Bila bicara tentang fotografer yang sukses di Negeri Kanguru, tentu nama Ading Attamimi tidak bisa dilewatkan. Karya pria kelahiran Jakarta ini sudah banyak diakui masyarakat dari berbagai belahan dunia. Bahkan produsen kamera papan atas, Nikon, telah mengangkat Ading sebagai duta Nikon Indonesia yang pertama. Padahal, bisa dibilang rentang waktu dirinya bergelut di bidang ini masih seumur jagung. Kendatipun, kliennya tidak sembarangan, sebut saja Garuda Indonesia, Singapore Airlines, Australian Tourism Board, hingga berbagai hotel mewah di Benua Asia, Australia hingga Eropa.
Berawal dari sebuah hobi, Ading mulai memorikan gambar-gambar cantik di awal tahun 2010 dengan menggunakan kamera smartphone-nya untuk sekedar meng-update status di Instagram. Rupanya, minat terhadap fotografi semakin bertambah. Dan demi mendapatkan foto yang lebih indah, pemuda yang baru saja menginjakkan kaki di Melbourne setahun sebelumnya itu kemudian berinvestasi dengan membeli kamera DSLR pertamanya, yakni Nikon D7000. Pembelajaran mengenai teknik fotografi pun ia lakukan secara otodidak dari berbagai situs internet dan video youtube hingga akhirnya, dengan dukungan dari keluarga, pada tahun 2012 Ading memberanikan diri berhenti dari pekerjaannya di sebuah chain restaurant management untuk menjadi seorang fotografer profesional. Tinggal di Australia memberi keuntungan tersendiri baginya, sebab tak dapat dipungkiri, profesi seorang fotografer di Australia sangat dihargai dan karyanya memiliki kesempatan lebih besar untuk terekspos secara global.
Selain fotografi, pria berkarakter ramah dan rendah hati ini juga gemar berpetualang. Inilah mengapa kekayaan alam sangat mempengaruhi karya-karyanya yang bernuansa landscape/seascape.
Sebagai modal, selama 6 bulan pertama Ading memberikan jasanya secara cuma-cuma untuk menambah portfolionya. Di industri fotografi, portfolio merupakan hal yang penting. Ia pun rajin mempromosikan dirinya melalui berbagai media sosial, terutama instagram. Pemilik akun @adigattamimi ini termasuk selektif namun telaten dalam menunggah foto-fotonya. “Saya mempelajari media sosial secara mendalam, mulai dari konten fotonya, jam postingan, caption hingga hashtag yang digunakan untuk postingan sehingga bisa menarik perhatian orang untuk meng-kliknya,” ungkap Ading. Tak heran jika akun Instagram Ading diikuti oleh lebih dari 160 ribu follower.
Dalam waktu yang cukup singkat, karir fotografi alumni STIE Perbanas, Kuningnan, DKI Jakarta ini melejit pesat. Kini Ading juga menawarkan berbagai macam seminar di Australia dan Eropa. Kepada BUSET Ading sempat menceritakan bila pada awalnya tidak ada yang mendaftar untuk menghadiri seminarnya. Tapi berbeda keadaannya dengan sekarang, banyak orang yang ingin turut mendengarkan serta bertemu langsung dengan seorang Ading Attamimi. Ading mengakui seminar tersebut meruapakan salah satu medium yang kerap ia gunakan untuk menularkan hobi fotografinya sekaligus memotivasi orang lain agar pantang menyerah dalam mengejar mimpi.
Sebagai duta Nikon, Ading ingin memperkuat digital marketing di Indonesia dan menjamah pangsa pasar yang masih belum terekspos. Tidak hanya pengakuan dari produsen Nikon terhadapnya, Ading pun pernah dinobatkan dalam daftar 20 Influential Australian Traveller pada tahun 2014. Pria yang mengagumi fotografer dunia seperti Karl Taylor dan Ansel Adams ini bercita – cita untuk berkiprah dalam dunia travel fotografi dan digital marketing influencer dengan skala yang lebih besar lagi. Kisah Ading Attamimi ini kembali menjadi bukti nyata bahwa kualitas orang Indonesia dapat diperhitungkan di negeri seberang.
Nys
Foto: koleksi pribadi