Selesai sudah ajang perhelatan Piala Dunia 2014. Piala Dunia yang terhelat di negara yang dikenal dengan Joga Bonita alias Sepakbola Indah ini berlangsung sesuai harapan; penuh dengan drama, gol spektakuler dan pertandingan – pertandingan yang atraktif. Berikut adalah hal – hal yang pantas menjadi sorotan di Piala Dunia 2014 ini menurut BUSET.
Pemain Terbaik Piala Dunia 2014
Di Piala Dunia kali ini, praktis tidak ada pemain yang paling menonjol dan dapat dikatakan sebagai pemain terbaik sepanjang turnamen. Lionel Messi memang mendapatkan gelar pemain terbaik versi FIFA setelah dia mencetak 4 gol dan 1 assist sehingga membawa Argentina melaju ke final. Tetapi penampilannya selama Piala Dunia sebetulnya tidak seperti biasanya dia mengacak – acak pertahanan lawan bersama Barcelona setiap minggunya. Dia sendiri mengatakan bahwa gelar pemain terbaik yang diberikan FIFA tidak ada artinya buat dia, yang mengindikasikan kalau dia kurang puas dengan permainannya sendiri.
Gelar pemain terbaik sendiri biasa diberikan kepada tim yang menjadi juara Piala Dunia, seperti Ronaldo ditahun 2002 bersama Brazil, atau Fabio Cannavaro di tahun 2006 bersama Italia. Kali ini, di kubu Jerman yang menjadi juara tidak ada satu pemain yang benar – benar menonjol sepanjang turnamen, tapi mereka saling melengkapi sepanjang turnamen. Contohnya, Thomas Muller yang mencetak hattrik sewaktu membantai Portugal 4-0, Toni Kroos yang mencetak 2 dari 7gol Jerman ke gawang Brazil, atau penampilan cemerlang Bastian Schweinsteiger di pertandingan final dimana ia berhasil mematikan Messi sekaligus mengontrol serangan Jerman. Tiga pemain tersebut juga pantas untuk dinominasikan sebagai pemain terbaik.
Dua nominasi lain yang sungguh dekat untuk menjadi pemain terbaik adalah James Rodriguez dari Kolombia yang menjadi top skorer dengan 6 golnya. Dia juga mencetak 2 assist dan menjadi tumpuan serangan tim Kolombia. Sangking cemerlangnya penampilan dia di Piala Dunia, Brazil harus menerapkan strategi bertahan yang keras cenderung kasar untuk menghentikan James Rodriguez. Sayang Kolombia harus berhenti di Perempat Final, karena jika mereka berhasil lolos ke Semi Final, kemungkinan besar James Rodriguez bisa mengikuti jejak Diego Forlan 4 tahun lalu yang membawa tim underdog Uruguay menjadi juara 3 Piala Dunia dan menyabet gelar pemain terbaik.
Satu lagi pemain yang benar – benar berada di performa terbaiknya adalah Arjen Robben. Dia berhasil menjadi tumpuan skuad Belanda yang dipenuhi pemain – pemain muda. Walau ‘hanya’ mencetak 3 gol dan 1 assist, tapi bisa dibilang seluruh serangan Belanda bertumpu kepada kecepatan dan skill Robben.
Evolusi Taktik
Spanyol, tim Juara bertahan yang kandas di putaran grup memang tampil mengecewakan. Tetapi dominasi Spanyol dan Barcelona di pentas Internasional dan antar klub Eropa sejak tahun 2008 bisa dibilang menginspirasi taktik tim – tim di Piala Dunia kali ini. Seperti yang diungkapkan oleh Jorge Valdano, mantan pemain Argentina yang pernah juara dunia di tahun 1986, mengatakan Piala Dunia kali ini berhutang budi kepada Spanyol, karena Spanyol-lah banyak tim – tim yang memainkan sepakbola atraktif.
Satu hal yang benar – benar ditiru banyak tim dan menjadi faktor utama atraktifnya Piala Dunia kali ini adalah taktik high pressing. Taktik yang dipopulerkan Barcelona arahan Pep Guardiola di tahun 2008/2009 yang kemudian juga menjadi inspirasi Borussia Dortmund, Atletico Madrid dan Bayern Munich.
