Setiap manusia pada satu waktu dalam kehidupannya akan mengalami stres atau peristiwa traumatis yang mengganggu kesehatan mental kita. Sebagai seorang psikolog, saya ingin pembaca bisa meningkatkan keterampilan untuk melayani kebutuhan kesehatan mental Anda.

Artikel ini terdiri dari lima edisi, yang di dalamnya terkandung beberapa topik terkait dengan berbagai informasi kesehatan mental, keterampilan untuk melakukan deteksi dini, self-help skills and techniques untuk mengatasi masalah emosi, serta intervensi psikososial lainnya yang bertujuan untuk mendukung kesehatan mental Anda.

Edisi ini difokuskan dalam menyajikan bahan pembelajaran yang dapat memberi pembaca kerangka pemahaman mengenai krisis, stres, stigma, dan meningkatkan pengertian makna pentingnya kesehatan mental. Saya juga menyediakan beberapa informasi gangguan mental/jiwa (khususnya depresi) yang dapat membantu pemahaman secukupnya dari masalah kesehatan mental tersebut.

Krisis adalah keadaan gangguan keseimbangan psikologis yang bersifat secara tiba-tiba sehingga kemampuan seseorang gagal untuk mengatasi permasalahannya dan terdapat bukti tekanan serta gangguan fungsional. Krisis muncul ketika suatu kejadian yang penuh tekanan terjadi melebihi kemampuan seseorang untuk menyelesaikan masalah secara efektif saat berhadapan dengan tantangan atau ancaman tersebut. Dampak dari krisis terhadap masing-masing individu bergantung pada sudut pandang seseorang individu terhadap kejadian tersebut sebagai penyebab timbulnya kemarahan yang besar dan atau gangguan serta ketidakmampuan seseorang untuk menyelesaikan gangguan tersebut melalui mekanisme penyelesaian permasalahan yang biasa digunakan.

Krisis juga dapat memicu munculnya berbagai macam reaksi emosi/perasaan seperti, ketakutan, kesedihan, perasaan bersalah, dan lain-lain. Emosi atau perasaan adalah bagian penting yang menyatu dalam kehidupan kita. Perasaan dapat berupa perasaan positif atau negatif; contohnya tidak ada yang salah bila seseorang merasakan kesedihan setelah kehilangan anggota keluarga. Namun, ketika semua perasaan ini mempengaruhi kehidupan sehari-hari dan berlanjut secara bertahun-tahun, maka perlu dilakukan suatu tindakan penyesuain terhadapnya.

Stres adalah reaksi tubuh terhadap setiap situasi yang tidak menyenangkan (stressor). Krisis seringkali menimbulkan stres yang dapat bersifat akut atau menjadi berkepanjangan. Pengaruh negatif dari stres adalah stres dapat menimbulkan perasaan marah, sedih, tertekan dan perasaan hancur yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan seperti sakit kepala, gangguan pencernaan, percobaan bunuh diri, dan lain-lain. Stres juga dapat mengganggu pikiran, mengurangi konsentrasi, dan melemahkan pengambilan keputusan. Hal ini dapat menyebabkan orang menjadi sangat sensitif oleh karena pengaruh stres. Stres yang berkepanjangan, dan cara mengatasi stres yang tidak sehat, dapat menyebabkan gangguan kesehatan.

Walaupun demikian, stres terkadang juga dapat memacu orang untuk berprestasi lebih baik. Ada juga stres yang biasa ditemukan dalam kehidupan sehari-hari dan merupakan proses alamiah dalam upaya manusia menyesuaikan diri terhadap lingkungannya. Stres mempengaruhi berbagai aspek kehidup seperti aspek fisik, emosi dan perilaku kita dan dampak yang terjadi dapat bersifat positif atau negatif. Jadi, stres juga bisa memberi pengaruh positif dimana stres dapat memotivasi untuk berbuat lebih baik dan dapat mengantisipasi bila menghadapi stres berikutnya.

Beberapa masalah dan krisis dapat menyebabkan stres. Anak dan remaja, sebagaimana juga dengan orang dewasa, dapat menunjukkan gejala dan tanda yang secara klinis. Banyak sekali kalangan masyarakat yang dipengaruhi oleh gangguan mental depresi, oleh karena itu saya ingin menggunakan kesempatan ini untuk menyajikan genjala depresi.

Gejala depresi

  • Perasaan down
  • Menjadi tertutup dan sering mengisolasi diri
  • Kesedihan berkepanjangan
dan kadang mengangis tanpa alasan
  • Menjadi mudah tersinggung
 atau agitasi
  • Kehilangan minat terhadap hobi
atau kegiatan yang biasanya disukai
  • Berkurangnya konsentrasi
  • Selalu berpikiran hal yang buruk akan terjadi atau pemikiran yang negatif
  • Kesulitan untuk tidur atau tidur berlebihan
  • Gangguan selera makan atau makan berlebihan
  • Adanya pemikiran atau fantasi untuk bunuh diri
  • Genjala kecemasan
  • Keluhan fisik tanpa adanya penyakit fisik yang nyata

Sebagai orang Indonesia, sewaktu saya membicarakan tentang gangguan mental/jiwa saya selalu merasa saya perlu membahas masalah stigma. Stigma adalah penilaian buruk dan sikap negatif terhadap orang atau kelompok tertentu. Masih ada masalah besar dalam mengatasi stigma yang berhubungan dengan gangguan kesehatan mental. Kata-kata atau ungkapan seperti “gila” sering diucapkan dan menjadi ditakuti.

