FROM TRASH TO TREASURE

Profil Pengusaha: Ibu Maimunah Natasha – Sang Wanita Besi

Di artikel kali ini saya berkesempatan untuk mengetahui profil seorang pebisnis Indonesia yang cukup dikenal di kalangan pengusaha pabrik di Tanah Air. Dari latar belakang yang melarat hingga kehidupan yang berkecukupan bahkan bisa memberkati orang lain sekarang, Ibu Maimunah Natasha atau yang lebih dikenal sebagai “Wanita Besi” ini adalah seorang seorang entrepreneur, pengajar, motivator dan “fighter”.

Pebisnis yang sudah berumur 72 tahun ini memulai wirausahanya dengan susah payah dan di selah penderitaan. Dimulai dengan berdagang besi tua kecil-kecilan, kemudian peralatan berat hingga menjadi tiga pabrik pengolahan besi baja, restoran, kursus bimbingan belajar Bahasa Inggris dan sekolah swasta, Ibu Maimunah berhasil mengungguli sebagian besar rekan-rekan bisnis yang umumnya adalah pria.

Besar di keluarga tak punya dan menikah di umur yang sangat muda, Ibu Maimunah menghadapi berbagai macam penderitaan dengan suami yang pada akhirnya meninggalkan dia dengan segunung hutang. Sebagai single parent dengan 4 anak yang masih kecil, dan hidup di Indonesia yang tidak punya sistem tunjangan keluarga macam di Australia, kegagalan bukanlah suatu pilihan bagi sang ibu.

[alert color=”FC0000″ icon=”128077″]“Kegagalan bukanlah suatu pilihan”[/alert]“No free lunch. If you want it, go for it” adalah suatu prinsip yang dipegang sejak dulu. Tidak ada yang lebih penting buat Ibu Maimunah selain bekerja keras dan menghidupi keluarganya.

Kalangan keluarga dan teman dekat banyak yang menjuluki Ibu Maimunah ini dengan panggilan “Wanita Besi”. Tidak hanya dikarenakan usaha bisnis besi yang dijalankannya, namun juga kemiripan figur Ibu Maimunah dengan Perdana Menteri Inggris Raya Margareth Thatcher yang memerintah Inggris dari tahun 1979 – 1990. Kesamaan karakter yang menggambarkan sosok wanita yang memiliki pendirian dan kemauan yang kuat dalam menggapai tujuannya.

Seni Berkompetisi

Karena latar belakang yang begitu keras dan tingginya kompetisi di dalam bisnis, tidak ada cara lain bagi Ibu Maimunah selain berkreatifitas guna meringankan kompetisi. Ibu Maimunah mengandalkan pikiran dibanding dengan pada umumnya pebisnis yang mengandalkan modal.

Untuk ini, hampir 40 tahun yang lalu Ibu Maimunah memutuskan berdagang di bidang yang tidak disukai banyak orang pada saat itu. Berdagang besi tua bukanlah suatu bentuk bisnis yang cantik. Bagi banyak orang, besi tua itu sama dengan sampah – jadi tidak banyak yang mau menyentuhnya. Namun justru karena nilai unik dari bisnisnya, Ibu Maimunah berhasil unggul dan meminimkan kompetisi dalam mengelolah “sampah” menjadi harta.

“Ketika kita menghadapi tantangan yang sulit, kita perlu mengambil beberapa langkah ke belakang dan menunggu saat yang tepat untuk berdiri dan bertarung lagi.”

Profil Keibuan

Buat banyak orang, Ibu Maimunah adalah seorang yang memiliki kemauan yang kuat dan tahan bersaing. Namun untuk banyak orang yang mengenalnya secara pribadi, Ibu Maimunah berperan sebagai ibu dan mentor yang luar biasa.

[alert color=”FC0000″ icon=”128077″]“She is always there for me”[/alert]Akrab dipanggil Mami, banyak orang menghormati Ibu Maimunah dan menjadikan ia sebagai teladan. Tidak heran jika entrepreneur banyak membawa perubahan pribadi bagi generasi muda sementara juga terus membangun Indonesia di bidang pendidikan dan bantuan kemanusiaan.

 

Bertemu Dengan Wanita Besi di Melbourne, Juli 2014

Pada tanggal 12 July 2014 nanti, Accolade Coaching bekerjasama dengan Indonesia Business Centre Melbourne (IBC) dan Bahasa Indonesia School in Australia Inc. (BISA) akan mengadakan seminar mengenai kegigihan berwirausaha bersama Ibu Maimunah Natasha di Melbourne. Jangan lewatkan kesempatan ini untuk lebih mengenal pribadinya dan mengutip rahasia sukses yang membentang selama beberapa dekade. Untuk informasi lebih lanjut mengenai seminar IBC, bisa mengunjungi situs www.ibcm.org.au.

Selain seminar, Ibu Maimunah juga akan mengunjungi beberapa tempat dan memberikan pidato untuk masyarakat Indonesia di Melbourne. Beliau akan di Melbourne hanya untuk 3 malam saja, berhubung penuhnya kegiatan pelatihan yang beliau jalankan di Asia dan Amerika.

Untuk informasi jadwal bicara Ibu Maimunah silahkan hubungi Ibu Junny Ebenhaezer dari Bahasa Indonesia School in Australia (BISA) melalui email junnye@deakin.edu.au.

 

Emmanuel
adalah pemilik dan pendiri Accolade Coaching yang juga merupakan koordinator Entrepreneurship Program untuk Indonesian Business Centre (IBC) Melbourne. Accolade Coaching bekerjasama dengan IBC mengadakan acara-acara sepanjang tahun untuk memperlengkapi dan meng-inspirasi pebisnis dan entrepreneur Indonesia di Melbourne. (t: 03 9016 8910 / e: info@accoladecoaching.com.au)

 

 

Discover

Sponsor

spot_imgspot_img

Latest

Sikap Seperti Apa yang Anda Miliki?

“Segala hal dapat dirampas dari manusia kecuali: yang terakhir dari kebebasan manusia – kemampuan menentukan sikap dalam sebuah situasi, menentukan jalan mereka sendiri.” ~...

SAPE BERKEPALA BURUNG HANTU

Di suatu hari yang cerah diriku bertemu dengan Sam.Gw:          "Halo Sam apa kabar?" Sam:         "Baik-baik saja, Bang Enos." Gw:          "Gw mau tanya, itu apa yang lagi...

Memilih Struktur Bisnis

Untuk memulai suatu bisnis, kita harus mempertimbangkan banyak hal, salah satu hal yang paling penting adalah memilih dan menentukan struktur bisnis yang paling cocok...

Webinar Interaktif #TemanSEHATi: SAFE INTERNATIONAL TRAVEL DI ERA BARU COVID NORMAL

Mulai dibukanya border Australia untuk para international student dan juga turis (direncanakan dibuka pada akhir Februari) membuat warga Indo-Australia sudah mulai merencanakan perjalanan antar...

CATATAN SUTRADARA “KARTINI”

Aku mengenal Kartini ketika bu Lastri, guruku di Taman Kanak-Kanak Aisyiah Bustanul Attfal Kauman mengumumkan semua muridnya wajib mengenakan pakaian daerah pada tanggal 21 April. Saat...