Taktik ini berarti para tim tidak lagi mundur ke wilayah mereka saat kehilangan bola, tetapi langsung berusaha merebutnya lagi. Pengaruhnya, jika tim yang kehilangan bola berhasil merebut, mereka mendapatkan bola kembali sudah di sisi pertahanan lawan, sehingga kemungkinan untuk mencetak gol lebih besar. Tapi di lain sisi, taktik ini juga bisa menyebabkan pertahanan mereka kecolongan, karena lini pertahanan juga harus ikut naik melakukan pressure ke tim lawan. Inilah yang menyebabkan Piala Dunia kali ini menjadi Piala Dunia dengan jumlah gol terbanyak sepanjang sejarah.
Satu lagi evolusi taktik yang menarik adalah banyaknya (dan suksesnya) tim yang memakai 3 bek tengah sepanjang turnamen. Belanda, Kosta Rika, Chile dan Meksiko secara regular memakai formasi varian 3-5-2/3-4-3. Bisa dibilang keempat tim tersebut sukses di Piala Dunia kali ini, dimana Belanda menjadi juara 3 dengan tim muda mereka, Kosta Rika menjadi tim yang paling mengejutkan prestasinya sepanjang turnamen, Chile berhasil mengandaskan ambisi juara bertahan Spanyol dan hampir mengalahkan tuan rumah Brazil, dan Meksiko sukses menahan Brazil dan megalahkan Kroasia.
Jerman sendiri mengakhiri kompetisi bermain dengan 3 bek tengah, dimana Per Mertesacker masuk menggantikan Mesut Ozil di menit – menit akhir untuk mengamankan pertahanan, walaupun hanya beberapa menit, tapi pantas untuk dibilang bahwa turnamen ini bisa menjadi awal kebangkitan formasi 3 bek tengah.
Fenomena ini menarik karena 3 pemain bertahan disebut sebagai formasi kuno, malah di Piala Dunia 2010 hanya Chile yang memakai formasi 3-4-3, walau Uruguay memulai kompetisi dengan 3-5-2 namun berubah menjadi 4-3-1-2 sejak pertandingan kedua.
Tentunya kesuksesan mereka memakai 3 bek akan menginspirasi klub – klub Eropa untuk menirunya, apalagi terbukti Juventus menjuarai Serie A selama 2 musim berturut – turut dengan formasi 3-5-2.
Jerman, the best team win
Jerman datang di Piala Dunia ini menyandang predikat unggulan. Memang Jerman hampir selalu tampil baik di Piala Dunia, sampai menyandang predikat negara terbanyak bermain di final Piala Dunia (8). Tapi di Piala Dunia kali ini mereka tidak hanya datang dengan predikat dan nama besar saja, tapi mereka datang dengan skuad yang memang komplit di semua lini.
Dari kiper, mereka mempunya Manuel Neuer, kiper terbaik di dunia saat ini yang mengevolusi peran kiper di sebuah tim. Tadi kita berbicara di awal mengenai tim yang melakukan pressing ketat/high pressing. Ini mengakibatkan lini pertahanan juga ikut naik ke atas untuk mempertahankan kohesifitas formasi. Artinya Neuer harus selalu siap mengantisipasi jika ada umpan terobosan atau bola lambung yang melewati lini pertahanan. Simak performa Neuer melawan Algeria dimana ia menyentuh bola 21 kali di luar kotak penaltinya sendiri untuk menghalau umpan – umpan terobosan dari tim lawan. Ini tentunya membutuhkan keputusan yang cepat dan tepat, kesalahan sedikit saja ia bisa membiarkan gawangnya kosong dijebol lawan. Peran Neuer di gawang disebut – sebut sebagai Sweeper Keeper, yang bisa jadi merupakan peran kiper di era sepakbola modern.
