Dalam rangka merayakan ulang tahunnya yang ke-21 dan Hari Ibu 22 Desember, Dharma Wanita Persatuan (DWP) KJRI Melbourne, mengadakan pelatihan online via zoom dengan tema “Menjaga Ketahanan Ekonomi Keluarga dengan Sukses Berjualan di Era Digitalisasi.” Acara ini dimoderatori oleh Sri Dean, radio host SBS Indonesia dan mendatangkan pembicara dari berbagai bidang. Diantaranya adalah Orchida Danudjaja selaku konsul ekonomi KJRI, Thirza Khoe seorang akuntan, Merv Joe dan Yohana Jury perwakilan dari komuitas kuliner IndOzfood dan IndOzkitchen, dan Hasan Panetta dari Doodel. Berikut kiat-kiat untuk sukses menjalankan bisnis rumahan secara online.

1. Manfaatkan IA-CEPA

Dengan adanya perjanjian dagang IA-CEPA, kini banyak barang-barang import dari Indonesia yang bebas tarif. Diantaranya seperti produk tekstil, furnitur berbahan kayu, produk sepeda, karpet/permadani, produk otomotif dan masih banyak lagi lainnya. Orchida menyarankan bagi para ibu-ibu yang berniat memulai bisnis kecil-kecilan secara online, mungkin dapat memulai dari mengimpor produk tekstil seperti pakaian dari Indonesia untuk dijual di Australia.


Menurut data selama pandemi, banyak orang Indonesia di Melbourne yang mulai menggunakan online market place seperti Instagram, Facebook, eBay, dan Etsy untuk menjajakan produk-produk makanan, fashion, dan jasa. Ia juga berpesan bagi orang-orang yang berniat untuk memulai bisnis rumahan ini agar menghubungi KJRI jika membutuhkan bantuan dan saran. Semua layanan KJRI bebas biaya dan terbuka bagi siapa saja.

2. Pahami Aturan Bisnis yang Berlaku

Sebelum membuka usaha online, tentunya penting untuk memahami betul hukum dan peraturan setempat, termasuk peraturan perpajakan dan akuntansi. Di Australia, seseorang wajib memiliki Tax File Number (TFN) yang mengidentifikasikan orang tersebut dengan akun wajib pajak miliknya. Bagi pengusaha, wajib bagi mereka untuk mendaftarkan usaha miliknya dan memperoleh Australian Business Number (ABN).

Seorang pengusaha juga wajib menentukan struktur badan usaha yang sesuai dengan bisnis yang dikelola. Adapun struktur yang diakui oleh pemerintah Australia ada 4 yakni sole trader, partnership, company, dan trust. Bagi usaha UMKM, kebanyakan orang mengadopsi struktur sole trader (swasta) atau company (CV/PT). Kedua struktur usaha tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Orang-orang yang cenderung memilih sole trader dapat mendirikan bisnis tanpa biaya besar dan tidak perlu pusing dengan laporan perpajakan tahunan yang rumit. Namun, mereka tidak memiliki perlindungan atas asset yang dimiliki, karena perusahaan dan pribadi menjadi satu. Pajak pribadi yang mereka bayar pun menjadi tinggi karena pendapatan dan keuntungan perusahaan dianggap sebagai pendapatan pribadi orang itu.


Kebalikannya dengan struktur bisnis company, meski laporan pembukuan dan perpajakan jauh lebih rumit dan memakan biaya lebih besar untuk didirikan, pemilik perusahaan memiliki perlindungan hukum yang cukup ekstensif. Pajak yang dibebankan terhadap perusahaan juga flat atau fix dan tidak dipengaruhi oleh besar kecilnya keuntungan perusahaan.

Thirza juga mengingatkan para calon usahawan untuk melakukan pembukuan dengan akurat dan mencatat semua pendapatan dan pengeluaran bisnis. Dirinya juga menyarankan untuk memisahkan akun pribadi dengan akun bisnis. Hal lain yang perlu diingat adalah Goods and Service Tax (GST) dimana badan usaha yang memiliki omset $75,000 atau lebih wajib mendaftar dan mengenakan GST kepada customer. GST juga dibebankan untuk barang-barang impor yang memiliki nilai lebih dari $1000.

3. Bergabung dengan Komunitas Bisnis yang Tepat

Menjamurnya usaha kuliner rumahan semasa pandemi melahirkan berbagai komunitas pecinta kuliner dan pebisnis kuliner seperti IndOzfood. Nama yang sudah tidak asing lagi ini telah menjadi hub bagi para penikmat kuliner Indonesia dan para pengusaha kuliner Indonesia di Victoria dimana kegiatan jual-beli makanan terjadi setiap harinya melalui WhatsApp grup. Perwakilan IndOzfood, Merv Joe, menghimbau para peminat bisnis kuliner di Victoria untuk bergabung dengan komunitas IndOzfood yang dapat menghubungkan pembeli dan penjual tanpa dipungut biaya apapun. Komunitas IndOzfood juga memberikan layanan konsultasi product development, promotion, marketing, advokasi untuk konsumer dan vendor, dan masih banyak lagi layanan gratis lainnya.


Komunitas lain di bawah grup induk IndOz group juga tersedia bagi vendor-vendor makanan Indonesia dan orang-orang yang berniat mendalami skill dalam mengolah makanan. Yakni IndOzkitchen, IndOzkitchen Cooking, dan IndOzkitchen Baking. Grup-grup ini saling berbagi tips dan trik dalam memasak, mengelola, memproses berbagai jenis makanan Indonesia maupun bentuk makanan lainnya seperti kue dan pastry. Selain itu, grup IndOzkitchen juga mengajarkan kiat-kiat dalam mengelola bisnis makanan, khususnya yang berbasis online lewat Instagram dan Facebook.

4. Cermat Menggunakan Teknologi

Di era digitalisasi ini, teknologi dan aplikasi memegang peran krusial dalam menjalankan bisnis online. Salah satu teknologi yang dapat digunakan oleh para calon pebisnis online adalah Doodel. Aplikasi door-step delivery ini menawarkan layanan pengiriman makanan yang tidak dibatasi oleh radius 5 km. Vendor yang menggunakan Doodel juga akan menerima insight dari aplikasi untuk mengetahui waktu terbaik untuk mengirim makanan agar tidak terjebak macet atau hambatan-hambatan lain dalam proses pengiriman.