Di tengah hingar bingar kota Melbourne, sayup-sayup terdengar untaian nada merdu yang seolah berbisik manis di telinga pendengarnya. Kian mendekat, kian terasa panggilannya yang mengundang. Panggung merah merekah yang berdiri megah di tengah Queensbridge Square, Southbank ini dikerubungi oleh ratusan pengunjung. Pandangan mereka semua terpaku, bagaikan terhipnotis oleh tontonan yang sedang berlangsung di atas panggung. Bagaimana tidak, bila berhasil menerobos kerumunan tersebut, akan terlihat orkes gamelan Bali nan piawai. Dan bukan hanya itu, sejumlah penari dengan jemari lentik dan lenggok pinggul yang luwes menyambut para penonton dengan tarian Puspanjali, sebagai tarian pembuka, turut melengkapi.

BUSET Ngeliput - Bali Southbank1Rangkaian acara yang memukau ratusan penontonnya ini merupakan hasil kerja sama dari akademi Gamelan DanAnda dengan sanggar tari Widyaluvtari. Permohonan untuk mengadakan acara yang didaftarkan oleh pendiri Gamelan DanAnda sendiri, Jeremy Dullard, diterima dengan sangat baik oleh dewan City of Melbourne. Lebih mengagumkannya lagi, juga diakui oleh Jeremy bahwa acara ini disponsori secara penuh oleh City of Melbourne 2016 Arts Grants Program. Ketika ditilik lebih lanjut, ketua panitia dan pemilik sanggar Widyaluvtari, Rini Meerbeek, juga menambahkan bahwa dana yang disediakan sangat membantu dalam pengadaan kostum-kostum tradisional Bali yang dikenakan para penari.

Gamelan DanAnda yang berbasis di Thornbury ini sebagian besar beranggotakan warganegara Australia dan hal tersebut sendiri mengundang decak kagum dari para penonton. Tidak sedikit pula warganegara Indonesia yang nampak terharu dan salut melihat kepedulian orang Australia terhadap budaya tradisional kita sendiri.

Tari Margapati
Tari Margapati

Unjuk kebolehan para pemain diiringi oleh seorang seniman handal yang khusus didatangkan dari Bali. Tamu istimewa ini adalah guru dari Jeremy Dullard sendiri yang bernama Pande Gde Eka Mardiana, namun lebih akrab dipanggil Yande. Pada kesempatan di malam tersebut, ia memainkan kendang Bali dan seruling bersama murid-murid Gamelan DanAnda. Sesampainya di Melbourne, beliau sempat mengadakan acara workshop teknik permainan berbagai alat musik agar para pemain dapat meningkatkan keahliannya. Sisa waktu yang ada digunakan untuk berlatih secara intensif untuk persiapan acara.

Di lain pihak, kerapkali sanggar Widyaluvtari yang berbasis di Geelong ini harus menempuh jarak cukup jauh untuk menghadiri latihan bersama dengan Gamelan DanAnda yang diadakan di Melbourne. Namun hal tersebut dijalani oleh para pesertanya dengan senang hati sebab hal ini sangat penting untuk kesuksesan acara. “Merupakan kebanggaan tersendiri karena sebagian besar penabuh adalah orang Australia, jadi terlihat bahkan warga Australia pun aktif dalam melestarikan budaya Indonesia. Saya juga berharap kerjasama ini terus berlangsung, seperti halnya sanggar Lenggok Geni dan sanggar Sang Penari yang telah saya undang untuk berpartisipasi dalam acara ini,” jelas Rini yang begitu bangga dengan kesempatan yang dimilikinya untuk membesarkan budaya Indonesia di Melbourne.

Perihal kolaborasi ini jelas terlihat dari kehadiran seorang Maria Leeds dari sanggar Sang Penari Indonesia. Maria membawakan tarian Rejang Dewa bersama empat orang penari lain. Kelimanya mengenakan pakaian tradisional Bali yang berupa kemben dan sarung berwarna hijau dan emas . Seolah kostum ini dikenakan sebagai bentuk penghormatan untuk negara Australia.

BUSET Ngeliput - Bali Southbank2“Sangat luar biasa,” seru Jeremy Dullard ketika ditanya soal kolaborasi acara. “Selama ini kami hanya berkesempatan untuk berlatih secara terfokus pada musik saja dan tiba-tiba kami bertemu (dengan sanggar Widyaluvtari). Maka dengan adanya keterlibatan mereka, yang bisa fokus pada tari-tarian, kami akhirnya berhasil menyatukan keduanya dan bisa menampilkan pertunjukan yang lengkap!” lanjutnya dengan semangat.

Antusiasme Jeremy sangat dapat dimengerti. Karena selama ini, Gamelan DanAnda hanya berlatih musik tanpa penari. Begitu juga sebaliknya, sanggar Widyaluvtari berlatih dengan menggunakan lagu rekaman saja. Tidak mereka sangka bahwa hari ini akan tiba di mana mereka untuk menggunakan keahlian masing-masing untuk saling melengkapi dalam acara tersebut. Senada dengan harapan Rini, untuk kedepannya Jeremy berharap agar mereka dapat terus bekerja sama dan mengadakan pertunjukan dengan skala yang lebih besar. Bahkan kalau bisa ditambah dengan jalan cerita yang kompleks dan beberapa gaya permainan Gamelan yang baru.

