Tahukah Anda, walaupun ada cukup banyak orang Indonesia di kota-kota besar Australia seperti di Melbourne dan Sydney, ada juga yang memilih untuk tinggal di luar kota besar. Adalah salah satu kota kecil terletak 2 jam dari Melbourne bernama Bendigo dimana banyak mahasiswa Australia yang belajar Bahasa Indonesia. Mereka memilih Kota Bendigo sebagai alternatif dan agak jauh dari keramaian kota Melbourne, yang juga menunjukkan jika kota tersebut sangat cocok untuk pelajar.
Di Bendigo terdapat sekitar 60 orang Indonesia. Ada juga beberapa orang Australia yang menyukai kebudayaan Indonesia atau menikah dengan orang Indonesia. Dalam suatu kesempatan baru-baru ini, BUSET sempat berjumpa dengan Ketua BAIK (Bendigo Australia Indonesia Klub), Liana Elias dan mencari tahu tentang mengapa kenapa orang Indonesia memilih Bendigo sebagai tempat tinggal, belajar dan berumah tangga.
Asal Mula BAIK
Kira-kira 30 tahun yang lalu, para mahasiswa-mahasiswi belajar Bahasa Indonesia di Bendigo University (sekarang menjadi La Trobe University). Dosen pengajar saat itu adalah Peter Burns. Setelah lulus kuliah, mereka tidak dapat melakukan kegiatan yang biasanya mereka lakukan bersama selama mereka masih berkuliah. Joan Ponsford, salah satu mahasiswi mempunyai ide untuk mengadakan pertemuan di halaman belakang rumahnya. Dia meminta teman-temannya yang datang untuk membawa makanan dan kumpul-kumpul. Kemudian para mahasiswa tersebut setuju untuk melakukan pertemuan itu sebulan sekali. Ben Soeradinata kemudian mempunyai ide untuk menyebut kelompok ini BAIK (Bendigo Australia Indonesia Klub). Itulah asal mula klub BAIK, dan hingga saat ini klub ini masih berjalan. (sumber: Ruth Black)
Tujuan/Misi BAIK
Untuk menjalin persahabatan dan kerjasama antara warga Indonesia dan warga Australia. Selain itu, juga untuk meningkatkan kepedulian masyarakat umum akan kebudayaan Indonesia di dalam komunitas Bendigo.
Kegiatan BAIK
BAIK mempunyai berbagai macam acara sepanjang tahun seperti Annual General Meeting, acara Perayaan Hari Kemerdekaan Indonesia, berkumpul dengan anggota AIA (Australian Indonesian Association of Victoria) dari Melbourne, Perayaan Natal/akhir tahun, dan berbagai acara lainnya yang kami rencanakan setiap bulannya.
Kenapa Bendigo?
Sebagian besar orang Indonesia yang tinggal di Bendigo menikah dengan orang Australia yang kebetulan tinggal di Bendigo sehingga mereka tinggal di sini atau daerah sekitarnya.
Keanggotaan BAIK
Semua orang bisa bergabung dengan BAIK. Informasinya bisa didapatkan dari Facebook Page: BAIK.
***
Parade Paskah
Setiap tahun warga Bendigo mengadakan festival Paskah dimana tepat pada Hari Minggu ada parade yang dimeriahkan beberapa kelompok dan organisasi lokal di kota tersebut, termasuk Sun Loong yang diklaim sebagai naga terpanjang di dunia. Tak ketinggalan, BAIK pun turut serta dalam parade tersebut khususnya untuk memperkenalkan dan mempromosikan kebudayaan Indonesia di Bendigo. Menurut Ketua BAIK Liana Elias, parade serupa telah diikuti klub warga Indonesia dan Australia ini setidaknya sebanyak tujuh kali.
Meski partisipasi BAIK dalam Parade Paskah Bendigo adalah sekali tiap dua tahun, mereka tetap mengusahakan tema yang berbeda untuk setiap penampilan. Tahun ini BAIK mengusung budaya Jawa Timur dengan kostum tradisionalnya. Lebih dari 30 orang mengikuti arak-arakan tersebut, termasuk anggota dari kelompok musik & tari Mugi Rahayu.
Menurut Liana, Parade Paskah ini telah tercatat di dalam diari kegiatan BAIK untuk 2016 mendatang.
***
Mugi Rahayu
Mugi Rahayu bermula dari seorang Australia bernama Aaron Hall. Dia mendapat Beasiswa Darmasiswa dari pemerintah Indonesia pada tahun 1996 untuk belajar gamelan di Institut Seni Indonesia, Yogyakarta. Di sana Aaron dan istrinya, Nita Hall, membeli beberapa alat musik gamelan untuk diboyong ke Tanah Kangguru ini.
Sekembalinya ke Australia, Aaron berniat untuk membentuk grup gamelan. Akhirnya pada tahun 2006 grup gamelan Mugi Rahayu terbentuk di Bendigo. Ini adalah wujud nyata impian Nita dan Aaron untuk memperkenalkan gamelan dan budaya Indonesia ke masyarakat Victoria.
“Hal-hal yang kami lakukan adalah berusaha keras untuk mencari anggota baru dengan banyak mengikuti pentas-pentas supaya gamelan lebih dikenal dan lebih banyak orang yang tertarik untuk mengikuti latihan,“ papar Nita. “Sebenarnya tujuan Mugi Rahayu sederhana saja, yaitu memberi kesempatan kepada orang-orang, termasuk kami sendiri, untuk berlatih gamelan dan tarian Jawa bersama-sama,” lanjutnya lagi.
Mugi Rahayu tidak tertutup untuk masyarakat Indonesia saja, melainkan ada banyak orang dari berbagai bangsa yang ikut serta. Usia dan jenis kelamin pun tidak menjadi masalah. “Siapa saja bisa ikut Mugi Rahayu,” ujar Nita. “Anggota Mugi Rahayu dari segala umur; dari anak-anak balita sampai orang yang sudah lanjut usia. Anggotanya tidak hanya orang Indonesia, ada juga banyak orang Australia dan pernah juga ada mahasiswa dari Jepang yang bergabung dengan Mugi Rahayu.”
Sekarang Mugi Rahayu dikenal sebagai salah satu grup ikonik dari Bendigo. Selain mengikuti Parade Paskah dan beberapa festival kebudayaan di sekeliling Bendigo bersama-sama dengan BAIK, Mugi Rahayu juga pernah pentas di Festival Indonesia dan Konsulat Jenderal Republik Indonesia di Melbourne. Informasi lebih lanjut tentang Mugi Rahayu dapat dilihat melalui Facebook Page: Mugi Rahayu Gamelan.
sam
foto: BAIK/Mugi Rahayu