Om Swastiastu. Liputan kali ini membawa kita ke Pulau Dewata tercinta, alias pulau Bali. Hari Sabtu petang yang mendung dan berangin tidak memadamkan semangat para pengunjung yang berbondong-bondong datang ke KJRI Melbourne. Orang Indonesia, warga Australia, orang tua maupun muda dan anak-anak kecil pun hadir tanpa terkecuali. Kurang lebih 170 orang memenuhi aula utama di KJRI Melbourne dan semua disambut oleh panitia yang nampak anggun dengan berpakaian tradisional kebaya Bali.

Drs. I Gede Marsaja, M.Ed, Ph.D, yang adalah ketua dari kelompok Mahindra Bali,
Drs. I Gede Marsaja, M.Ed, Ph.D, yang adalah ketua dari kelompok Mahindra Bali,

Acara dibuka oleh Eka yang berperan sebagai pembawa acara. Ia pertama-tama memperkenalkan Drs. I Gede Marsaja, M.Ed, Ph.D, yang adalah ketua dari kelompok Mahindra Bali, kepada para hadirin. Dalam kata sambutannya, Gede menyatakan kegembiraannya akan antusiasme khalayak ramai warga Indonesia maupun Australia, yang terbukti dengan jumlah pendaftaran hadirin yang melesat hingga 150 orang dalam kurun waktu yang sangat singkat.

Mengenai asal usul tujuan acara, dengan penuh semangat Gede memaparkan, “untuk menghidupkan budaya dari Bali, terutama bagi generasi muda Indonesia yang lahir dan besar di Australia dan jarang pergi ke Bali. ‘Soul of Bali’ kami adakan sebagai sarana untuk anak-anak muda Indonesia, untuk mengenal dan mengapresiasi budaya nenek moyangnya,” Melalui acara tersebut, Gede juga menyentuh tema dwi kewarganegaraan dengan mengajak para penonton untuk mendukung agar hal tersebut diakomodasi oleh pemerintahan RI nantinya.

29-ngeliput-soul-of-bali-6
Terlihat hadir di ‘Soul of Bali’ adalah Duta Besar RI untuk Australia, Nadjib Riphat Kesoema. Kendati sekaligus melakukan kunjungan resmi lainnya di Melbourne, namun pihak panitia merasa amat bangga atas perhatian yang diberikan. “Kami sangat menghargai Pak Dubes yang meluangkan waktu untuk mengunjungi acara kami ini. Terutama karena kami tahu betapa padatnya jadwal Pak Dubes,” tutur Gede.

Dubes Nadjib pun menyambut hadirin yang datang dengan antusias. Beliau mengambil kesempatan baik itu untuk menyampaikan pesan agar kepariwisataan Indonesia dapat digalakkan dengan lebih lagi. Dan tidak melulu hanya pulau Dewata, masih banyak lokasi pariwisata Indonesia lainnya yang tidak kalah menarik untuk dikunjungi turis mancanegara. Contohnya Pulau Komodo yang eksotis, yang terletak di Nusa Tenggara Timur.

29-ngeliput-soul-of-bali-4Sebagai pembuka, panggung ‘Soul of Bali’ diisi dengan Tarian Sekar Jagat, yang memang kerap ditampilkan sebagai awal dari serangkaian acara tradisional di Bali. Sekar memiliki arti ‘bunga’ dan jagat adalah ‘dunia’, sehingga tarian ini menggambarkan kedamaian dunia yang dihiasi oleh berbagai aneka bunga yang harum semerbak. Mahindra Bali Gamelan mengawali dengan untaian melodi yang begitu merdu di telinga, kemudian muncullah lima penari wanita dari balik tirai panggung. Satu per satu mereka turun, bak dari khayangan, dengan gemulai, lalu mengambil posisi masing-masing di panggung. Lenggak-lenggok lincah para penari seolah mengatakan betapa gembiranya mereka menyambut para tamu yang hadir pada malam itu.

29-ngeliput-soul-of-bali-5Turut memeriahkan acara pada malam tersebut adalah Tari Cendrawasih yang seakan menceritakan kehidupan burung cendrawasih ketika mencari pasangan. Tata busana yang beraneka warna dan diatur sedemikian rupa sungguh memperkuat inti dari jalan cerita tarian ini. Setiap kali cendrawasih jantan mengejar sang cendrawasih betina, kibasan dari ekornya memukau para penonton hingga tidak sedikit yang membelalakkan mata.