Di lini pertahanan, ada Phillip Lahm, yang memulai turnamen sebagai gelandang bertahan, namun Jerman bermain jauh lebih baik saat ia dipindah ke posisi aslinya di bek kanan. Bek kanan yang komplit, ia bukan hanya tangguh dalam pertahanan atau rajin membantu serangan, tapi skill utama yang ia miliki adalah kecerdikan dia dalam bermain bola. Tahu betul kapan harus membantu serangan, lihai dalam menguasai bola dan selalu berada di posisi yang tepat. Mats Hummel dan Jerome Boateng di bek tengah walau tidak spektakuler tapi menjalankan tugasnya dengan cemerlang, khususnya Boateng di pertandingan final. Mungkin hanya Benedik Howedes di posisi bek kiri yang menjadi titik lemah bagi tim Jerman, walau ia memberi keseimbangan sebagai bek sayap yang bertahan sewaktu Phillip Lahm membantu serangan dari sisi kanan.
Di sisi tengah ada trio Schweinsteiger, Kroos dan Khedira. Schweisnteiger menurut BUSET adalah pemain terbaik dipertandingan final, sedangkan Kroos membinasakan lini tengah Brazil di semifinal. Sami Khedira tidak hanya mempunya nafas seperti kuda, tapi juga punya skill yang mumpuni sebagai gelandang pendobrak.
Di lini depan, pelatih Joachim Low juga mempunyai option yang seperti tidak ada habisnya. Ada Thomas Muller, penyerang unik yang cerdas dalam mencari posisi sehingga sering mencetak gol – gol penting. Ia mencetak 5 gol di Piala Dunia kali ini dan Miroslav Klose sang veteran yang masuk rekor sebagai pencetak gol terbanyak sepanjang sejarah Piala Dunia dengan torehan 16 gol yang dicetaknya di Piala Dunia 2002, 2006, 2010 dan 2014.
Mesut Ozil, gelandang serang yang mungkin paling mengundang perdebatan. Gaya bermainnya yang cenderung santai dan lambat membuat orang banyak yang berkata ia tidak bermain cemerlang. Namun, keistimewaan dia adalah dalam mencari posisi dan ruang kosong dalam pertahanan lawan. Tengok di pertandingan antara Brazil melawan Jerman dimana 4 dari 7 gol berawal dari sisi kiri pertahanan Brazil. Ozil yang awalnya bermain di sisi kanan pertahanan Brazil, melihat rekan – rekannya mengelabui bek kiri, Marcello. Ia pun ikut pindah ke sisi kanan pertahanan Brazil dan semakin mempersulit kinerja Marcello.
Ada juga 2 supersub Andre Schurrle dan Mario Goetze yang selalu bisa diandalkan dari bangku cadangan. Schurrle mencetak gol melawan Algeria di Extra Time babak perdelapan final setelah masuk menggantikan Klose. Sedangkan Mario Goetze, kita tahu semua bahwa ia mencetak gol kemenangan Jerman di pertandingan final setelah masuk di babak kedua, menyelesaikan umpan manis dari rekan supersub dia, Andre Schurrle.[alert color=”C24000″ icon=”128077″]Germany were so Klose 4 years ago, now they Goetze it and Kroos the finish line!! It’s a Neuer era of football, and they will Schurlle dominate the game for a while, as long as they stay Hummel and work hard.[/alert]
** Drama, Kontroversi dan Momen Indah Piala Dunia 2014 **
Tentu bukan Piala Dunia jika tidak menghadirkan drama dan kontroversi sepanjang turnamen. Berikut adalah kompilasi 10 momen penting selama Piala Dunia 2014 ini:
Masih ingat bagaimana di pertandingan pertama Piala Dunia antara Brazil dan Kroasia, Fred, penyerang andalan Brazil berakting jatuh terkapar ketika bajunya disentuh sedikit oleh bek Kroasia Dejan Lovren. Wasit langsung memberikan penalti untuk Brazil dan dunia sepakbola semakin membenci perilaku diving.
Di pertandingan yang mengulang final Piala Dunia 2010 ini tentu semua orang berpikir akan pertandingan yang ketat dengan selisih gol yang tipis. Namun apa yang terjadi, Belanda membabi buta dengan serangan – serangan baliknya di babak kedua dan Spanyol harus menderita pembantaian 5 – 1.
