Press Release KJRI Melbourne
Dalam rangka peningkatan kerjasama Indonesia – Australia, telah dilaksanakan pertemuan pada level government to government dan Business to Business di Yogyakarta dan Jakarta pada tanggal 15 – 20 November 2015. KJRI Melbourne terus mengawal berbagai perkembangan tersebut, diantaranya dengan melakukan pendampingan kepada Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta dalam pertemuan dengan beberapa pejabat Australia sebagai berikut: 1). Menteri Andrew Robb (Minister for Trade and Investment, Australia)); 2) Minister Philip Dalidakis (Minister for Small Business Innovation and Trade, Victoria; dan 3). Mr. Harold Mitchell (Chairman Board of Australia Indonesia Center; and Melbourne Symphony Orchestra). Selain itu, Konjen RI Melbourne juga telah menjadi salah satu pembicara pada rangkaian acara The Annual Conference Indonesia – Australia Business Conference.
Dalam pertemuan Gubernur DIY dengan Minister Andrew Robb, kedua pihak optimis terhadap arah perkembangan hubungan ekonomi Indonesia Australia. Adanya komitmen kedua pemimpin negara dalam pertemuan di Jakarta tanggal 12 November terkait kelanjutan negosiasi IA-CEPA dinilai sebagai harapan baru untuk kemajuan integrasi hubungan ekonomi kedua negara.

Sehubungan dengan hal tersebut, Minister Andrew Robb menyampaikan bahwa, mengingat 75 persen pendapatan Australia adalah sekstor jasa, maka Yogyakarta dipandang sebagai provinsi yang sangat berpotensi dalam kerjasama sektor pendidikan. Gubernur DIY menyambut baik upaya peningkatan investasi Australia ke Yogyakarta, dan secara khusus menyampaikan bahwa Yogyakarta saat ini mendorong peningkatan investasi pada sektor inovasi teknologi untuk industri kreatif, serta pengembangan training IT untuk profesi sertifikasi profesi bertaraf internasional.
Selanjutnya, Gubernur juga berharap bahwa Yogyakarta dapat menjalin kerjasama Sister Province dengan negara bagian lain di Australia sebagaimana yang saat ini telah terjalin dengan Adelaide. Untuk kerjasama ekonomi, Gubernur DIY mendorong agar Australia dapat mempertimbangkan Indonesia sebagai basis produksi untuk selanjutnya menjadi hub distribusi ke negara lain di kawasan. Hal ini dikemukakan atas dasar pertimbangan biaya tenaga kerja yang lebih kompetitif serta didukung oleh posisi geografi Indonesia yang sangat strategis.
Dalam pertemuan dengan Minister Philip Dalidakis, kedua pihak berkomitmen untuk terus mendorong realisasi kerjasama Yogyakarta – Victoria berdasarkan Letter of Intent yang telah ditandatangani BKPM DIY dan Victorian Government Business Office (VGBO) pada kunjungan Gubernur DIY ke Victoria kesempatan yang lalu. Kedua pihak bahkan menyepakati untuk lebih memperluas cakupan kerjasama tersebut. Gubernur DIY menyampaikan bahwa dalam rangka memperkuat kerjasama dimaksud, Pemda DIY akan membentuk Special Task Force terdiri atas akademisi, pengusaha dan pemerintah, yang bertugas untuk menangani kerjasama Yogyakarta – Australia.
Menanggapi hal ini, Minister Philip Dalidakis menyampaikan dukungan dan menawarkan kerjasama capacity building bagi anggota tim Task Force, sesuai bidang yang dibutuhkan. Gubernur DIY mendorong agar investor dari Victoria dapat lebih berperan dalam pengembangan inovasi teknologi untuk industri kreatif di Yogyakarta. Hal ini dinilai sejalan dengan proposal kerjasama riset yang telah diajukan oleh Universitas Gadjah Mada (UGM) kepada Monash Univerisity terkait kerjasama penelitian bidang Research Innovation (dengan mekanisme kerjasama ke sektor industri). Bentuk kerjasama demikian dinilai penting untuk memperkuat kemitraan berdasarkan asas manfaat, antara pemerintah, akademisi dan sektor industri.
Dalam pertemuan dengan Mr. Harold Mitchell, Chairman Board of Australia Indonesia Center (AIC), kedua pihak menyambut baik kesepakatan kerjasama terkait pelatihan dan pertunjukan seni budaya yang ditandatangani oleh wakil kedua pihak (Sekretaris Daerah Pemda DIY dengan Direktur Australia Indonesia Center). Berdasarkan MoU tersebut, pada bulan Mei tahun 2016 Melbourne Symphony Orchestra akan menggadakan pagelaran musik di Yogyakarta, dan memberikan pelatihan musik bagi pemuda Yogyakarta. Selanjutnya, kedua pihak menyepakati untuk melakukan kolaborasi pertunjukan seni budaya di Victoria dengan menghadirkan seniman dari Yogyakarta.
Gubernur DIY mendorong kehadiran para pengusaha dari Victoria yang berkeinginan ke Yogyakarta untuk mengembangkan training bidang IT dengan sertifikat profesi bertaraf internasional. Hal ini disambut positif oleh Harold Mitchell sebagai potensi kerjasama yang akan ditindaklanjuti.
Selain penting di atas, bertempat di Yogyakarta pada tanggal 17 – 18 November 2015 juga telah dilaksanakan Konferensi Indonesia – Australia Business Council (IABC), dengan tema: “Business as Usual? A look at business in a new political environment”. Konferensi tersebut menghadirkan sekitar 180 orang peserta, dengan 30 orang pembicara dan moderator yang berasal dari kalangan pemerintah, sektor swasta, akademisi, media, civil society dan kelompok think tank dari Indonesia dan Australia.
Acara tersebut dibuka dan ditutup oleh Kris Sulisto President IABC. Hadir sebagai bagian dari pembicara pada pertemuan tersebut adalah Minister Andrew Robb, Wakil Kepala BKPM, dan Konjen RI Melbourne.
Dalam paparan Minister Andrew Robb menyampaikan bahwa meskipun saat ini Indonesia belum merupakan 10 besar mitra ekonomi Australia, namun tren pertumbuhan dalam beberapa tahun terakhir memperlihatkan adanya peningkatan yang signifikan. Hal ini didukung dengan adanya komitmen pemimpin kedua negara untuk meningkatkan hubungan ekonomi kedua negara, dengan melanjutkan proses negosiasi Indonesia Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA). Karena itu kesempatan saat ini sangat baik bagi kedua negara untuk saling melengkapi dalam berbagai sektor untuk pengembangan ekonomi tidak hanya di kedua negara, melainkan juga untuk bersama-sama saling melengkapi untuk memperluas pasar ke negara lain.
Wakil Kepala BKPM, Himawan Hariyoga menyampaikan bahwa Indonesia telah menargetkan untuk mencapai realisasi investasi dua kali lipat dalam lima tahun kedepan (2015 – 2019) yakni menjadi 3.500 trilyun Rupiah. Sehingga investasi diharapkan tumbuh 15.1 persen per tahun. Adapun lima sektor prioritas adalah infrastruktur, pertanian, industri manufaktur, industri maritim dan pariwisata. Australia sebagai investor terbesar ke-11 di Indonesia, dengan terbesar di Kalimantan (70%) dan pulau Jawa (17%), sisanya tersebar di berbagai propinsi. Selanjutnya disampaikan mengenai hal-hal yang telah dilakukan BKPM dalam meningkatkan iklim investasi di Indonesia seperti one stop service, penyelesaian permasalahan yang dihadapi oleh penanaman modal serta pemberian kemudahan dan insentif yang lebih menarik seperti tax holiday dan tax allowance serta upaya-upaya pemasaran investasi kepada dunia usaha di luar negeri. Karena itu pemerintah Indonesia mendorong investor Australia untuk meraih peluang investasi di Indonesia.


