Batik, kain tradisional yang merupakan kebanggaan dan kemuliaan Indonesia hasil tradisi yang berlangsung selama berabad-abad. Sebuah corak yang membalut warna raga masyarakat Indonesia; dari seragam-seragam sekolah hingga busana resmi nan mewah, Batik.

Ketua Panitia Penyelenggara National Batik Day tahun ini, Sherry Abdi

Batik bermula dari kata dalam bahasa jawa, ‘ambhatik’ yang berarti menghubungkun titik menjadi sebuah gambar pada kain yang lebar. Batik telah diakui UNESCO sebagai warisan kebudayaan dunia pada 2 Oktober 2009. Selain itu, berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 33 tahun 2009, tanggal 2 Oktober ditetapkan menjadi Hari Batik Nasional.

Menurut situs Wikipedia, tanggal 2 Oktober diakui oleh UNESCO sebagai Hari Batik Sedunia. Memperingati hari yang spesial ini, sejak tahun 2017 Dharma Wanita Persatuan KJRI Melbourne bersama KJRI Melbourne setiap tahunnya menyelenggarkan sebuah acara selebrasi yang diberikan nama, National Batik Day.

Anak-anak tengah asik berpiknik kecil

National Batik Day tahun 2019 ini bertemakan ‘Sentuhan Pelangi dan Lazuardi dalam Batik Nusantara’. Tema kali ini dikembangkan oleh Nani Polland, pemenang lomba pembuatan tema hari batik 2019 yang diadakan dalam rangka HUT DWP ke- 19 dan Peringatan Hari Ibu ke-90.

Tahun ini merupakan ketiga kalinya perayaan ini telah diselenggarakan. Acara ini diadakan pada Sabtu, 12 Oktober 2019 dari pukul 10.00 pagi sampai dengan 15.00 siang. Konsul Jendral Spica Alphanya Tutuhatunewa mengumbar alasan mengapa National Batik Day tidak diadakan tepat pada tanggalnya. “Hari Batik Nasional pada aslinya jatuh pada tanggal 2 Oktober. Tetapi, karena tanggal tersebut merupakan hari kerja dan untuk tidak menghambat orang-orang untuk datang berkunjung, kami selalu menyelenggarakannya pada Hari Sabtu. Jadi, konsulat dan DWP mencari hari Sabtu yang tepat di bulan Oktober untuk mengadakan Batik Day ini,” ujar beliau bijak.

Persembahan musik gamelan DWP

Dalam kesempatan tersebut Konsul Jendral Spica menyampaikan perasaan senangnya mengenai penyelenggaraan Hari Batik ini dimana berbagai kalangan masyarakat Indonesia bisa berkumpul bersama. National Batik Day ini dipersembahkan dari, oleh, dan untuk masyarakat Indonesia di Melbourne.

National Batik Day diadakan di halaman depan KJRI Melbourne dengan konsep garden party. Acara ini terbuka untuk setiap pengunjung tanpa biaya. Susunan aktivitas pada National Batik Day 2019 berupa pagelaran seni dan budaya, perlombaan batik fashion show serta bazar. Ditambah lagi dengan sumbangan dari masyarakat Indonesia di Melbourne baik secara pribadi atau sanggar maupun komunitas yang berpartisipasi menggelar pertunjukan seni budaya dan mempertontonkan bakat artistik masing-masing. Sebut saja komunitas Gamelan DWP KJRI Melbourne yang membawakan senandung beragam lagu-lagu tradisional melalui simfoni gamelan sebagai pembuka acara. Penampilan lainnya termasuk Tari Orlapei oleh Maluku Basudara, Tari Legong Keraton oleh Mahindra Bali, Tari Burung Pisok oleh Kawanua Melbourne Australia, Line Dance yang dipimpin Ningsih M, Tari Piring dari Sanggar Bhineka, pertunjukan musik Parahyangan Express Band, Tari Tor Tor yang dibawakan penari Sanggar Lestari, Tari Topeng oleh Tjintjin Jones, 72 Queens Road, dan masih banyak lagi.