Kedua tim memang tidak lolos dari putaran grup, tapi pertandingan di Manaus antara Inggris lawan Itali bisa disebut sebagai salah satu pertandingan terseru di Piala Dunia ini. Inggris yang sekali lagi gagal mengantisipasi Andrea Pirlo harus menelan kekalahan 2-1. Matteo Darmian bek sayap Italia bermain sangat ciamik dan berkali kali memanfaatkan kelengahan Wayne Rooney yang dipasang sebagai sayap kiri.
Argentina lolos dari putaran grup dengan Messi mencetak gol di setiap pertandingan, terlebih lagi sewaktu melawan Iran dimana ia mencetak gol di menit terakhir saat skor masih 0 – 0.
Ini merupakan kontroversi yang paling santer dibicarakan di Piala Dunia. Suarez yang cedera di pertandingan pertama saat Uruguay dikalahkan Kosta Rika, bermain cemerlang saat melawan Inggris dengan mencetak dua gol. Kemudian tiba – tiba ia lepas control saat melawan Italia, dengan gilanya dia menggigit bek Itali Chiellini di pundak. Edannya lagi, ini kali ketiga Suarez menggigit lawannya sepanjang karir sepakbolanya. Aneh sungguh aneh.
Bisa dibilang Kamerun adalah tim dengan penampilan terburuk di Piala Dunia kali ini. Dihiasi dengan masalah pembayaran bonus bagi pemainnya yang nyaris memboikot keikutsertaan mereka, Kamerun pulang kampung setelah kalah di seluruh pertandingannya. Apalagi di pertandingan melawan Kroasia saat mereka dibantai 4-0, pemain Barcelona Alex Song harus dikeluarkan wasit setelah menyikut Mario Mandzukic secara sengaja dari belakang. Kemudian ada insiden dimana pemain mereka Benoit Assou-Ekotto berkelahi di lapangan dengan rekannya sendiri Benjamin Moukandjo. Sungguh memalukan.
Kejutan terbesar dalam turnamen kali ini, Kosta Rika mengelabui banyak orang dengan mengalahkan Uruguay dan Italia dan menahan seri Inggris untuk lolos sebagai juara grup. Bahkan, setelah mengalahkan Yunani di putaran kedua, mereka berhasil menahan Belanda di Perempat Final dan hanya kalah lewat adu penalti. Padahal bisa dibilang ekspektasi mereka hanyalah supaya tidak memalukan di Piala Dunia kali ini.
Sewaktu Kosta Rika melawan Belanda, dunia sepakbola dibuat tercengang dengan keputusan pelatih Belanda Louis van Gaal yang memasukan kiper cadangan Tim Krul 1 menit sebelum adu penalti dimulai. Entah memang sudah dilatih untuk adu pinalti atau hanya kebetulan saja, kiper yang bermain di Newcastle United itu berhasil menepis 2 penalti dari Kosta Rika dan membuat Belanda lolos ke Semi Final. Ia dan van Gaal menyatakan bahwa memang Tim Krul digembleng khusus untuk menghadapi adu pinalti selama 3 minggu, dan ternyata terbukti kalau gemblengannya berhasil.
Satu lagi pertandingan yang semua orang tidak percaya akan hasilnya jika tidak melihat sendiri. Bagaimana mungkin Brazil, tim tuan rumah yang telah menjuarai Piala Dunia 5 kali, dibantai habis – habisan melawan Jerman? Banyak sekali faktor yang mempengaruhi seperti cemerlangnya permainan Jerman, tidak adanya Thiago Silva dan Neymar, kesalahan strategi Luis Filipe Scolari, atau mental pemain Brazil yang sudah down. Tetapi itu semua tetap tidak bisa menjustifikasi skor 7-1. Kekalahan terburuk sepanjang sejarah Piala Dunia.
Ini adalah momentum yang bakal terus berulang – ulang sampai berpuluh – puluh tahun. Sama seperti Iniesta 4 tahun lalu yang mencetak gol penentu kemenagan Spanyol, kali ini Mario Goetze dengan indahnya mengontrol bola umpan Schurle dan dalam 2 sentuhan mencetak gol ke gawang Sergio Romero. Jerman 1 Argentina 0. Akhirnya Jerman berhasil menjadi juara Piala Dunia setelah 4 tahun lalu langkahnya terhenti di semi final.
faz
foto: berbagai sumber