Dalam closing comments, Konjen RI Melbourne yang dalam hal ini mewakili Dubes RI Canberra menyampaikan mengenai pentingnya peningkatan hubungan people to people sebagai kunci utama peningkatan hubungan ekonomi kedua Negara. Dalam kaitan dengan ini, Konjen RI Melbourne melihat pentingnya peran IABC dan AIBC serta berbagai asosiasi bisnis dari kedua negara untuk memainkan peranan penting dalam meningkatkan hubungan B to B. Untuk itu, Konjen RI Melbourne menyampaikan ucapan terimakasih kepada Panitia dan penghargaan kepada peserta konferensi yang telah melakukan diskusi secara terbuka, dan menyatakan bahwa Perwakilan RI di Australia siap memfasilitasi demi kelancaran ekonomi antara pelaku bisnis Australia dengan Indonesia.
Di sela-sela konferensi Indonesia-Australia Business Council, Australia Indonesia Center (AIC) bekerjasama dengan Bank ANZ dan PwC telah meluncurkan sebuah tulisan yang berjudul “Succeding Together”. Tulisan ini menyoroti mengenai kekuatan bersama Indonesia Australia hendaknya saling melengkapi untuk bekerjasama mewujudkan keuntungan kompetitif bersama. Tulisan tersebut berfokus pada empat sektor yakni food processing, logistics, produk-produk hewan dan tekstil.

Selanjutnya adalah Pertemuan Australia Indonesia Business Week yang dilaksanakan di Jakarta pada tanggal 18 -20 November 2015, Delegasi ini dipimpin langsung oleh Minister Andrew Robb dan dihadiri 360 anggota delegasi dari Australia. Pertemuan dibagi berdasarkan sektor yang terdiri atas 8 sektor sebagai berikut: a .agriculture – food sustainability and partnership; b. Education – transnational skill; c. Healthcare & seniors living; d. Infstructructure urban sustainability & transport connectivity; e. Infrastructure policy & financial policy dialogue; f. Premium food and benerages; g. Resources & energy; h. Tourism.
Pertemuan bisnis Indonesia – Australia ini merupakan yang terbesar dalam dua tahun terakhir. Hal ini menunjukkan keseriusan Australia untuk menggarap potensi investasi di Indonesia. Kerjasama antar stakeholders baik pemerintah dengan swasta (AIBC, IABC, Australian Chamber of Commerce and Industry (ACCI) dan KADIN) sangat penting untuk realisasi peningkatan interaksi ekonomi kedepan. Konferensi AIBC pada tahun 2016 akan dilaksanakan di Perth pada tahun 2016.