Sejak tahun 2005, saya sudah meninggalkan Tanah Air dan tinggal di Melbourne, Australia. Terhitung sudah hampir 10 tahun saya di sini. Selama itu juga hanya sekali saya berkesempatan untuk berlebaran di Indonesia. Itupun juga bisa saya lakukan di tahun ke-delapan saya di sini.
Ada banyak hal yang saya alami selama merayakan Idul Fitri di Melbourne. Jika saya bandingkan dengan berlebaran di Indonesia, banyak pengalaman yang sama dapat saya temui di sini, namun tidak sedikit juga yang berbeda.
Bersilaturahmi Lewat Open House
Jauh dari keluarga dan sanak saudara yang biasa dikunjungi ketika Lebaran di Indonesia, pastinya aktivitas tersebut juga hilang dari daftar yang saya lakukan ketika Lebaran di Melbourne. Namun, saya harus bersyukur karena di sini banyak orang Indonesia yang saya rasa juga sama-sama rindu dengan suasana makan-makan, ramah-tamah dan bersilaturahmi ketika Idul Fitri tiba. Karena itu, seringkali saya mendapat undangan open house dari para kerabat dan kolega yang sebagian besar juga merayakan Idul Fitri di sini.
Â
Ketika Lebaran Bukan Tanggal Merah
Jika di Indonesia, kita biasa menikmati hari libur selama beberapa hari (atau beberapa minggu) setelah menunaikan ibadah puasa. Di sini, sebagian besar dari kami para umat Islam harus kembali dengan kesibukan kita masing-masing tepat ketika menyelesaikan Sholat Ied. Karena tidak seperti kalender di Indonesia yang merah di hari raya Idul Fitri, tanggal tersebut bukanlah public holiday di Australia. Oleh karena itu, aktivitas kami sehari-hari haruslah tetap berjalan seperti biasa. Ada yang harus segera bergegas ke sekolah, atau langsung melanjutkan pekerjaannya. Inilah juga yang menjadi alasan saya jarang dapat bisa pulang liburan ke Indonesia ketika Lebaran.
Â
Ied Festival Semarakkan Nuansa Lebaran
Ied Festival merupakan festival tahunan yang diselenggarakan oleh komunitas Arab di Melbourne. Inilah salah satu hiburan yang dapat saya dan keluarga nikmati saat Idul Fitri. Dalam festival ini, saya bisa mendapatkan nuansa festival Islam yang kental sekali. Selain banyaknya pilihan kuliner Arab seperti kebab, gozlem dan borek; festival ini juga menyajikan wahana-wahana layaknya yang kita temui di theme park seperti ferris wheel dan game booth lainnya.
Hiburan lain untuk istri saya pastinya adalah baazar baju-baju muslim yang jarang dapat kita temukan di sini. Bukan hanya itu saja, untuk masuk ke dalam festival ini saya tidak perlu mengeluarkan biaya sedikitpun.
Â
Ketika Lebaran (akhirnya) Tepat di Tanggal Merah
Walaupun belum diketahui tanggal pastinya, umat Islam di Australia dapat bersenang hati karena diperkirakan tahun ini Idul Fitri akan jatuh pada tanggal 18 Juli 2015 (Sabtu) dan 19 Juli 2015 (Minggu). Setelah sekian lama, akhirnya saya temui kembali Hari Raya Idul Fitri ketika weekend, sehingga saya bisa memiliki waktu bersama keluarga dan kerabat lebih lama di hari yang paling ditunggu oleh umat Islam setiap tahunnya.
Faz Fakhiyardi (ayah)
Kara Rahmamitya Anindyajati (ibu)
Keevara Amara Fazia (anak)
 Hobi:
Piknik nyari tempat – tempat yang bisa dijelajahi di Melbourne
Aktivitas Ramadhan Favorit:
Buka puasa bareng