Tak dapat dipungkiri, pendukung calon gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, atau yang akrab disapa Ahok, pada masa kampanye Pilkada (Pemilihan Kepala Daerah) serentak 15 Februari silam, tidak hanya terbatas di Indonesia saja. Masyarakat Indonesia yang berada di berbagai pelosok dunia juga turut menunjukkan dukungan mereka terhadap pria yang sudah menjabat sebagai Gubernur Jakarta sejak November 2014 lalu. Dukungan ini diwujudkan melalui sebuah tarian, atau flash mob, untuk menarik perhatian dan mengajak warga Ibu Kota dalam memilih calon pasangan Gubernur dan Wakil Gubernur Ahok – Djarot.
Lewat media sosial, video demi video flash mob untuk pasangan Cagub dan Cawagub nomor 2 dalam Pilkada 2017 itu tersebar secara luas. Mulai dari flash mob di Jakarta, Kanada, Rotterdam, Paris, Norwegia, Zurich, Amerika, hingga Australia. Di Benua Kangguru ini flash mob diawali oleh masyarakat Indonesia di Perth, kemudian Sydney, hingga akhirnya Melbourne mengikuti jejak yang sama dan mengadakan flash mob Ahok-Djarot pada tanggal 11 Februari. Para pendukung percaya bahwa pilihan mereka adalah yang terbaik untuk Jakarta dimana kinerja Ahok selama menjabat sebagai Gubernur Jakarta diyakini telah terbukti dengan adanya perbaikan di berbagai bidang.
“Awalnya pencetusnya adalah Ibu Rini (Hardjanti), terus kita pikir kenapa nggak, ayo dicoba saja. Kenapa-nya itu juga karena kita cinta Ahok. Dari kita bertiga, lalu anggotanya jadi banyak. Kita juga appreciate dan juga bangga melihat orang Indonesia kompak banget di Melbourne. Segini banyaknya pecinta Ahok. Kita target cuma teman-teman dekat tadinya, ternyata ramai sambutannya,” ujar Meitty Tentua Curtain yang menjadi perencana flash mob di Melbourne dengan 3 anggota lainnya yaitu Nieke Affandi, Sonny Patem, dan Rini. Tak memakan waktu lama, banyak pihak lainnya kemudian secara sukarela membantu kelangsungan acara tersebut. “Kita juga sudah mengingatkan di grup whatsapp supaya tertib dengan peraturan. Selain grup whatsapp, kita punya akun instagram, facebook, dan twitter, yang kita namakan Badja Melbourne,” tambah Meitty.

Acara yang diadakan di Fawkner Park, South Yarra, itu dihadiri oleh tak kurang dari 200 orang dan semua terlihat mengenakan baju atau aksesoris bermotif kotak-kotak sebagai ciri khas pendukung Ahok. Bahkan, beberapa selendang sengaja disediakan dan dikirim langsung dari Jakarta.
Permulaan acara dimulai dengan latihan koreografi tarian khusus lagu Ahok-Djarot ‘Hip Hip Hura Hura’ yang dipimpin oleh Maria Leeds. “Pertamanya itu dari pembicaraan teman-teman. Sudah ada di seluruh dunia, Toronto ada, Perth ada, kenapa Melbourne nggak ada? Jadi saya bikin grup whatsapp dan undang teman-teman yang punya ide sama. Akhirnya seminggu terakhir baru kita pastikan, dan kita sebarkan lewat socmed. Tadinya sudah deal untuk hari Minggu, tapi perkiraan cuacanya hujan, sepertinya lebih baik hari [Sabtu],” kisah Maria yang juga turut aktif berperan sebagai salah satu panitia demi memastikan kelancaran flash mob.
Selidik punya selidik, pada awalnya para pendukung Ahok-Djarot ini ingin melakukan flash mob di depan gedung yang ikonik, seperti Federation Square. Akan tetapi, karena terbentur persoalan ijin keramaian, akhirnya diputuskan untuk memakai tempat yang “aman” seperti Fawkner Park.
Dari sisi dokumentasi, ada seorang Windu Kuntoro yang memang terkenal dengan keahliannya mengabadikan momen lewat kamera profesionalnya. “Aku dilibatkan awalnya karena mereka tahu aku dulu bentuk kampanye Jokowi 2 kali di Melbourne. Lalu juga untuk Teman Ahok beberapa bulan lalu aku juga diminta, tetapi karena riskan kasus reklamasi semuanya akhirnya kita pilih untuk support pas Pilkada ini. Tujuannya cuma satu, yaitu memberikan dukungan moral. Mungkin agendanya bukan hanya Ahok, tetapi sampai 2019 untuk Jokowi juga nanti,” papar Windu yang didaulat sebagai panitia Badja Melbourne.
Selesai menari, para simpatisan Ahok – Djarot lanjut menunjukkan dukungan dengan berfoto seraya membuat lambang dua jari. Para panitia menghanturkan rasa terimakasih mereka dan mengaku sangat bersyukur acara berjalan lancar dan tidak ada yang menentang. Sebaliknya, justru banyak yang memberikan kontribusi, seperti baterai, makanan, dan air minum.
“Saya cuma mau bilang terima kasih untuk para peserta Ahokers yang sangat mendukung Ahok-Djarot untuk mengembangkan Jakarta menjadi lebih maju. Terima kasih atas dukungannya, terima kasih untuk Tuhan Yang Maha Esa dan semoga diperkenankan untuk Ahok menjadi Gubernur dan Djarot untuk menjadi wakilnya. Salam dua jari untuk kita semua,” tutup Rini.
Dilansir dari situs Komisi Pemilihan Umum, hasil Pilkada DKI Jakarta 15 Februari kemarin menunjukkan 42.96% warga Jakarta memilih pasangan Ahok – Djarot. Sedangkan Anies – Sandiaga didukung sebanyak 39.97% warga, dan 17.06% warga memilih pasangan Agus – Sylvi sebagai pemimpin daerah mereka. Karena tidak ada yang meraih komposisi lebih dari 50% suara, maka telah diputuskan untuk mengadakan Pilkada putaran kedua pada 19 April mendatang. Pilkada putaran kedua ini diikuti dua pasangan calon, yakni Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat dan Anies Baswedan-Sandiaga Uno.

**Apa Kata Mereka**

Kalau menurut saya sih puas ya, karena acara ini baru diputuskan sekitar 2 atau 3 hari yang lalu, jadi dalam waktu yang singkat itu bisa sekitar 200 orang yang datang sudah oke banget. Walaupun sebenarnya kalau ini misalnya disiapkan seminggu atau 2 minggu sebelumnya pasti lebih banyak lagi yang hadir.

Aku tahunya acara ini itu dari facebook, jadi kita di Sydney ada satu grup namanya The Rock, mereka membahas tentang flash mob ini buat Ahok-Djarot, terus pada bilang yang Melbourne mana? Terus aku search di internet ternyata ada dan hari ini. Aku googling baru tadi malam sebelum tidur, terus bangun pagian untuk cari baju, biar sama, terus langsung ke sini dan ikutan. Pas datang banyak ketemu orang Indonesia pendukung Ahok, aku seneng banget. Tadi pagian masih sepi, trus tiba-tiba sekarang jadi banyak banget.
Aku tadinya tinggal di Sydney 9 bulan dan baru di Melbourne 1 bulan. Keseluruhan sih aku puas banget dan seneng sama flash mob ini.
Dari dulu aku pemilihan presiden dan lainnya nggak pernah ikutan, tapi sejak pemilihan Jokowi dan Ahok sebagai gubernur, seterusnya aku antusias untuk ikut.
Sasha