
Australia-Indonesia Youth Association(AIYA) kembali mengadakan program diskusi interaktif mereka bertajuk Basa Basi, yang kali ini mendatangkan Lusia Efriani Kiroyan, pendiri Cinderella From Indonesia Center (CFIC) – ‘rumah belajar’ yang bertujuan untuk mendukung kewirausahaan anak asuh, anak jalanan, single parent, penyandang cacat, bahkan narapidana – dan istri Gubernur Kepulauan Riau, Hj. Noor Lizah Nurdin.
Acara yang diadakan pada awal April kemarin ini mengambil tempat di ruang Yasuko Hiraoka Myer Room gedung Sydney Myer Asia Centre dan berlangsung dari pukul 6 sore.Pada kesempatan tersebut, pengusaha Lusia Kiroyan berbagi informasi mengenai program “Batik Girl” yang sudah berjalan selama lima tahun. Menurutnya, program tersebut memberikan kesempatan bagi narapidana wanita untuk membina keterampilan semasa kurungan penjara agar dapat digunakan selepas masa hukuman.
Kesadaran untuk membantu timbul setelah kunjungan pertama Lusia ke penjara wanita dimana ia menemukan bahwa sebagian besar tahanan adalah korban pecandu narkoba. Menurut wanita berhati mulia ini, pecandu narkoba seharusnya menjalankan program rehabilitasi, bukan dihukum di balik jeruji besi. Sayangnya, Lusia melihat akses ke pusat rehabilitasi masih teramat minim.
Melihat situasi tersebut, Lusi berinisiatif mengembangkan keterampilan narapidana wanita yang pada umumnya terbuang sia-sia dalam penjara, melalui aktivitas membuat boneka. Dana yang diperoleh dari penjualan boneka lalu digunakan untuk membiayai kegiatan komunitas wanita lainnya di CFIC termasuk kegiatan sosial.
Kunjungannya ke Benua Kangguru salah satunya adalah untuk menggalangkan dana dari hasi penjualan 1000 boneka seharga AUD 15 per buah. Program ini diharapkan dapat membantu ratusan wanita di penjara Bali, Batam, dan Kepulauan Riau. Ini juga merupakan bukti nyata misi program “Batik Girl” yakni memberdayakan napi wanita dengan menciptakan lapangan pekerjaan.
“Misi dari yayasan kami adalah membantu dengan cara menciptakan lapangan pekerjaan. Kami tidak memberikan uang, tapi kami lebih senang memberi keterampilan dan peralatan untuk para napi wanita berproduksi,” papar Lusia.
Selain meningkatkan keterampilan para napi, Noor Lizah yang hadir dalam acara Basa Basi dan terlibat aktif dalam “Batik Girl”, percaya bahwa program tersebut pula dapat membantu memberikan terapi bagi mereka.“Salah satu hal positif dari “Batik Girl” adalah kegiatan ini menjadi salah satu cara para napi mengisi waktu, supaya tidak terlalu banyak pikiran, karena mungkin mereka sedih dan ingat keluarga,” kisahnya.
Pada kesempatan yang sama, Noor mengajak hadirin yang mayoritas adalah mahasiswa untuk turut terlibat dalam program sukarelawan “Batik Girl” di Kepulauan Riau selama beberapa minggu.
Pasalnya, Noor khawatir persoalan narkoba di Kepulauan Riau telah menjangkau siswa bangku sekolah dasar sehingga diperlukan bantuan dari lebih banyak partisipan pada program tersebut.“Inilah mengapa kami butuh relawan untuk menghancurkan dinding masalah ini. Karena meskipun tidak langsung bisa selesai, paling tidak kita sudah melakukan sesuatu bagi komunitas,” jelas Noor.
Patut disyukuri, program “Batik Girl” sejauh ini berhasil mendapatkan bantuan dana dari luar negeri, lebih tepatnya melalui kompetisi yang aktif diikuti Lusia sendiri. Inilah
mengapa Lusi lebih aktif mengadakan roadshowdi luar Indonesia.
Lusia berpendapat bahwa Indonesia masih memiliki prioritas lain. Sedangkan, “pekerjaan sosial menyangkut masalah narkoba, pemberdayaan para napi wanita, anak kanker dan disabilitas itu lebih mudah dilakukan di luar negeri mungkin karena beberapa negara sudah mapan, sehingga fokusnya bisa membantu program kemanusiaan,” jelas Lusi.
Melalui Basa-Basikali ini, Ketua AIYA Victoria Stephen Sebastian Tedja berharap agar para hadirin dapat merasa lebih bersyukur karena berada di lingkungan yang lebih baik, atau bahkan dapat berpartisipasi dalam membantu mereka yang membutuhkan.
“Semoga orang lain setidaknya dari event ini jadi dapet awarenesslebih banyak bahwa mereka lumayan fortunatedan harus mencoba lebih baik. Semoga mereka juga tergerak untuk menyumbang kepada orang yang kurang atau kekurangan, atau lebih peduli dan memiliki tenggang rasa kepada mereka.” tutup Stephen.
***
APA KATA MEREKA
AGATHA SANTOSA, 19 (kiri)
Mahasiswi Finance, Melbourne University
This event is so eye-opening karena aku gaktahu ada program seperti “Batik Girl” di Indonesia, and it’s just really good what she’s doing. KarenaI’m personally a feminist so I find this event really good.
For feedback, I think it would be great if it’s a bigger event.
YOHANES WARSONO, 21
Mahasiswa Akuntansi, Melbourne University
Saya komite AIYA sudah kira-kira satu tahun.
Menurut saya, untuk acara ini, tempat ini sedikit gelap. Ada juga orang yang tidak mengerti Bahasa Indonesia. Kalau ada penterjemah lebih bagus, because some who came are Indonesian learners, maybe it’s a bit hard for them or me to understand semuanya.If they have a translator, I would prefer that.
The food is good, tapi jenisnya kurang. Kalau bisa siapkan jenis yang berbeda. The event is good, it lets us know about the charity and what’s going on in Indonesia, and brings awareness of the drugs issues. It’s really good, but some things can be improved. The room is really dark and the language barrier is always there. I think this event should be English-oriented. Overall it’s good and it’s just my opinion.
DYLAN VIENET, 23
Mahasiswa Linguistics, RMIT University
I’m in the AIYA committee, so I kinda came early to help out a bit. I really enjoyed it but my Indonesian is not perfect so I can’t understand everything, but I understand the point, I understand the goals, I’ve read about the goals, I know it’s a very good one to follow because mental health is a big thing as well, and also drug dealers are very big in Indonesia.
As a committee, I think it went fine. I would enjoy more of this events, I do enjoy reading BUSET Magazine too, as an amateur writer myself I’m trying to learn things here and there to try to improve my own writings so I’m learning a few things but also I really like this events because this brings a bigger crowd of people and I like to meet new people so much.
Nasa