Bagi sebagian orang, 3, 6, 9 sering menjadi “momok”, dalam arti di usia dengan angka-angka tadi sebagai angka terakhir dimitoskan mengalami cobaan dan kesialan. Begitu juga dengan perbedaan 3, 6, 9 tahun diasosiasikan sebagai ikatan perjodohan yang rapuh, atau istilahnya ciong/clash.

Di umur misalnya 23, 36, 49, 53, 66, 79, dan sebagainya tidak berarti kita akan mengalami masa-masa yang “kelabu” dan atau penuh “badai topan.” Karena untuk mengetahui apakah kita lagi umur dan atau periode “smooth sailing” atau masa-masa “full of thunderstorms” bukan sekedar lihat berapa umur kita. Sebaliknya, dalam beberapa kasus, memang dijumpai kejadian dimana memasuki umur 29, 39, 49, 59, 69 kita mengalami masa transisi yang penuh dinamika, bahkan gejolak. Kasarnya, kita ibaratnya sedang masa “tes/ujian.” Kalau bisa lulus maka naik kelas, dan sebaliknya.

Beda 3, 6, dan 9 tahun dalam perkawinan dimitoskan indikasi hubungan yang rapuh. Selisih 3 tahun disebutkan sebagai hubungan “kentongan” alias ramai karena ciong mulut. Dikit-dikit akan debat, banyak hal-hal (kecil apalagi besar) yang diributkan. Perbedaan 6 tahun dimitoskan sebagai relationship that doomed to break apart, perkawinannya tidak bakal langgeng, bisnis apa saja akan gagal, salah satu akan mati. Dan masih banyak lagi “prediksi” yang menyeramkan mengenai perbedaan 6 tahun dalam suatu perjodohan. Please do not use six-year difference myth to destroy a good marriage! Atau mungkin lebih pas kalau dibilangnya: Please do not let the myth of six-year difference to ruin a good relationship!

Semua mitos di atas mengenai usia dan perjodohan tidaklah tepat. Agar dengan akurat mengetahui apakah kita lagi tiong atau ciong, untuk dengan tepat mengetahui rapuh atau solid nya suatu hubungan maka semua komponen saat kelahiran (jam, tanggal, bulan, tahun) kita perlu dianalisa. Baru kita dengan jelas bisa mendapatkan jawaban, apakah benar di usia tertentu kita sedang hoki atau apes. Baru dengan jelas kita ketahui ikatan jodoh antara pasangan masuk kategori: crumbly, average atau solid.

Banyak kali saya temukan, suatu perkawinan yang kategori “kaki meja” tetapi kenyataannya sikon ranjangnya dingin. Ada pula yang beda 6 tahun, tapi hubungan antar suami istrinya oke.

Sekali lagi, banyak sekali mitos dan informasi yang tidak tepat, yang bisa jadi ‘jebakan betmen’ kalau kita tidak hati-hati dalam mencernanya. Akhir kata, jangan ke 378/tifu soal 369!

 

 

 

Suhana Lim
Certified Feng Shui Practitioner
www.suhanalimfengshui.com

0422 212 567 / suhanalim@gmail.com