Bagaimana Proses Pengajuan PR di tengah Badai Pandemi Covid 19?
Yuk Simak Pembahasannya dalam BUSET Talk dengan YNJ Migration Consultant
Tidak hanya sektor ekonomi dan sosial saja yang terkena dampak pandemi Covid 19, hal ini juga mempengaruhi aturan dan kebijakan negara termasuk Australia yang membuat beberapa ketentuan baru untuk beberapa orang yang ingin masuk ke negaranya, sehingga mempengaruhi para pelajar dan pekerja yang kembali ke tanah air.
Melihat adanya berbagai perubahan tersebut, Buset Talk mencoba berkolaborasi bersama dengan Yapit Japoetra dari YNJ Migration Consultant untuk memberikan penjelasan lengkap, terutama dalam mengajukan Permanent Resident untuk para pelajar yang menempuh pendidikannya di Australia. Penasaran mengenai diskusinya? Yuk simak pembahasannya.
Video BUSET Talk bersama Yapit Japoetra telah tersedia di situs buset-online.com
Mengenal YNJ Migration Consultant
BUSET Talk hari Sabtu, 12 Juni kemarin menghadirkan Yapit Sapoetra dari YNJ Immigration Consultant yang sudah lama membantu ribuan kliennya dalam menangani dan mengurus kebutuhan visa serta Pemanent Residence (PR). Yapit bisa dibilang sudah memiliki jam terbang yang cukup lama dan profesional karena sudah menggeluti bidang ini semenjak tahun 2002.
Sebelumnya beliau menjelaskan bahwa dulunya pengajuan PR sendiri sangat mudah, apalagi bila menempuh pendidikan akuntansi. Namun beberapa tahun belakangan ini, terutama di tengah pandemi, terdapat peraturan-peraturan baru yang membuat pengajuan visa PR semakin rumit.
Dengan melihat berbagai perubahan dan belum adanya kepastian, YNJ Migration Consultant berkomitmen untuk tetap memberikan rekomendasi, membantu pengurusan, mengatasi permasalahan, dan terus up to date terhadap kebijakan baru.
Kapan Australia akan Membuka Border?
Sekarang ini pemerintah Australia belum memiliki peraturan yang jelas tentang kebijakan tersebut, karena sekarang masih fokus pada penanganan dalam negeri. Yapit sendiri memprediksi bahwa Australia akan kira-kira membuka border di pertengahan tahun depan, karena masih harus memantau proses vaksinasi dalam negeri. Saat ini pemerintah Australia sedang mengupayakan agar 70-80% dari populasi segera tervaksinasi.
Selanjutnya, pelajar baru mungkin akan didatangkan secara bertahap, yaitu sekitar 200-250 orang per minggunya. Program ini dinamakan pilot project.
Bagaimana status pelajar Indonesia yang sedang berada di tanah air? Apa bisa mengajukan PR?
Di tengah badai pandemi Covid 19 ini, banyak pelajar yang ‘terdampar’ di tanah air, atau belum bisa kembali ke Australia di tengah masa studinya. Yapit menjelaskan bahwa apabila Australia sudah membuka border, pelajar ini bisa langsung berangkat. Selanjutnya apabila mahasiswa yang baru lulus ingin mengajukan PR, maka prosesnya bisa dilakukan secara elektronik terlebih dahulu sambil menyertakan bukti status pelajarnya. Kedepannya mahasiswa baru yang masih belajar secara online dari Indonesia juga dapat mengajukan PR dengan mencantumkan statusnya sebagai pelajar Australia.
Syarat-syarat mengajukan Temporary Residence (TR) di tengah Pandemi
Walaupun prosesnya tergolong lebih lama dari biasanya, yaitu sekitar 8-9 bulan tergantung kebijakan yang terus berganti, pemerintah Australia saat ini mengizinkan pengajuan secara online tanpa harus berada di Australia. Berikut syarat dan ketentuan yang harus diperhatikan
- Harus belajar di universitas Australia selama minimum 2 tahun
Dengan kelonggaran kebijakan yang sudah diterapkan, pelajar harus minimum berkuliah di salah satu universitas di Australia selama minimum 2 tahun. Pelajar boleh menempuh pendidikan Bachelor, Magister ataupun PhD.
- Dokumen lengkap
Dalam mengajukan TR, pelajar harus menyerahkan 3 dokumen penting, yaitu police check dari Australia, bukti asuransi kesehatan, dan sertifikat lulus tes bahasa inggris seperti IELTS dan TOELF.
- Harus sudah lulus kuliah
Dalam mengajukan TR, pelajar harus menyertakan bukti tamat kuliah dari universitas (completion letter), dimana tertera tanggal kelulusan, kepada pihak imigrasi.
Vela