Hai, sahabat BUSET!
Tanpa terasa, bulan kelima tahun ini sudah tiba, yang berarti, Hari Pendidikan Nasional (HARDIKNAS) yang jatuh pada tanggal 2 Mei setiap tahunnya, sudah tiba.
Untuk memperingati hari kelahiran bapak pendidikan nasional kita, the one and only Ki Hadjar Dewantara, yang telah dengan gagah berani memperjuangkan pendidikan negara kita ini, majalah favorit kalian telah hadir dengan lima orang berprestasi Indonesia yang karyanya sudah mendapat rekognisi dunia. Penasaran tidak? Yuk, langsung simak artikelnya!
SRI MULYANI INDRAWATI, “Superwoman“ perekonomian Indonesia
Wanita paling berpengaruh ke-2 di Indonesia versi majalah Globe Asia tahun 2007 ini sudah go international dalam bidang perekonomian. Bermula dari pekerjaan pertama beliau di US Agency for International Development, Atlanta, Georgia, sebagai konsultan, karir wanita kelahiran tahun 1962 ini melambung setelah berhasil menduduki kursi direktur eksekutif IMF, mewakili 12 negara Asia Tenggara dari tahun 2002 sampai 2004. Hebat sekali, bukan?
Lulusan Universitas Indonesia ini memiliki segudang prestasi dalam menangani perekonomian Tanah Air. Dalam waktu lima tahun menjabat sebagai menteri keuangan Indonesia di bawah pemerintahan SBY, beliau telah berhasil meminimalisir korupsi dan memprakarsai kebijakan yang mampu mendorong pertumbuhan ekonomi sebesar 6.6% pada tahun 2007.
Pada tanggal 27 Juli 2016, Sri Mulyani memenuhi panggilan Presiden Joko Widodo untuk kembali menjabat sebagai menteri keuangan, usai mengundurkan diri dari jabatannya sebagai salah satu dari tiga Direktur Pelaksana The World Bank atau Bank Dunia yang bertugas di atas 74 negara. Keputusan ini diambil beliau sebagai bentuk kepercayaan pada pemerintahan presiden ketujuh Republik Indonesia tersebut.
ANDRE SURYA, tangan ajaib dibalik film Iron Man

Hobi bermain game telah mengobarkan semangat seorang Andre Surya untuk menjadi seseorang yang sukses di bidang digital art. Rahasia keberhasilannya ini tidak lain adalah karena kebiasaan “bermain sambil belajar” yang ditekuninya sejak duduk di bangku SMP. Ya, pria kelahiran Jakarta, 1 Oktober 1984 ini belajar ilmu komputer grafis 3D secara otodidak sembari bermain game.
Mengambil langkah berani untuk meninggalkan universitas setelah kurang dari satu tahun menuntut ilmu, Andre memutuskan untuk terjun ke dunia kerja di salah satu perusahaan 3D Jakarta, dan baru setelah itu melanjutkan lagi pendidikannya di jurusan Film and Special Effects di Kanada. Kegemarannya untuk “live on the edge” ini, membuahkan sebuah posisi di Lucasfilm, salah satu perusahaan produksi film Amerika tersukses di dunia, yang didirikan oleh sutradara Star Wars, George Lucas. Beberapa karyanya telah berhasil masuk dalam deretan film box office yang di antaranya pasti tidak asing lagi di telinga kita: Iron Man, Star Trek, Terminator Salvation, Iron Man 2, dan Transformers.

Layaknya seorang warga negara yang baik, Andre pulang ke Indonesia, lalu mendirikan perusahaan Enspire Studio dan Enspire School of Digital Art (ESDA). Lembaga pendidikan ini didirikannya bersama dua orang sahabatnya untuk memajukan dunia digital art di Nusantara. Ia percaya bahwa Indonesia memiliki animator berbakat yang dapat membantu mewujudkan cita-citanya untuk menghasilkan sebuah feature film bertemakan kebudayaan Indonesia di masa mendatang.
YOW-PIN LIM, ilmuwan sukses di negeri Superpower
Pria asal Cirebon ini telah mendirikan perusahaan berbasis riset bioteknologi di negeri Paman Sam, ProThera Biologics, pada tahun 2001. Berawal dari keinginan beliau untuk menjadi seorang dokter semasa kanak-kanak, Profesor Yow-Pin Lim, dibekali ambisi, berhasil terbang ke Jerman untuk menuntut ilmu di bidang impiannya tersebut. Kesempatan belajar di universitas gratis Free University Berlin ini diambil olehnya, melihat kondisi perekonomian keluarga yang kurang baik pada masa itu.
