Wanita kelahiran Jakarta 22 tahun yang lalu ini lebih suka dipanggil Audrey. Dirinya baru saja dinobatkan sebagai pemenang VIVID Competition 2015 untuk kategori Excellence in Furniture Design Award. Karya yang diusungnya bertajuk Wine Stool; sebuah bangku yang didesain menyerupai tutupan botol anggur/wine.
Saat ini Audrey masih tercatat sebagai mahasiswi RMIT University jurusan Industrial Design, dan Wine Stool tersebut sebenarnya merupakan bagian dari tugas sekolahnya. Tak disangka-sangka, waktu dua bulan yang ia habiskan dari desain awal hingga produk jadi tidak terbuang secara percuma. Ide brilian dan kreasi kreatif Audrey terbayar dengan mendapatkan nilai High Distinction. Pasalnya, selain memiliki bentuk yang memikat, bangku tersebut dapat dibuat dengan konstruksi yang mudah serta bahan yang sederhana sehingga nantinya dapat diproduksi dengan skala besar tanpa menghabiskan biaya yang terlalu tinggi. Dengan demikian, akan lebih banyak masyarakat yang dapat menikmati karyanya itu.
Awalnya mahasiswi tahun ke-empat ini mengaku hanya iseng mendaftarkan Wine Stool dalam ajang VIVID 2015. Selain itu, Audrey juga mengikutsertakan satu produk lainnya; Wine Pendant Lamp, yakni sebuah lampu gantung dimana desainnya juga terinspirasi dari tutup botol wine. Menariknya, semua produk dibuat tanpa menggunakan penguat seperti lem maupun baut untuk mengencangkannya.
Ini merupakan kali kedua dirinya ikut serta dalam kompetisi sejenis. Tahun lalu, Audrey sempat menjadi salah satu finalis The Edge Design Competition di Sydney dengan desain Flip Lamp, sebuah lampu portable yang terbuat dari rangka aluminium dan kayu pada bagian luarnya. Bahkan pada 2013 prestasi akademik Audrey telah diakui dengan dianugerahkannya Golden Key karena GPA-nya mencapai 3.5.
Ketertarikan Audrey untuk belajar dan mengejar karir di bidang Industrial Design bukan tanpa alasan. Rupanya, sejak kanak-kanak dara manis ini memang suka menggambar dan merancang aneka produk, sebut saja membuat perhiasan dan kerajinan tangan sekolah.
Ketika masuk ke jenjang pendidikan tinggi, Audrey menemukan ketertarikan dalam merancang produk furniture dan lighting “karena produk tersebut bisa saya nikmati sendiri. Jika harus mendesain mobil, belum tentu saya punya mobilnya,” katanya polos.
Mantan siswi SMA Regina Pacis Bogor ini mengaku mendapatkan gen kreatifnya dari sang bunda, Lies Valentina, yang ialah seorang interior designer. Sebelumnya, beliau juga pernah berprofesi sebagai guru desain keramik. Ditambah dengan jiwa pengusaha dari ayah, Benyamin Aliwarga, menjadikan anak ke-dua dari tiga bersaudara ini semakin mantap dalam menentukan arah karirnya.
Sebelum bergabung dengan RMIT, Audrey yang tiba pertama kali di Melbourne di tahun 2011, harus merampungkan pendidikan Foundation Studies di Taylors College selama setahun. Akhir tahun ini, Audrey berharap mendapatkan gelar Bachelor of Industrial Design (Honours) dan berencana untuk mulai mendalami dunia industri desain secara serius. Baginya, membagikan kecintaan akan desain dengan membuat karya-karya kreatif yang dapat dinikmati khalayak umum merupakan kepuasan tersendiri.
“Industrial Design adalah design for the user, kita memikirkan bagaimana human behavior is not only aesthetically pleasing but functional as well,” papar Audrey mantap.
rr