Tari-tarian yang dipertunjukkan: Tari Puspanjali – tarian menyambut para tamu/penonton Tari Cendrawasih Tari Wirayuda Tari Margapati Tari Rejang Dewa Tari Baris Tunggal
Tari-tarian yang dipertunjukkan:
Tari Puspanjali – tarian menyambut para tamu/penonton
Tari Cendrawasih
Tari Wirayuda
Tari Margapati
Tari Rejang Dewa
Tari Baris Tunggal

Malam yang kian larut dan langit yang dihiasi sejumlah awan kelabu dan angin dingin yang berhembus membentuk atmosfir dramatis yang sangat mendukung acara. Tempat pertunjukan yang berlokasi strategis juga memungkinkan banyaknya penonton. Sebagian pengunjung memang mengetahui perihal acara yang diiklankan di Facebook. Bahkan para undangan Facebook yang menyatakan akan menghadiri acara mencapai sekitar 200 orang. Ditambah banyaknya orang yang berlalu-lalang selepas seharian bekerja, Balinese Music and Dance sangat ideal untuk memulai akhir pekan.

Acara yang berlangsung sesuai rencana pun harus berakhir pada sekitar pukul sepuluh malam. Namun banyak dari pengunjung yang menyempatkan diri untuk berfoto-foto dengan para penari dan penabuh. Bagaimana tidak, pakaian tradisional Indonesia yang sangat berwarna warni dan selalu terlihat anggun ini sangatlah mengundang untuk difoto. Ekspresi wajah yang rileks menghiasi para penonton yang jelas puas setelah menikmati sebagian kecil dari keindahan budaya Indonesia kita tercinta. Benar-benar permulaan akhir pekan yang sempurna.

Om Swastiastu, sahabat BUSET.

 

 

** Apa Kata Mereka **

Terry Szymanski, 35

terry-szymanski“Menurut saya acaranya oke banget, tariannya bagus, musiknya juga. Para penarinya memiliki tema yang berbeda-beda, juga gaya yang berbeda-beda. Sesuatu yang tidak pernah saya lihat. Pacar saya sebenarnya ada di dalam grup (gamelan) ini, tapi saya sendiri belum pernah mendengar sendiri tipe musik seperti ini. Saya suka sekali, banyak bebunyian yang menarik dari semua alat instrumen yang digunakan,” ujar warganegara Amerika yang baru belum lama pindah ke Melbourne ini. “Juga saya kurang paham dengan nama-nama tariannya kalau saya tidak diberitahu oleh pacar saya. Jadi menurut saya mungkin kalau ada papan nama yang menunjukkan nama tiap-tiap tarian akan lebih baik lagi.”

 

Raissa Monica Tan, 26

raissa-monica-tan“Aku lagi lewat saja padahal, tapi karena lihat pertunjukan ini aku jadi berhenti dan nonton. Aku baru melihat dua segmen dan ini segmen yang ketiga, dan so far it makes me miss Bali so much. Karena aku memang sering banget ke Bali, dan aku suka banget sama suasananya, cuacanya, orang-orangnya, semua budayanya, I really love it! Agak aneh rasanya melihat sebagian besar pemain gamelannya orang Australia, tapi pada saat yang sama aku salut banget!” Ujar karyawan di bidang akunting ini. “Aku sebenarnya pernah belajar segmen tari selamat datang, dan kalau dari yang aku lihat di sini mereka cukup ok. Menurutku pemain musiknya ada sedikit kurang sinkron, tapi penarinya tetep bisa mengikuti. Mungkin kurang latihan saja atau gimana gitu. Tapi bener-bener bagus, I love it! Semoga sering-sering ada acara seperti ini,” tutupnya dengan antusias.

 

 

Irene, 28

“Aku tahu acaranya ini dari Facebook, ada teman yang invite di eventnya ini. Acaranya bagus banget, terutama karena menunjukkan budaya Indonesia. Tata acaranya juga bagus, jadi kan acara berlangsung dari 7.30 sampai 10 malam, dan segmen yang sama diulang. Jadi kalau ada orang yang telat datang pun, tetap bisa menikmati acara secara keseluruhan. Musiknya juga bagus banget, lalu pemain gamelannya kebanyakan orang Australia yah, duh bangga banget deh. Orang Australia aja peduli sama budaya kita,” ujar pemudi ini dengan gembira. “Tadi kan tidak ada MC yah, jadi penonton kaya aku nih ga tau nama dari tarian-tariannya. Memang sih kita diberi brosur tentang acara, tapi mungkin kalau ditulis di samping misalnya, nama tarian yang sedang berlangsung itu apa, akan lebih baik lagi,” tutupnya sambil memberi saran konstruktif.

 

 

Ishie