
Acara kolaborasi antara organisasi AIYA Victoria (Australia-Indonesia Youth Association) dengan PPIA Monash (Perhimpunan Pelajar Indonesia Australia) bernamakan Belajar Bersama Hari Selasa atau yang sering disingkat dengan “Ber.ba.ha.sa” merupakan salah satu program tahunan yang diadakan dalam lingkup Monash University yang terbuka untuk umum. Acara ini bertujuan khusus untuk mengenalkan salah satu dari banyaknya ragam tata Bahasa Indonesia secara menarik yang dikemas ringkas ke dalam sebuah sesi yang berdurasikan lebih kurang 1 jam.
Berbahasa kali ini bertempatkan pada salah satu kampus Monash University yang terletak di Caulfield, Victoria, yang diselenggarakan pada tanggal 25 Mei 2022 lalu. Meski tidak diadakan pada hari Selasa, acara ini tetaplah menjadi salah satu momen yang dinantikan dan disambut baik oleh para peminat Bahasa Indonesia. Hal ini tentu menjadi sebuah kebanggaan tersendiri bagi bangsa Indonesia, di mana budaya kita telah menjadi salah satu topik menarik di kancah internasional, khususnya negara Australia.
MInimnya tanda petunjuk arah menuju lokasi penyelengaraan acara adalah salah satu faktor penghambat peserta dalam menemukan tempat acara berlangsung yang akhirnya menunda mulainya acara kali ini. Namun terlepas dari semua kendala yang terjadi justru memberikan waktu luang para peserta untuk dapat mengenal satu dan lainnya serta menjadi oportunitas para peserta asing dalam berbincang-bincang dalam menggunakan Bahasa Indonesia. Panitia juga melengkapi makanan ringan khas Indonesia untuk dapat dicoba oleh para peserta sambil menunggu acara dimulai.
Pendahuluan acara

Acara dimulai dengan penjelasan singkat mengenai topik pembahasan acara kali ini yaitu pantun. Pantun adalah salah satu ragam Bahasa Indonesia yang kerap menjadi identitas pemisah dalam berbahasa, ciri khas kalimat berirama ABAB tidaklah asing bagi kita dengar, namun belum tentu bagi mereka yang tidak berasal dari Indonesia. Agar dapat mempermudah pengertian peserta akan pantun, pembawa acara menampilkan sebuah video singkat tentang penggunaan dari pantun itu sendiri.
Terlihat peserta turut berdatangan memenuhi ruangan tempat berlangsungnya acara, duduk melingkar mengitari meja besar yang tertata rapih di tengah-tengah ruangan.
Pembawa acara lalu menerangkan kegunaan dalam berpantun sebagai contoh yaitu sebagai sarana mengajukan pertanyaan dan sanggahan, sarana mengungkapkan perasaan, menjadi nasihat para pemuda, dan sekadar hiburan semata. Contoh-contoh praktikal juga diberikan untuk mempermudah pengaplikasian pantun ke dalam penggunaan sehari-hari. Penjelasan diakhiri dengan latihan kecil yang disiapkan untuk dapat dijawab bersama pada tayangan layar dalam melengkapi pantun buta tersebut.
Adu pantun seru

Namun seperti pada hakekat utama dari penyelengaraan acara ini, peserta tidak hanya diharapkan untuk dapat secara pasif mendengar dan belajar Bahasa Indonesia, namun juga dapat mempraktekannya secara langsung dengan apa yang telah diajarkan pada sesi kali ini.
Peserta yang lebih kurang berjumlah 15 orang dibagi ke dalam 3 kelompok kecil yang berjumlahkan 5 orang yang diberikan tugas dalam membuat 3 buah pantun yang bertemakan nasihat, gombalan, dan seputar acara Berbahasa kali ini. Terlihat antusias peserta terhadap acara ini, selama acara berlangsung,
Pertukaran Bahasa tidaklah lengkap jika hanya dilakukan secara searah, peserta Indonesia pun juga dapat bertukar ilmu dalam berbahasa asing terkhusus Bahasa Inggris yang sekiranya digunakan dalam sehari-hari, singkatan khas Australia atau yang juga disebut dengan Aussie Slang.
Terlihat keseruan partisipan dalam berdiskusi dan membuat pantun, diselangi canda tawa hangat saat mencoba merangkai kata-kata yang berima kedalam suatu larik puisi. Pada kali ini, partisipan diperbolehkan untuk menggunakan campuran Bahasa Inggris pada pantun yang dituliskan.
Namun, tantangan para peserta tidaklah hanya sekadar merancang dan menulis pantun, namun juga dapat mengeja dan membaca pantun yang telah disiapkan di depan regu kelompok lainnya. Pada saat ini, setiap kelompok akan diberikan kesempatan untuk bergilir dalam membacakan pantun yang bertujuan untuk dapat melatih intonasi serta pelafalan Bahasa Indonesia dengan baik dan benar.

Berikut merupakan salah satu pantun buatan salah satu kelopok peserta Berbahasa kali ini:
“Belajar Bahasa nggak pernah sia-sia…
Yang penting jangan di paksa…
Kalau mau belajar Bahasa Indonesia…
Datang sini ke Berbahasa!”
Ada pun kelompok lain menuliskan:
“Ibu siska adalah ibu ali ….
Dia adalah orang yang suka potong goose…
Kalau ke Indo jangan cuman ke Bali…
Masih banyak pulau lain yang lebih bagus…”
Terlihat dari pantun-pantun singkat yang dirancang apik oleh para peserta menggambarkan minat mereka akan budaya Indonesia dan belajar tentang Bahasa Indonesia. Tak sedikit dari mereka juga menceritakan pengalaman tak terlupakan berlibur ke Indonesia dan banyak hal positive lainnya terhadap kesan mereka terhadap negara kita tercinta.
Dengan dibacakannya seluruh pantuan yang telah dipersiapkan oleh setiap kelompok menjadi agenda akhir penutup acara pada kali ini.
Dengan terselenggaranya acara, menjadi langkah konkret kita bersama dalam menjaga hubungan baik antar negara Indonesia dan Australia serta melestarikan moral budaya lokal di kalangan muda secara internasional. Besar harapan kedua belah pihak penyelenggara agar acara seperti ini dapat dilakukan secara teratur sehingga dapat mengedukasi lebih banyak lagi orang yang tertarik belajar atau ingin mengetahui budaya-budaya Indonesia lainnya.
[…] Acara kolaborasi antara organisasi AIYA Victoria dengan PPIA Monash bernamakan Belajar Bersama Hari …, merupakan salah satu program tahunan yang diadakan dalam lingkup Monash University yang terbuka untuk umum. “Berbahasa” kali ini bertempatkan di salah satu kampus Monash University yang terletak di Caulfield yang diselenggarakan pada 25 Mei 2022 lalu. (Buset) […]