Covid-19 adalah penyakit pendatang baru yang kemudian menjadi sangat tersohor oleh karena percepatan penyebarannya dan berdampak kematian pada penderitanya. Penyakit ini disebabkan oleh jenis virus yang telah lama ada dalam sejarah peradaban manusia namun bermultiplikasi struktur yang kemudian muncul dalam bentukan yang baru.

Spesifiknya virus penyebab covid-19 adalah Virus Corona yaitu severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2), virus ini menyerang sistem pernapasan. Virus Corona bisa menyebabkan gangguan pada sistem pernapasan, pneumonia akut, bahkan kematian. Selain fakta tersebut, apakah memang hanya hal-hal mengerikan yang bermunculan dari pandemi Covid-19 ini? Mungkinkah Covid-19 itu bersifat oposisi biner?, yaitu secara bersamaan memiliki dua sifat yang bersebrangan dan berlawanan?

Episentrum : From Great Power to Super Power 

Berdasarkan data Worldometers diketahui bahwa Kasus positif terinfeksi virus Corona di seluruh dunia kini telah memasuki angka lebih dari 1 juta kasus per Jumat (3/4/2020). Virus Corona pertama kali ditemukan di kota Wuhan, Tiongkok, pada akhir Desember 2019. Virus ini menular dengan cepat dan telah menyebar ke wilayah lainnya di Tiongkok dengan total kasus mencapai 80.894 kasus per Rabu (18/3/2020). Jelas bahwa Tiongkok adalah episentrum pertama virus Corona karena kasus pertama muncul di Tiongkok. Dari Tiongkok, virus Corona telah menyebar ke 204 negara dan wilayah di seluruh dunia yang telah melaporkan Covid-19 kepada WHO. Cepatnya penyebaran, membuat beberapa negara secara bergantian menjadi episentrum setelah Tiongkok berhasil menangani semua kasusnya. Masih dari sumber yang sama, kini Amerika Serikat adalah negara episentrum no.1 dengan total 715.105  kasus per Jumat (18/4/2020). Jelas bahwa jumlah kasus di USA jauh melebihi jumlah kasus di Tiongkok yang merupakan episentrum pertama.

Banyak desas-desus konspirasi yang menyatakan bahwa virus Corona muncul karena kecelakaan pembuatan senjata biologis oleh Tiongkok, lalu ada juga anggapan bahwa virus ini merupakan kiriman USA untuk menjatuhkan Tiongkok. Seperti yang diketahui bersama bahwa belakangan Tiongkok yaitu negara Great Power tengah terlibat dalam head to head perang dagang dengan USA yang adalah negara Super Power. Namun apakah semua konspirasi tersebut menjadi penting saat semua negara membutuhkan penanganan dan suntikan ekonomi demi peralatan medis? Karena itu mari kita melihat hal-hal yang lebih penting yang dapat diupayakan bersama pemerintah yaitu sisi lain dari keganasan Covid-19. (gambar dari jurnas.com)


Economic Solution: Major Crisis or Big Restart  

Telah dilaporkan oleh Kompas.com bahwa Indonesia sendiri mengumumkan kasus pertama Covid-19 pada tanggal 2 Maret 2020 dan per 18 April 2020 jumlah kasus telah mencapai 6.248 dengan rincian 1.911 dirawat, 535 meninggal dan 631 sembuh. Lalu apakah ini berdampak langsung terhadap perekonomian Indonesia? 

Covid-19 memang dapat dikatakan sebagai major crisis dunia sejak awal tahun 2020. Antisipasi terhadap Covid-19 membuat hampir semua negara di dunia membatasi bahkan me-lock down penerbangan dan pelayaran keluar maupun masuk negara yang berdampak langsung pada sektor ekspor-impor, pariwisata dan tentu saja pada sektor keuangan dan eknomi.

Pandemi virus Corona menghantam pasar keuangan di seluruh dunia, termasuk Indonesia dan menyeret Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) serta nilai tukar rupiah. Semuanya ini nampak bagaikan kengerian yang membahayakan ketahanan negara, lalu benarkah demikian?

Indonesia  pernah mengalami dan melewati beberapa Major Crisis yaitu krisis 1998 dan 2008. Lalu apakah krisis saat ini melebihi kedua krisis tersebut? sama sekali tidak atau belum. CNN Indonesia melaporkan bahwa Gubernur Bank Indonesia (BI) menegaskan kondisi ekonomi saat ini sangat berbeda dengan krisis keuangan 1998 maupun 2008. Memang BI telah menghitung ekonomi Indonesia akan anjlok hingga 4,2-4,6 persen akibat pandemi Covid-19 namun itu tidak lebih buruk dari krisis sebelumnya.  Pihak BI bisa dengan yakin mengatakan demikian dikarenakan kondisi perbankan dalam negeri saat ini jauh lebih kuat dibandingkan 2008, apalagi 1998. Kerena itu sembari pemerintah berusaha menghentikan laju penyebaran Covid-19 baiknya masyarakat tidak panik dan tidak ketakutan menghadapi dinamika ekonomi yang tentunya juga berdampak langsung pada penghasilan pribadi.

