Empower Me “Fashion Night” diadakan di The Carlton, 193 Bourke St, Melbourne pada pertengahan Februari kemarin. Malam peragaan busana yang baru pertama kali diadakan oleh dua sahabat, Ning Hadiningsih asal Indonesia dan Nicole van Riel, yang bertemu saat mengikuti kursus styling beberapa tahun silam ini mendapatkan sambutan meriah dari 197 hadirin yang datang. Acara tersebut berhasil mengumpulkan dana sebesar lebih dari $5,000 yang seluruhnya akan disumbangkan kepada Asylum Seeker Resource Centre untuk mendukung berbagai aspek kehidupan para pencari suaka yang ada di Australia. “Peperangan di berbagai belahan dunia, seperti Siria dan Ukraina sangat menyentuh hati kami. Banyak korban yang akhirnya lari ke negara lain untuk mendapat perlindungan namun terkadang harus berhadapan dengan perlakuan yang tidak sesuai. Kami ingin memberitahu mereka bahwa kami peduli dan ingin membantu,” kata Ning ketika ditanya mengapa memilih Asylum Seeker Resource Centre sebagai penerima donor.

Ning Hadiningsih, salah satu pencetus Empower Me “Fashion Night”
Ning Hadiningsih, salah satu pencetus Empower Me “Fashion Night”

Tema yang diusung dalam ajang peragaan busana ini adalah self-confidence dan self-acceptance, dan tema ini terlihat sangat nyata sepanjang malam. Untuk mencapainya, sang pengusung acara Ning dan Nicole rela mengorbankan tenaga serta waktu di sela-sela kesibukan pekerjaan mereka. Ning bekerja full-time di bidang marketing sedangkan Nicole berprofesi sebagai guru TK. Kendatipun, kecintaan dan passion mereka akan dunia fashion menjadi pendorong utama untuk mengadakan acara di bidang yang termasuk sangat kontras dengan pekerjaan sehari-hari mereka.

“Ketika kamu memiliki pekerjaan full time sambil mengurus sebuah acara besar kamu hanya butuh menjadi orang yang organised dan ketika kamu benar-benar memiliki passion pada apa yang kamu lakukan, kurang tidur atau perlunya kerja keras tidak akan menjadi masalah karena itu passion kamu,” ujar Ning kepada BUSET.

Peran para sukarelawan sangat besar dalam mempersiapkan Empower Me “Fashion Night”. Mereka mendukung Ning dan Nicole untuk mencari creative designers, make-up artists serta model mana saja yang mau turut terlibat dalam acara non-profit ini. Uniknya, model-model yang dipilih bukan hanya mereka yang sudah memiliki pengalaman modelling tetapi juga mereka yang tidak pernah menginjak runaway sebelumnya. Setiap model berupaya keras melatih cara berjalan dan bagaimana menguasai prosedur pergantian busana dengan sedikit waktu. Alhasil, komitmen mereka terlihat jelas ketika masing-masing dapat memperagakan busana para perancang dengan nyaman dan percaya diri, sesuai dengan tema yang diusung. Para model yang tampil memiliki ukuran pakaian yang bervariasi mulai dari size 8 hingga 16, dan datang dari berbagai latar belakang dan golongan.

Penampilan catwalk dimulai dengan pagelaran busana yang disponsori St. Vincent de Paul second hand shop. Menariknya, pada segmen ini toko yang menjual barang-barang pre-loved tersebut sebelumnya memberikan voucher belanja sebesar $400 kepada para model agar mereka dapat memilih sendiri pakaian yang ingin mereka pamerkan di atas panggung. Dengan budget itu para model berhasil mendapatkan 27 tampilan busana sehari-hari dan kesemuanya terlihat sangat elegan dan menarik.

Acara kemudian disusul dengan penampilan busana hasil karya delapan creative designers yakni Oroceo Castro, Hannah White, Sputnik and Mayhem, Minnow Zola, Meleea Melbourne, Aviva Meisner, Young Jung dan LZL Bag. Selain terlihat indah dikenakan, mayoritas busana yang ditampilkan merupakan pakaian yang sederhana serta mudah untuk dipakai dalam aktivitas sehari-hari.

Di malam penggalangan dana itu para perancang juga bebas bereksperimen dengan kreativitas mereka. Aviva Meisner, misalnya, memamerkan busana berwarna terang yang terinspirasi dari sari India. Lain halnya dengan Young Jung asal Korea Selatan, dirinya menampilkan koleksi busana dengan sentuhan pattern berbentuk seperti honeycomb dengan paduan warna utama hitam dan merah muda.