Sampai pada penghujung malam, legenda calonarang pun hadir untuk menutup acara. Dalam mitologi Bali, Rangda, sang ratu para leak, sangat tersinggung dan murka karena tidak ada pemuda yang sudi mempersunting putrinya. Alhasil, Rangda yang menakutkan tersebut muncul mengusik ketenangan masyarakat yang tidak bersalah. Tapi jangan kuatir, dimana ada kejahatan, percayalah bahwa kebaikan akan muncul. Barong yang menjadi simbol kekuatan baik pun tak lama muncul untuk memerangi Rangda. Lagi-lagi penampilan ini tidak mengecewakan sedikitpun. Dari awal perselisihan Rangda dan Barong, berlanjut dengan pertempuran antar keduanya, hingga pada akhirnya dimana tidak ada yang menang maupun kalah, perhatian penonton berpusat penuh pada tarian yang sangat mengesankan. Sejumlah anak-anak kecil bahkan sampai menggigil ketakutan dan mendekap pada orang tua mereka.

Kepala bidang kesenian grup Mahindra Bali, Made Rudy (kiri) bersama salah satu penari Cendrawasih, Made Utari Rimayanti
Kepala bidang kesenian grup Mahindra Bali, Made Rudy (kiri) bersama salah satu penari Cendrawasih, Made Utari Rimayanti

Kepala bidang kesenian grup Mahindra Bali, Made Rudy, cukup puas dengan pertunjukan malam itu. Meski ia berharap agar lain kali waktu persiapan yang tersedia bisa lebih banyak. “Kalau saja kami memiliki waktu persiapan yang lebih, pasti akan lebih baik hasilnya. Jalan cerita calonarang pun pasti akan bisa lebih diperinci,” tambah Made Rudy. Ia juga menyuarakan keinginan grup Mahindra Bali di masa yang akan datang untuk berkeliling ke luar kota Melbourne, misalnya daerah Frankston, Geelong dan sekitarnya untuk mengenalkan budaya Bali lebih luas lagi di Negeri Kangguru ini.

 

APA KATA MEREKA

29-ngeliput-soul-of-bali-apa-kt-mereka-veronicaVeronica (kanan)
Warganegara Australia yang berdarah campuran Indonesia-Belanda ini sangat tertarik untuk mengenalkan tarian tradisional Indonesia ke putrinya yang pandai menari. Ketika mencari-cari informasi mengenai hal tersebut, ia menemukan acara ‘Soul of Bali’ dari Google Search. “Saya dan keluarga sangat menikmati acara ini. Acara tidak terlalu besar dan justru membuat suasana sangat intim. Kami bisa melihat pertunjukan dengan jelas dari awal hingga akhir. Hal lain yang tidak kalah penting adalah acara ini sangat ramah keluarga, karena dua hal. Pertama, pemilihan waktu yang tidak terlalu larut; dan kedua harga tiket masuk sangat terjangkau, tidak seperti acara yang mirip di tempat-tempat lainnya.”

Elton
Elton

Elton (kanan)
Warganegara Australia yang datang dengan istri dan kedua anaknya ini mengaku sangat menikmati pertunjukan acara Soul of Bali. “Saya juga kagum karena pertunjukan malam ini bisa meraih perhatian penuh anak-anak yang hadir,” tambahnya. Pemilihan waktu acara yang tidak terlalu larut juga sangat ideal untuk para penonton yang sebagian besar terdiri dari keluarga dengan anak-anak yang masih belia. Ketika ditanya bagaimana ia memperoleh informasi mengenai acara ini, Elton berkata, “Kebetulan kami memang sudah akrab dengan komunitas budaya Indonesia, sebab istri saya adalah guru gamelan Jawa di University of Melbourne,” sambil menunjuk ke istrinya.

29-ngeliput-soul-of-bali-apa-kt-mereka-ida-etcIda Harding, Sri Andriani Tassam, Lina Hadiz dan Tanti Surin
Bali is the best,” demikian percakapan kami diawali. Keempat penonton yang terlihat sangat akrab ini sangat suka dan menikmati semua tarian dan permainan gamelan yang disuguhkan. Mereka juga mengatakan betapa luar biasa sinkronisitas dan kekompakan para penari. “Tidak ada duanya dengan budaya-budaya lainnya. Kami tambah bangga dengan budaya Indonesia yang ga ada matinya,” tambah Tanti. Mereka juga sangat terpesona dengan kostum warna warni berkesan glamor yang dikenakan para penari maupun pemain gamelan. “Apalagi penampilan Rangda dan Barong, pokoknya sesuatu banget deh!” Tutup mereka dengan gembira.

ih