Athaneum Theater tampak dipenuhi oleh lebih dari 880 masyarakat Indonesia yang ingin menyaksikan drama musikal ‘Oh! Batavia’, 19 Agustus silam. Tahun ini, PPIA Victoria kembali mengadakan perayaan kemerdekaan Indonesia dengan mengorganisir sebuah drama musikal hasil karya para pelajar Indonesia di Victoria.

Acara yang dikenal dengan nama TEMU LAWAK (Teater Muda Langkah Awal Kemerdekaan) ini memang masih memberikan pesan nasionalis terhadap para penontonnya, namun ada beberapa perubahan yang dilakukan. Project Manager TEMU LAWAK 2017 Kevin J. Sutji menjelaskan jika tahun ini pihaknya lebih fokus pada drama musikal dengan durasi yang lebih panjang dan diiringi live band. “Tapi semua masih diciptakan oleh pelajar Indonesia di Victoria,” ungkap Kevin.

Kevin lanjut mengatakan bahwa keputusan mengangkat tema ‘Oh! Batavia’ dilatarbelakangi niat untuk mengingatkan masyarakat Indonesia agar selalu mensyukuri kemerdekaan bangsa dengan bersikap nasionalis yang disertai toleransi terhadap berbagai asal usul dan tradisi.

Berlatar belakang tahun 1930-an, drama musikal ‘Oh! Batavia’ mengisahkan seorang gadis bernama Terang (Hanna Melissa) yang merupakan anak pemilik Kafe Harapan. Ditinggal oleh sang kekasih, Putra (Bara Ardianto), teman-teman Terang pun mencoba menghiburnya dengan menjodoh-jodohkannya dengan seorang penterjemah Jepang yang dipanggil Kuping Kiri (Axel Prasetio). Tak pelak, pertemanannya dengan Kuping Kiri mengundang reaksi negatif dari seorang nasionalis, Adit (Stephanus Budiman).

Setelah orasi berapi-api dari Adit, Kafe Harapan mulai sepi pengunjung hingga akhirnya berada di ambang kebangkrutan. Berbagai upaya dari Terang untuk membangkitkan kafe gagal, akhirnya dengan berat hati Terang pun mengadakan pesta perpisahan untuk mengakhiri Kafe Harapan, dan tak berselang lama keluarga Terang menggantinya dengan nama Warung Harapan.

Di sela alur cerita yang serius tapi lucu, tersirat makna untuk mengajarkan arti perjuangan yang pantang menyerah serta pentingnya rasa saling menghormati dalam bermasyarakat. Keseluruhan drama musikal ber-genre komedi ini juga berhasil gelak tawa para penontonnya.

Tahun sebelumnya, TEMU LAWAK berhasil menuai reaksi positif, sehingga ini lalu membuahkan ekspektasi lebih pada TEMU LAWAK 2017. Terbukti dari penjualan tiket yang tak tersisa bahkan sejak 1 minggu sebelum hari H. Hal ini dikonfirmasi oleh Koreografer TEMU LAWAK 2016 & 2017 Arnesia Ranggi. “Main challenge TEMU LAWAK 2017 ini untuk memenuhi ekspektasi para penonton, karena TEMU LAWAK tahun ini memiliki arah yang berbeda dengan TEMU LAWAK tahun lalu,” ujar Arnesia. Wanita yang pandai berdansa ini lalu mengaku jika motivasinya untuk terus bergabung dalam tim produksi TEMU LAWAK ialah karena dirinya ingin berkontribusi kembali untuk acara yang sudah memberikan banyak pelajaran dalam hidupnya.

Senada dengan Arnesia, Music Director Vanessa Tunggal merasa sangat senang dan bangga akan kesempatan untuk bertanggungjawab atas lagu-lagu yang dimainkan. “I’ve got a feeling that TEMU LAWAK is gonna be one of the highlights of my production life,” ungkap Vanessa jujur.

Penasaran dengan kemeriahan yang disuguhkan oleh TEMU LAWAK? Yuk, kita tunggu TEMU LAWAK 2018 yang telah dijanjikan oleh PPIA Victoria.

***

Kevin J. Sutji | PROJECT MANAGER

Karena ini pertama kali saya jadi Project Manager sebuah event, jujur banyak hal baru yang harus saya pelajari untuk acara ini. Tapi saya bersyukur saya dan semua komite bisa belajar bersama-sama, dari yang awalnya belum tahu apa-apa sampai akhirnya dapat mempersembahkan acara Temu Lawak 2017 ini. Saya harap masyarakat Indonesia di Victoria juga menangkap dan mengerti pesan yang kami coba sampaikan, dan on top of that merasa terhibur.

Arnesia Ranggi | CHOREOGRAPHER

TEMU LAWAK 2017 was a completely different experience from TEMU LAWAK 2016. Aku berharap banget TEMU LAWAK akan terus ada dan bisa menjadi drama musikal yang ditunggu-tunggu oleh Melbourne!

Vanessa Tunggal | MUSIC DIRECTOR

Being the Music Director of TEMU LAWAK is actually a very rewarding role! Aku jadi berkesempatan untuk kerja bareng production team, casts, dancers, musicians and opening act performers. I had so much fun working with them.

 

***

APA KATA PENONTON

 

Imanuel Sianipar

Kagum banget, karena tadinya gak expect sebagus itu mengingat yang main dan krunya kan semuanya pelajar, bukan artis dan kru profesional. Tapi ternyata penampilannya exceed expectations banget sih. Musiknya, tariannya, dekorasinya, ceritanya, semuanya bagus dan menghibur banget.

Jennifer Caroline

Temu Lawak 2017 sudah sukses membuka pandangan gua, membantu gua merayakan kemerdekaan Indonesia dan membantu melepas rindu sedikit terhadap Tanah Air dengan lelucon dan aksen daerah yang beragam dan ngangenin. Gua seneng dan turut bangga sama semua committee, cast dan crew Temu Lawak 2017 karena acaranya berhasil berjalan lancar despite semuanya yang sibuk dengan kuliah dan kerja masing-masing. Semoga PPIA bisa terus membuat acara berbau nasionalisme agar kita selalu ingat dari mana kita berasal dan akan pulang. Merdeka!

Daniel Hamdani

It was entertaining and well-prepared. Menurut saya, TEMU LAWAK yang tahun ini lebih bagus dari tahun lalu, karena skit tahun lalu agak terlalu pendek, padahal itu adalah alasan utama kita untuk nonton. Tapi yang tahun ini juga lebih terpancar emosinya karena ada live musicnya juga. Mungkin masih banyak yang bisa dipelajari lagi dari bagian crowd control, untuk storynya juga mungkin bisa diperdalam lagi. Saya mengharapkan yang tahun depan bisa lebih bagus lagi.

 

See more photos here

 

 

JLie