Ning kembali menjelaskan bahwa asal muasal diadakannya Empower Me “Fashion Night” tak lain tak bukan adalah karena pengalaman pribadi Ning dan Nicole sendiri yang sempat harus berhadapan dengan rasa kurang percaya diri. Keduanya pun lalu bertekad untuk membantu wanita lain yang memiliki problema serupa, dan mereka melihat fashion sebagai salah satu medium yang mujarab. “Kami mencintai fashion… dan kami melihat kurangnya inisiatif yang menggunakan fashion untuk mempromosikan keanekaragaman dan self acceptance… kami merasa sangat beruntung dapat mengerjakan kedua hal yang sangat kami sukai,” ucap Ning bangga.

Keseluruhan acara berlangsung meriah dan hangat. Sebelum ditutup, Ning dan Nic menghanturkan ucapan terima kasih kepada seluruh pihak yang terlibat pada kesuksesan Empower Me. “Kami telah belajar banyak dari persiapan acara ini dan kami berharap kami bisa menggunanakan pengetahuan ini untuk mempersiapkan acara kami selanjutnya,” ujar Nicole. “Kami punya beberapa ide acara untuk ke depannya dan semoga kami bisa membuat ide kami menjadi kenyataan,” lanjut wanita berambut pirang itu.

BUSET NGELIPUT - EMPOWER ME - Aviva Meisner
Busana rancangan Aviva Meisner terinspirasi dari kain sari India
BUSET NGELIPUT - EMPOWER ME - Young Jung
Bentuk honeycomb karya desainer asal Korea Selatan, Young Jung
BUSET NGELIPUT - EMPOWER ME
Model ukuran baju yang lebih besar juga tampil gaya
rekan kerja Ning dalam menyukseskan acara penggalangan dana untuk para pencari suaka
rekan kerja Ning dalam menyukseskan acara penggalangan dana untuk para pencari suaka
BUSET NGELIPUT - EMPOWER ME - 3b St Vincent
Para model berhasil memadupadankan busana yang dibeli dari toko pre-loved St. Vincent de Paul

 

 

 

**Apa Kata Mereka**

Lorraine Duran, Guru
Lorraine Duran, Guru

Salah satu desainer acara ini, Hannah White, adalah teman saya dan dia mengajak saya untuk datang dalam acara ini. Ini adalah kali pertama saya mengikuti acara pagelaran busana dan saya sangat menikmatinya. Saya tadinya mengira bahwa fashion show akan dipenuhi dengan busana yang hanya akan mengintimidasi saya karena terlalu mahal atau karena pakaian yang ditampilkan hanya cocok digunakan oleh model. Akan tetapi busana yang diperagakan cocok untuk dipakai sehari-hari dan saya bisa membayangkan diri saya sendiri menggunakan pakaian-pakaian itu.

 

Jessica Fitzgerald, Pemilik Restoran
Jessica Fitzgerald, Pemilik Restoran

Acara ini sangat fantastis dan saya bisa benar-benar merasakan bahwa acara ini memang untuk memberdayakan wanita. Bagian terbaik dari acara ini buat saya adalah ketika mendengarkan cerita-cerita dari orang-orang yang terlibat dalam acara ini terutama bagaimana kehidupan mereka selama menjadi asylum seekers. Saya rasa lebih banyak dukungan finansial benar-benar diperlukan untuk membantu para pencari suaka.

 

Parmaningsih, Ibunda Ning
Parmaningsih, Ibunda Ning

Saya bangga dan senang bahwa akhirnya apa yang Ning kerjakan bersama temannya bisa sukses dilaksanakan malam ini. Ning bekerja sangat keras untuk mempersiapkan acara ini dan saya bisa melihat bahwa kerja keras Ning terbayar dengan keberhasilan acara yang mampu mengumpulkan dana sumbangan sebesar $5,000 ini. Saya percaya kerja keras itu penting dan ketika kita melakukan hal yang sangat kita senangi kita akan mendapatkan hasil yang baik. Saya selalu mengingatkan Ning bahwa dia harus terus ingat dan bersyukur kepada Tuhan dan dia harus mengembalikan hal-hal baik yang sudah dia terima kepada orang lain. Saya akan terus mendukung apapun yang Ning ingin lakukan selama hal itu merupakan hal yang baik.

MYang