Black Armada Exhibition Digelar di Universitas Sam Ratulangi Manado

Setelah dilaksanakan Black Armada Exhibition di Autralia tepatnya di Immigration Museum Melbourne pada Mei 2022, bertajuk “When Merdeka Came to Australia, The History Of Us (1942 – 1950)”, pameran ini kembali digelar namun dengan lokasi yang berbeda yaitu di Universitas Sam Ratulangi Manado, Indonesia.

(dari kiri) Roger Kembuan, Dr Anneke Rattu (Pembantu Dekan I), Maya Warouw PhD (Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sam Ratulangi), Jeffry Liando, Dr Ivan Kaunang (Pembantu Dekan III)

Acara yang digelar dengan kerjasama antara Universitas Sam Ratulangi, IDN Victoria dan Masyarakat Sejarawan Indonesia cabang Sulawesi Utara ini dilaksanakan pada 13 – 15 Desember 2022 di Gedung Wale Unsrat.

Seperti eksibisi sebelumnya di Australia, acara diisi dengan kegiatan pameran, diskusi dan pemutaran video-video sejarah kemerdekaan Indonesia yang utamanya berkaitan dengan peristiwa Black Armada, dimana masyarakat Indonesia yang ada di Australia mampu melakukan propaganda dan membujuk kaum buruh pelabuhan di Australia untuk memboikot kapal-kapal Belanda yang berada di pelabuhan-pelabuhan di Sydney, Melbourne, Brisbane dan Perth untuk tidak berlayar ke Indonesia membawa tentara dan amunisi melakukan agresi militer.

“Tujuannya adalah untuk menyebarkan pengetahuan tentang sejarah perjuangan kemerdekaan masyarakat diaspora Indonesia di Australia pada tahun 1945,” ujar Jeffry Liando dari Indonesian Diaspora Network Victoria.

Roger Kembuan, Dosen Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya yang juga sekaligus ketua panitia eksibisi menyebutkan bahwa acara ini banyak diisi dengan pembahasan sejarah Black Armada dan memperkenalkan tokoh-tokoh penting yang berperan didalamnya.

Black Armada adalah peristiwa yang terjadi di Australia sehingga sejarah dan tokoh-tokohnya banyak dilupakan.

Berikut ini adalah nama-nama tokoh yang ikut terlibat dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia pada peristiwa Black Armada:

Black Armada Exhibition di Unsrat membuka pengetahuan pahlawan kemerdekaan yang banyak terlupakan
  • Leo Lasut
  • Jan Walandouw
  • Pet Tangkilisan
  • Andries Sorongan
  • Anton Maramis
  • Simon Pinontoan
  • Sondakh Lengkong
  • Charlotte Reid
  • Guustaf Kamagi
  • Woworentoe
  • Dengah
  • Lengkong
  • Lantang
  • Pieter Kalalo
Ketua Panitia, Roger Kembuan, Dosen Sejarah Universitas Sam Ratulangi (kiri) dan Jeffry Liando (Indonesian Diaspora Network Victoria)
Mantan Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sam Ratulangi dan juga Ketua Masyarakat Sejarawan Indonesia (MSI) Sulawesi Utara Ferry Raymond Mawikere menerima kenang-kenangan dari IDN Victoria berupa buku “Refugees and Rebels: Indonesian Exiles in Wartime Australia” karangan Jan Lingard

Discover

Sponsor

spot_imgspot_img

Latest

VISA UNTUK LULUSAN AKUNTANSI

Belakangan ini, banyak mahasiswa-siswi lulusan Accounting degree yang kebingungan dengan aplikasi visa di Australia. Informasi yang tidak lengkap dan rumor antar siswa membuat aplikasi visa...

Natal dan Keunikannya

Desember merupakan waktu yang ditunggu-tunggu bagi umat Nasrani, terutama tepat pada tanggal 25 yang dipercaya sebagai hari kelahiran Yesus Kristus, atau yang disebut sebagai...

Cara Membuat Properti Anda Menjadi Airbnb Secara Legal

Airbnb merupakan solusi akomodasi jangka pendek yang sangat populer di masa kini. Namun, sekitar 35% properti yang tercatat sebagai Airbnb telah didaftarkan oleh penyewa yang bukan...

KAMPANYE MELAWAN KEKERASAN TERHADAP WANITA

Meskipun hampir semua orang Australia setuju bahwa kekerasan terhadap wanita itu salah, namun rata-rata:1 wanita dibunuh setiap minggu oleh pasangan saat itu atau...

Kebersamaan Natal Komunitas Batak melalui Chirstmas Carolling

Di Sabtu sore yang cerah suatu hari di Bulan Desember, komunitas Batak di Victoria dan Tasmania, Bonapasogit, mengadakan acara Christmas Carolling. Acara Natal bersama telah diadakan komunitas ini...