Siapa sih di antara mahasiswa-mahasiswa Indonesia di Victoria yang tidak mengenal organisasi Perhimpunan Pelajar Indonesia di Australia atau yang dikenal sebagai PPIA? Seperti nama yang diberikan, PPIA adalah sebuah institusi yang beranggotakan anak-anak muda Indonesia yang tengah merantau di Australia demi menempuh pendidikan tinggi. Salah satu di antaranya adalah presiden PPIA Victoria periode 2020-2021, Felicia Budiman.

Felicia, adalah seorang mahasiswi S2 di Monash University dalam bidang Communication Management. Tak pernah berhenti ia berkontribusi dalam setiap acara yang ia temui di daerah sekelilingnya dan mendapatkan satu penghargaan demi penghargaan lain. Tentu saja, PPIA Victoria ada pada tangan yang bertanggung jawab, bijaksana, dan tentunya menginspirasi.

BUSET Magazine mendapatkan kehormatan untuk berbincang-bincang dengan wanita muda yang sekarang berperan sebagai mama goose PPIA VIC ini. Inilah, ringkasan wawancara siang itu.

Apa yang membuatmu pada awalnya ingin bergabung dalam organisasi PPIA?

Sejujurnya ya, aku sudah berada di Victoria selama enam tahun dan baru saja bergabung denan PPIA sejak tiga tahun lalu – ketika aku menempuh master degree-ku di Monash Universtiy. Terus terang juga pada awalnya aku sendiri berpikir, ‘PPIA itu apa sih?’

Bahkan aku sendiri yakin bahwa begitu banyak orang-orang baik mahasiswa-mahsiswa baru dan yang sudah di Victoria begitu lama berpikiran yang sama dengan aku – apa sih PPIA. Tetapi aku lalu tertarik dengan salah satu acara PPIA Monash yang adalah Soundsekerta. Melihat begitu hebatnya acara ini direncanakan oleh, dari, dan untuk mahasiswa-mahasiswa Indonesia di Victoria itu sangatlah menginspirasi. Akhirnya aku pun dengan suka rela menyumbangkan jasaku ke dalam program Soundsekerta. Lalu kesan pertama yang aku dapatkan mengenai organisasi PPIA Victoria sangatlah berbeda! PPIA ternyata organisasi yang sangat keren, menyenangkan, dan menyambut siapa pun bahkan yang bukan merupakan anggota PPIA. Itulah akhirnya aku berpikir untuk menjadi anggota PPIA pada akhirnya!

Apa yang membuat Felicia ingin mendaftarkan diri sebagai Presiden PPIA Victoria?

Sebenarnya ini bukanlah ide yang spontan aku dapatkan. Sebagai seorang anggota PPIA selama tiga tahun penuh aku memiliki motivasi dan passion yang kuat untuk membangun komunitas Indonesia yang kuat. Dari tahun demi tahun aku tak pernah berhenti berkembang dan merasa nyaman di dalam organisasi PPIA. Orang-orang yang aku temui dalam institusi ini telah menjadi rumah kedua bagiku di Melbourne.

Sejak awal dimana aku tidak memiliki satu teman pun di Melbourne, hanya ada diriku sendiri di sini dengan orang tuaku jauh di Indonesia. Dengan bergabung ke dalam organisasi PPIA, aku mendapatkan kesempatan untuk bertemu dengan begitu banyak orang-orang dari berbagai macam bagian di Indonesia. Lama-lama aku lalu berteman dekat dengan mereka hingga merasa jadi seperti anggota keluargaku yang baru, menghabiskan waktu bersama-sama setiap hari. Pengalaman yang aku miliki dengan PPIA menjadi motivasi bagiku untuk memberikan keberuntungan yang sama bagi anak-anak muda Indonesia lainnya yang merantau ke Australia. Aku ingin menciptakan lingkungan kekeluargaan yang sama seperti yang aku miliki sekarang untuk pelajar-pelajar Indonesia di Victoria yang baru.

Apa sajakah visi-misi yang akan diterapkan selama menjabat sebagai Presiden PPIA Victoria?

Dalam segi kepemimpinan, segi keahlian organisasi, bahkan intrapersonal di PPIA Victoria, aku selalu di bawah mentoran Ibnurrais yang juga adalah teman terdekatku di organisasi tersebut. Aku belajar banyak dari Ibnu dan akan meneruskan apa pun yang ia sudah mulai pada masa kepresidenannya. Program-program PPIA VIC tentu akan aku teruskan. Walaupun, hal-hal yang memang membutuhkan kemajuan atau perbaikan akan aku implementasikan.

