refugee Week. John, yang adalah seorang pengungsi dari Afghanistan mengatakan, “senang sekali rasanya diundang ke acara ini dan bahkan saya berkesempatan untuk bertemu dengan Konjen Dewi dan rekan-rekan. Makanan yang disajikan juga sangat beragam dan lezat-lezat semuanya. Acaranya juga berlangsung dengan lancar sekali. Lalu satu hal yang saya perhatikan adalah kalau kamu orang Indonesia, mau kamu beragama apapun, Muslim, Hindu, Katolik, Buddha atau yang lain-lain, semuanya sangat ramah, saling menghormati dan bersahabat satu dengan lainnya. Saya berharap suatu saat Australia juga bisa seperti itu.”

 

 

Ishie

 

videos: