Cak Lontong ke Melbourne!
Komedi Kebangsaan 2018
Impian warga Indonesia di Melbourne untuk bertemu dan menikmati lawakan Cak Lontong akhirnya terwujud. Komedian kondang yang punya sapaan khas, “Salam Lemper!” itu akan tampil 10 November 2018 di Melbourne Central Conference.
Pelawak tunggal yang punya nama asli Lies Hartono ini sengaja diundang oleh Forum Masyarakat Indonesia di Australia (FMIA) karena terkenal dengan lawakan yang cerdas dan selalu mengena, selain juga selalu membawakan isu-isu terkini. Berbeda dari komedian tunggal lainnya yang mungkin mengandalkan permainan kata semata, atau candaan tentang tubuh dan kelucuan fisik, Cak Lontong mengandalkan logika dan penutup yang jenaka di setiap lawakannya.
Cak Lontong juga cerdas mengamati dan membawakan isu-isu terkini dalam kehidupan masyarakat Indonesia, lalu mengemasnya menjadi bahan lawakan yang tak jarang berisi kritik sosial. Hebatnya lagi, kritik ini walau memang serius dan berbobot, tetap dapat menimbulkan gelak tawa -bahkan bagi pihak-pihak yang dikritiknya.
Bapak dari dua anak dan suami dari Lila Saraswati ini sempat bekerja di bagian quality control sebuah perusahaan elektronik. Maklum, dia ini lulusan Institut Teknologi Surabaya jurusan elektro, dan sering dijuluki sebagai “alumnus ITS yang paling sukses di jalan yang sesat”. Karirnya menanjak cepat setelah ia sering muncul sebagai master of ceremony di berbagai tempat, dan menjadi salah satu anggota andalan dari Loedroek Tjap Toegoe Pahlawan.
Lami Hopman, Project Manager “#2018TETAPCAKLONTONG – KOMEDI KEBANGSAAN” mengatakan dengan memilih Hari Pahlawan sebagai waktu, diharapkan mengajak kita mengingat kembali negeri tercinta lengkap dengan segala dinamikanya. Para perantauan boleh berharap bahwa kedatangan Cak Lontong kali ini bukan hanya sekadar untuk bercanda dan tertawa-tawa, tetapi juga melepas rindu dan mendengar kabar keadaan negeri tercinta kita.
Itu lah sebabnya, tema kedatangan Cak Lontong ke Melbourne kali ini adalah Komedi Kebangsaan atau Comedy for the Nation.
***
FMIA dan Semagat Kebangsaan
Presiden FMIA Diana Pratiwi, sebagai pihak penyelenggara acara, menjelaskan bahwa FMIA adalah sebuah forum yang peduli pada kebangsaan dan kebhinekaan Indonesia. Pemrakarsa komunitas yang terdiri dari perwakilan penduduk Indonesia di Melbourne ini memilih bentuk forum sebagai ajang bertukar-pikiran dan berkegiatan, khususnya yang menyangkut kemajuan Indonesia.
Lebih lanjut Diana menjabarkan bahwa FMIA memfokuskan diri pada penciptaan ruang-ruang komunikasi dan dialog, khususnya yang mengabaikan sekat-sekat kesukuan, budaya dan orientasi keagamaan. Selain itu, FMIA juga sangat peduli, dan prihatin pada situasi dan perkembangan sosial politik di Indonesia yang cenderung menggerus rasa kebangsaan dan persatuan.
Selain acara semacam Cak Lontong kali ini, FMIA sudah pernah menyelengarakan berbagai diskusi dan dialog, antara lain dengan nara sumber Noor Huda Ismail mengenai terorisme pada Juni 2017; Danang Widoyoko, mantan Direktur ICW dan sejarahwan Bonnie Triyana pada Juli 2017; panel diskusi ‘Mencegah Radikalisasi dan Phobia Islam’ dan penayangan film & diskusi “Calalai in-Betweness” di bulan September 2017; serta dalam rangka Hari Kartini 2018 FMIA mengadakan penayangan film dan diskusi “Sendiri Diana Sendiri” yang mendorong pemberdayaan perempuan dalam menolak poligami.
Untuk mendapatkan informasi lebih lanjut tentang FMIA, silakan menghubungi
Windu Kuntoro: 0433 452 234 / Diana Pratiwi: 0407 506 243