Tujuh tahun setelah mendapat gelar kedokteran, Yow-Pin Lim beralih profesi menjadi seorang ilmuwan laboratorium yang memiliki tugas untuk menemukan sebab gangguan penyakit dan solusinya. Tidak disangka, pekerjaannya yang satu ini telah membuatnya jatuh cinta pada biokimia. Usai diangkat menjadi Asisten Profesor di Brown Medical School, ia bersama rekan ilmuwannya berhasil menemukan satu molekul protein yang memiliki peran penting dalam sistem kekebalan tubuh manusia, dan memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai obat dari penyakit akut seperti sepsis atau shock syndrome, dan penyakit almarhum ayahnya, yaitu stroke.
Melalui perusahaan riset yang didirikannya, ia berharap agar para ilmuwan yang ada dapat berkontribusi besar dalam penemuan obat penyakit-penyakit yang belum ada penyembuhannya.
JOHNY SETIAWAN, penemu planet bersejarah
Terima kasih kepada film Star Trek dan buku Alam Semesta dan Cuaca, potensi pria kelahiran 1974 dalam bidang astronomi ini dapat tergali selama menempuh pendidikan di bangku sekolah, hingga akhirnya meraih predikat summa cum laude di Keipenheuer Institute for Solar Physics Univseritas Freiburg, Jerman. Johny, astronom berdarah Indonesia ini, mampu mengharumkan nama bangsa setelah berhasil menemukan kelima belas planet ekstrasurya (di luar tata surya kita) selama tujuh tahun berkarya di institut sains di Cile dan Freiburg, Jerman.
Salah satu penemuannya, HIP 13044b, dinobatkan sebagai 10 Penemuan Sains Terbaik tahun 2010 dalam majalah TIMES. Temuan lainnya, yaitu planet TW Hydrae b, menjadi salah satu penemuan bersejarah, karena dari ratusan yang ada, temuan astrofisikawan yang gemar memasak tersebut merupakan satu-satunya planet yang mengorbit pada bintang usia muda.
Rasa penasaran terhadap bidang hukum dan ekonomi yang terus menggelitik pria yang penemuan planetnya pernah dipublikasikan di jurnal kelas dunia seperti Nature (2008) dan Science (2010) ini, menariknya untuk mempelajari bidang tersebut di Universitas Mannheim, Jerman. Tidak lupa pada tanah kelahiran, Johny Setiawan ikut campur tangan dalam dunia ilmu pengetahuan astronomi Indonesia dengan menempati bangku Ketua Umum Ikatan Illmuwan Indonesia Internasional sejak tahun 2015.
TEX SAVERIO, desainer gaun selebriti Hollywood
Pernah melihat gaun karakter Katniss Everdeen di film Catching Fire? Dan tahukah sahabat BUSET, bahwa gaun yang dikenakan aktris Jennifer Lawrence tersebut merupakan karya anak bangsa?
Tex Saverio, yang menyandang julukan “Alexander McQueen of Indonesia” ini, adalah lulusan Bunka dan Phalie Studio, dua sekolah fesyen yang ada di Jakarta. Dengan penuh percaya diri, ia berani meninggalkan bangku SMA untuk menekuni karir di bidang fashion design.
Karya dari Rio, sapaan akrab pria kelahiran Jakarta 32 tahun yang lalu ini, sudah pernah dikenakan oleh selebriti Hollywood mendunia lainnya, seperti Lady Gaga dalam majalah Harper’s Bazaar tahun 2011, dan Kim Kardashian dalam majalah Elle. Hanya dalam waktu tiga tahun setelah label Tex Saverio Prive diresmikan, busana rancangan pemenang penghargaan nasional Mercedes-Benz Asia Fashion Award 2005 ini menjadi satu-satunya karya perancang Indonesia yang berhasil tembus ke ajang bergengsi Paris Fashion Week 2013.
Terkenal dengan desain pakaiannya yang sering mendapat sebutan dramatic, theatrical, dan spectacular tersebut, Tex telah membangun citra baik fashion designer Tanah Air di mata dunia.
Nasa
Berbagai sumber