Covid-19 dapat juga dipandang sebagai suatu Big Restart untuk masalah perekonomian. Istilah big restart adalah istilah yang digunakan oleh  Astronacci International Tradding & Research untuk menyebut Economy Collapse. Penggunaan istilah Big Restart ketimbang Major Crisis atau Economy Collapse adalah langkah positif untuk melihat sisi lain dari setiap masalah ekonomi dan dalam hal ini adalah covid-19.  

Sebagai grup ekonom atau institutional Treder yang punya nama di Indonesia, Astronacci International menyarankan kepada masyarakat untuk menyikapi Covid-19 sebagai kesempatan untuk berani memasuki dunia investasi. Saat berbagai permodelan saham seperti rasio modal atau capital adequacy ratio, kredit, nonperforming loan dan lain sebagainya sedang mengalami koleps maka inilah kesempatan bagi para pemilik cash (uang tunai) untuk membeli saham-saham yang tengah anjlok tersebut. Dalam hal ini, masyarakat perlu berani dan yakin bahwa pandemik Covid-19 ini pasti akan teratasi. Setelah pandemi selesai, negara tentu akan me-recovery sistem keuangannya kurang lebih 6 bulan-1 tahun setelah pandemi atau krisis. Sejak masa recovery hingga masa stabilnya ekonomi, maka para pendatang baru di dunia investasi sudah dapat merasakan hasilnya.  

Jika kemungkinan terburuknya selama recover harga saham mengalami sideways yaitu keadaan dimana harga-harga hanya bergerak flat atau tidak memiliki trend maka pastilah pemerintah akan melakukan buy back saham dan injeksi saham untuk mengcover market saham sebagai penahan terjun bebasnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Mengapa investasi di pasar saham masih dianjurkan oleh Astronacci International? Karena pasar saham selalu menjadi lokomotif pergerakan ekonomi dunia atau dengan kata lain tidak ada alat tranportasi lainnya untuk keluar dari krisis, yang harus dilakukan adalah masuk kedalam lokomotifnya dan turut serta mengendarainya hingga bisa melewati krisis dan kemudian lokomotif dapat kembali berlari kencang di atas relnya.

Big Restart juga dapat dilihat sebagai suatu keadaan untuk average dengan lebih memperhatikan money management karena  prioritas konsumsi maupun produksi di market berubah total.  Pada masa pandemik Covid-19 ini, prioritas konsumen berubah arah dari kebutuhan akan BBM ke kebutuhan akan produk farmasi. Aktifitas pendorong ekonomipun berubah misalnya dari kebutuhan untuk nongkrong menjadi kebutuhan akan data internet dan jaringan server oleh karena keharusan social distancing. Menyingkapi semuanya ini maka perlu juga bagi para awam untuk mengubah kiblat penopang ekonominya. Berikut adalah beberapa hal lain yang dapat dilakukan oleh pemula sekalipun untuk menyikapi Covid-19 sekaligus mengambil bagian dalam big restart moment ini:

  1. Bisa mengikuti anjuran Astronacci International untuk membeli saham yang kini harganya sedang melemah dan mencari informasi investasi lainnya.
  2. Bisnis online masih menjadi favorit banyak orang jadi mengapa masih menunda? Coba menjadi reseller atau drop shipper. Reseller adalah membeli dan menyetok produk dari supplier sedangkan drop shipper hanya menjual barang dengan memperlihatkan atau mempromosikan postingan produk suppliernya.
  3. Freelance Penulis Artikel: Bagi yang suka menulis, jadi freelance penulis artikel juga menguntungkan, cukup menulis sesuai tema yang sedang hits lalu distorkan ke beberapa media online. Jika tulisannya menarik maka akan dipublikasikan dan Anda akan mendapatkan fee dari tulisan tersebut.
  4. Buat yang suka memasak, maka memasaklah dan pasarkanlah secara online. Sekalipun pandemi Covid-19 telah mengacaukan perekonomian namun kenyataannya produk usaha kuliner masih memiliki pelanggan setia.
  5. Membuat jamu immune booster dan memasarkannya secara online. Usaha ini mungkin tergolong usaha jangka pendek tetapi sangat dimungkinkan karena tingginya kebutuhan akan obat-obatan, vitamin dan suplemen imunitas lainnya.
  6. Bagi para petani atau pekebun, manfaatkanlah media sosial untuk mulai melakukan pemasaran online.
  7. Bagi yang suka menjahit dapat memanfaatkan tingginya kebutuhan dan permintaan  masker dan pakaian medis lainnya untuk merintis usaha jangka pendek ini.
  8. Menawarkan jasa antar-jemput barang. Ya karena semua peluang usaha di atas memanfaatkan media online, maka proses pendistribusian produk tentu akan membutuhkan kurir pengiriman. Beresiko memang karena di masa sosial distancing ini justru pekerjaan ini mengharuskan pelakonnya untuk stand by di luaran. Namun bagi yang benar-benar membutuhkan pekerjaan dan hanya memiliki modal kendaraan bermotor maka ini bisa menjadi pilihan yang tepat asalkan tetap waspada, jangan menyentuh wajah sebelum cuci tangan dan biasakan untuk mengantongi hands sanitizer.
  9. Selamat mencoba 😉

Leny