Apa kabar para pembaca setia BUSET? Tak terasa kita sudah berada di kwartal terakhir tahun 2015. Di sembilan bulan terakhir ini kita telah mengalami banyaknya gejolak di perekonomian dunia yang memberikan dampak cukup signifikan terhadap pasar properti Australia. Nilai dolar Amerika tengah berada di titik tertinggi dalam beberapa bulan terakhir ini.

Berdasarkan salah satu ulasan di Business Spectator, kondisi finansial para penduduk di Australia saat ini adalah 26% lebih buruk dari tahun sebelumnya. Namun hal ini tentunya adalah berita yang menggembirakan bagi para warganegara Australia yang berada di luar negeri dan berpendapatan kurs asing, khususnya USD. Beberapa laporan menunjukan bahwa para warganegara Australia di luar negeri tengah gencar menginvestasikan pendapatan asing mereka melalui pembelian saham dan properti di kampung halaman (baca: Australia).

Bersamaan dengan itu, awal bulan September yang lalu, The Reserve Bank of Australia (RBA) mengumumkan bahwa suku bunga akan tetap dipertahankan pada tingkat 2.00%. Suku bunga ini telah bertahan sejak bulan Mei yang lalu dan menyebabkan pasar properti Australia berada di situasi panas yang dikarenakan adanya level permintaan untuk kediaman yang sangat tinggi. Ditambah lagi dengan tingginya permintaan asing khususnya dari negeri Tiongkok yang tak kunjung berhenti. Namun demikian perlu diketahui bahwa sudah ada banyak pihak yang mengungkapkan kekhawatiran mereka akan dampak negatif dari devaluasi mata uang Yuan yang terjadi bulan lalu. Tim Harcourt dari UNSW Business School mengatakan bahwa kedepannya beberapa investor asal Tiongkok akan mengalami penurunan daya beli di pasar properti Australia. Dengan devaluasi Yuan juga dikhawatirkan akan membawa dampak langsung terhadap hasil ekspor terbesar Australia (33%) yaitu biji besi. Hasil analisis Credit Suisse menunjukkan bahwa di tahun 2013- 2014, para investor asal Tiongkok memberikan kontribusi $8.7milliar di pasar properti Australia dan figure ini diperkirakan untuk tetap meningkat sebanyak hampir tujuh kali lipat pada akhir tahun 2020.

Xynergy1

Hal ini juga dibenarkan oleh Philip Lowe, Wakil Gubernur RBA, menurutnya penurunan kinerja ekonomi Tiongkok tidak lama lagi akan berdampak secara signifikan terhadap ekonomi Australia. Pasar properti akan diperkirakan untuk berkembang secara lebih stabil, selain itu disaat yang sama Australia akan menikmati kuatnya ekonomi AS. Tingkat pengangguran di AS turun menjadi 5.5% dari tingkat 10% pada tahun 2009. Lowe berharap supaya pemerintah federal untuk supaya meningkatkan nilai suku bunga segera setelah ekonomi AS kembali kuat dan stabil. Maka daripada itu, tidak heran pasar properti di Australia masih berada di titik puncak dan sangat ramai dipenuhi oleh para pembeli dan investor, dari domestik maupun internasional. Untuk saat ini, berdasarkan hasil riset konsumer yang terbaru, rekor tertinggi sebanyak 28.2% penduduk Australia yang berpatisipasi dalam riset tersebut berpendapat bahwa cara terbaik untuk menghemat uang adalah melalui investasi di properti dan bukan melalui deposito bank. Tidak dapat dipungkiri bahwa naiknya harga kediaman, berlanjutnya aktifitas di pasar properti dan suku bunga yang rendah terus digunakan sebagain pemicu untuk menggunakan properti sebagai sarana investasi.

Namun demikian, pasar lelang di Australia masih sangat ‘panas’ dengan tingkat clearance yang tinggi. Di kota-kota besar seperti Sydney dan Melbourne, masing-masing mencatat nilai clearance sebanyak 78% dan 76.2% secara berurutan. Maka daripada itu, sebelum kesempatan emas ini hilang mengingat adanya pergolakan ekonomi dunia yang cukup kuat, ada baiknya bila Anda segera mempertimbangkan rencana investasi Anda.

Dan guna mengantisipasi perubahan pasar yang sangat sensitif, seperti adanya perubahan Perdana Menteri Australia yang ke-29, Malcolm Turnbull and kondisi wait and see terhadap kebijakan moneter AS pada pertengahan September lalu, bukanlah sebuah ilustrasi atau habatan untuk melakukan investasi di properti. Tetap berdasarkan pada hukum ekonomi yang berasumsi bahwa semua pelaku pasar berperilaku rasional, maka perencanaan investasi yang tepat dan pemilihan properti yang baik adalah langkah untuk meminimalisasi risiko atas investasi. Anda mungkin tidak mau kehilangan kesempatan untuk memperoleh imbal hasil yang optimal melalui perubahan pasar yang tidak Anda prediksikan sebelumnya.

When you are an investor, you can look at the quantitative and qualitative elements of an investment. But there is a third aspect: What you feel in your gut!” – Kevin O’Leary (Canadian entrepreneur, venture capitalist, mostly recognized as Shark Tank TV Series judge)

 

Hubungi kami di 1300 884 168 untuk perencanaan investasi properti dan pemilihan properti terbaik, yang sesuai dengan perencanaan yang Anda inginkan.

Tim kami kini juga hadir lebih dekat dengan keberadaan Anda di 19 Station St, Oakleigh. Kami harap dengan dibukanya kantor Xynergy yang ketiga di Melbourne ini, kami dapat membantu dalam perencanaan investasi Anda lebih baik lagi. Xynergy, Your One-Stop Property Solution.



Alain Warisadi
,
CEA (REIV), CA (MFAA), TAA, CIT (M), CPS (RE), Dipl FMBM, B. Ec (Fin)
Property Writer/ Property Consultant
Finance Consultant (Mortgage Broker)
Licensed Estate Agent
Harvard University Scholar
(e.) a.warisadi@xynergy.com.au

Tanya Tjahjosarwono, B.Bus (MKT), M. ADV MKT.
Co-property Writer
Marketing Communications Manager
(e.) tanya.tj@xynergy.com.au 

Sumber: The Age, Domain News, Sydney Morning Herald, SBS News, CoreLogic RPData

Informasi di atas adalah panduan dan gambaran umum dalam bidang investasi properti, dan tidak untuk digunakan secara generalisasi. Xynergy Realty Group memberikan konsultasi individual untuk wealth creation strategy, property investment, property management dan home/ commercial loan yang khusus didedikasikan bagi calon investor dan pembeli properti.