Seringkali masyarakat berpendapat bahwa orang dengan gangguan mental merupakan pribadi yang lemah dan tidak dapat beradaptasi dengan stres. Jika seseorang menderita gangguan mental, keluarga mereka seringkali menyangkal atau menyembunyikan masalah ini, seperti mereka malu atau takut dengan penilaian orang. Penting untuk diperhatikan bahwa tidak ada orang yang menghendaki atau meminta untuk mengalami gangguan mental. Orang dengan gangguan mental membutuhkan perhatian, empati, dukungan dan bantuan kesehatan yang tepat. Gangguan mental dapat menjadi penderitaan dan kesulitan berfungsi jika tidak diobati. Saat diobati dan ditangani dengan benar, orang dengan gangguan mental dapat bebas dari berbagai gejala dan berfungsi dengan baik.

Selain itu, pemahaman makna perbedaan antara gangguan mental dan masalah kesehatan mental adalah hal penting untuk diketahui.

Menurut Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders-V (DSM-5, 2013), gangguan mental didefinisikan sebagai berikut (hal 20): “Kumpulan gejala yang ditandai oleh gangguan klinis yang signifikan pada kognisi individu, regulasi emosi, atau perilaku seseorang, yang mencerminkan adanya disfungsi pada proses psikologis, biologis, atau perkembangan, yang mendasari fungsi mental.”

Gangguan mental biasanya berhubungan dengan distres yang signifikan atau disabilitas dalam kehidupan sosial, okupasi atau aktivitas penting lainnya. Suatu keadaan yang dapat diterima atau sesuai dengan budaya, sebagai reaksi stresor yang normal atau kehilangan, seperti kematian seseorang yang dicintai, bukanlah gangguan mental. Perilaku menyimpang secara sosial (contohnya politik dan agama/kepercayaan) dan konflik yang muncul antara individu dan lingkungannya, bukanlah gangguan mental sampai penyimpangan atau hasil konflik itu menimbulkan disfungsi pada individu tersebut, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya.

Berdasarkan definisi di atas, masalah kesehatan mental merupakan masalah yang berhubungan dengan cara berpikir, mengatur perasaan seseorang, dan bersikap. Diedisi self-help skills and techniques saya akan bahas mengenai kepentingan cara berpikir, perasaan dan sikap.

Dalam 10 tahun praktek saya, saya sering dikunjungi oleh pasien yang tidak ada diagnosis gangguan mental namun mereka merasa mereka memerlukan pertolongan psikolog. Saya selalu perlu menitikberatkan bahwa mereka tidak ada gangguan jiwa apabila mereka tidak menimbulkan disfungsi, dimana mereka masih berhasil dalam pekerjaan mereka, tidak ada konflik di keluarga atau hubungan intim, dan bisa menjaga kebutuhan sehari-hari. Saya biasanya hanya memberi intervasi singkat dan fokus di beberapa self-help skills and techniques supaya mereka bisa tetap manjaga kesehatan mental mereka. Saya tidak percaya akan intervasi yang memerlukan waktu bertahun-tahun untuk bantuan kesehatan mental. Apabila Anda berada dalam kategori ini, saya rekomendasi Anda untuk mendiskusi kondisi Anda dengan dokter Anda atau mencari second opinion.

Untuk menetukan apakah respons, tanda, atau genjala Anda memenuhi kriteria sebagai gangguan mental depresi, banyak faktor lain yang perlu diketahui. Waktu gejala tersebut ada, gangguan perilaku yang muncul, stres yang menyertai dan strategi untuk menghadapi stress perlu dinilai. Tipe dan sumber dukungan juga berbeda-beda bergantung pada derajat beratnya masalah individu tersebut.

Deteksi dini melalui konsultasi profesional adalah salah satu kunci pokok. Selanjutnya intervasi atau pengelolaan stres akan diberikan dengan tujuan untuk menjaga individu tetap berada pada keadaan yang sehat baik fisik maupun mental dan dapat meraih kembali fungsi sehari-hari mereka. Selain itu, belajar untuk menerapkan self-help skills and techniques dari intervasi memberikan kemampuan yang lebih besar untuk mengendalikan stres dalam kehidupan individu tersebut dan membantu mereka untuk tetap berada pada tingkat stres yang rendah.

Saya harapkan bahwa edisi kolum psikologi in majalah BUSET bisa digunakan sebagai sarana menyajikan self-help skills and techniques kepada pembaca untuk melindungi dan memperkuat kesehatan mental Anda.

 

Salam sejahtera,

BUSET LIFE - Penulis - July Lies WHO trainingJuly Lies (MSc ClinPsych)
Jurmaine Health
www.jurmainehealth.com.au
538A Murray Road, Preston VIC 3072
(03) 9478 1810
(Additional Saturday bookings 9am-2pm for Indonesian speaking clients)