Kedua, aku benar-benar ingin meningkatkan kembali sifat koloboratif ke dalam lingkungan organisasi PPIA terutama dengan ranting-ranting setiap universitas. Bagaimana caranya aku dapat mewujudkan hal tersebut? Hal yang terpikir olehku yang akan dibicarakan lebih lanjut dengan presiden-presiden ranting adalah program-program atau acara-acara kolaborasi yang berarti akan diadakan oleh dua atau mungkin lebih dari cabang PPIA VIC.

Melalui posisiku sebagai Presiden PPIA Victoria, aku berharap untuk membawa murid-murid Indonesia untuk menyatu bersama dan mengembangkan kemampuan mereka dalam berbagai segi – tidak hanya dalam bidang profesional. Aku pun ingin melanjutkan bahkan membuat program-program yang lebih banyak merangkul budaya Indonesia dengan lebih erat. Contohnya seperti Temulawak yang walau merupakan seni pertunjukan teater musikal tetap menunjukkan budaya tradisional Indonesia dalam bentuk tarian, musik, bahkan cerita-cerita rakyat. Kita pun akan lebih membuka diri tidak hanya kepada mahasiswa-mahasiswa Indonesia tetapi kepada komunitas-komunitas lokal sehingga dapat meningkatkan pengalaman tinggal di mancanegara dan mempromosikan budaya Indonesia untuk tidak punah.

Apa harapanmu bagi pemuda pemudi Indonesia?

Aku ingin menyampaikan kepada seluruh anak-anak muda Indonesia dimana pun kalian berada, lestarikanlah identitas kalian sebagai orang Indonesia. Pusaka hidup dan bernapas dalam diri kita, merah adalah keberanian yang mengalir dalam darah kita dan putih adalah kesucian yang mengakar dalam tulang kita.

Kita sebagai generasi gemilang Indonesia harus dapat merangkul kebudayaan Indonesia sebagai bagian dari diri kita. Aku tahu beberapa dari kenalanku sendiri masih melihat Indonesia dalam lensa penuh kepahitan. ‘Ih kenapa sih Indonesia bikin malu-malu saja,’ pikir mereka. Dengan pemikiran itu juga mereka akhirnya lebih menjunjung tinggi budaya negeri barat dibandingkan kebudayaan tanah airnya sendiri. Mereka tidak peduli bahwa kebudayaan rumahnya hampir hilang dan semakin punah. Jadi, aku berharap bahwa kami sebagai masa depan Negara Republik Indonesia dapat menyebarkan kesadaran kepada semua orang untuk mengingat kembali akan kampung halamannya.

Memang selama ini aku mulai melihat begitu banyak perkembangan yang membanggakan bagi Indonesia – baik dalam materi teknologi, keahlian, ekonomi, dan lain-lain. Aku yakin Indonesia kuat dan memiliki kemampuan yang sama bahkan lebih mahir daripada orang-orang lain di seluruh dunia. Buktinya banyak sekali orang-orang dari Indonesia, melalui beasiswa pula mampu untuk menempuh pendidikan tinggi di berbagai belahan dunia.

Aku tahu kita mampu! Bagi kami para diaspora, mari kami gunakan ilmu dan pengetahuan apa pun yang kami dapatkan dari negara rantauan kami dapat diimplementasikan dalam kehidupan kami ke depannya di Indonesia. Janganlah rakus untuk memakan semua kekayaan daya tersebut untuk diri sendiri. Pakailah semua itu untuk memajukan bangsa dan negara Indonesia. Cobalah untuk tidak terpecah belah dengan satu sama lain, yang aku malah lihat selama masa pandemi. Di Indonesia, informasi dan pendapat akan pandemi dunia saja dapat memisahkan warga-warga negara Indonesia dari satu sama lain.

Aku sadar bahwa hal ini juga dipengaruhi dengan kualitas pengajaran yang dirancang dalam sistem edukasi negara kita masih kurang. Jadi, aku juga berharap bagi kita yang lebih berpetualang dan telah menemukan begitu banyak ilmu-ilmu baru dapat memperbaiki masalah tersebut bagi negara tercinta kita.