Spica mengaku sangat antusias melihat anak-anak muda hingga orang-orang tua datang merayakan hari batik ini dengan mengenakan busana batik terelok karena adanya fashion show ini. Perlombaan fashion show busana batik dilombakan dalam dua kategori, Senior untuk usia 56 tahun ke atas dan Umum untuk yang berumur 15 hingga 55 tahun. Setiap kategori dimenangi oleh dua kontestan di posisi juara satu dan juara dua. Setiap peserta lomba diminta untuk melenggang sepanjang lagu yang dipasang seraya memperagakan busana batik yang dipakainya.

Tari Legong Keraton oleh anggota komunitas Mahindra Bali

Sementara itu, gerai-gerai bazar menyajikan aneka kulinari Indonesia seperti Batagor, Mie Ayam, Bakso bahkan Sate Padang. Setiap pengunjung, bahkan anak-anak sekalipun, terlihat asyik berpiknik seraya mencicipi kenikmatan setiap masakan yang terpampang di tangan mereka. Tak hanya itu, menemani kuliner Indonesia, balai-balai berisikan karya batik yang indah banyak terpajang di sekitar arena acara.

Konjen Spica sendiri menjelaskan bahwa banyak komunitas yang pada tahun ini mendaftar untuk memperlihatkan hasil karya batik, lurik serta kerajinan tangan mereka buat sendiri. Hal ini juga berikatan dengan kelas patchwork yang dipersembahkan oleh DWP baru-baru ini. Karena adanya kelas-kelas ini wanita-wanita Indonesia berbagai umur di Melbourne mendapatkan kesempatan untuk memperoleh skill baru.

Tari tradisional Orlapei dari Maluku Basudara

Ketua DWP KJRI Melbourne sekaligus Ketua Panitia Penyelenggara yang terus mengiring kesuksesan National Batik Day tahun ini, Sherry Abdi menceritakan mengenai persiapan acara yang berlangsung sekitar enam bulan. “Acara ini sudah mulai diadakan sejak penempatan saya di Melbourne, yakni dari tahun 2017 hingga sekarang. Saya bersyukur karena berkat dukungan dari ibu-ibu anggota DWP dan dari komunitas-komunitas Indonesia yang lainnya, kami dapat dengan lancar mempersembahkan National Batik Day. Saya senang sekali melihat segala keanekaragaman Indonesia dapat bersatu di tempat ini pada hari ini. Saya beraspirasi bahwa acara ini menjadi upaya dalam melestarikan batik, kuliner dan kebudayaan-kebudayaan di Indonesia yang lainnya teruntuk para generasi muda. Saya juga berharap bahwa acara ini dapat mengabadikan kebudayaan silahturami dan kekeluargaan Indonesia,” tutup Sherry.

***

Fashion Show National Batik Day 2019

***

Apa Kata Mereka?

Valentino Divyo Chandra, Mahasiswa RMIT

Menurutku acara ini seru banget! Terutama karena acara ini terbuka untuk semua kalangan masyarakat Indo. Anak-anak muda Indonesia seperti yang ada di Melbourne jadi bisa membuka koneksi dan membuka wawasan kita bahwa bukan hanya kitalah yang tengah berjuang membangun negeri dan bangsa di Melbourne.

Ni Nengah Seniasih, Pekerja di Pabrik Sabun

Acara ini keren, terutama karena adanya fashion show anak-anak muda Indonesia jadi termotivasti untuk memakai batik. Dulu kesannya Batik merupakan pakaian resmi yang hanya dipakai orang-orang tua saja, akhirnya sekarang sudah tidak seperti itu lagi. Saya melihat semua dari anak-anak muda hingga orang-orang tua pun memakai batik.

Alex Taghipour, Pekerja Kantoran

Ini adalah pertama kalinya saya pergi ke acara National Batik Day. Perayaan hari batik ini benar-benar menarik. Sangatlah menyenangkan melihat semua pakaian, budaya, seni dan kerajinan yang terpampang di bazaar ini. Saya juga sangat senang dengan makanan-makanan lezat yang disediakan. I love it!

Bintang